Pasukan Rusia Operasikan “Kasatka” – Drone Repeater Sinyal yang Bisa Beraksi Sebagai Drone Kamikaze
|Bersamaan dengan kehadiran “Microbe”, drone copter kamikaze dengan kecerdasan buatan yang diklaim anti jamming, pasukan Rusia dalam operasi tempur di Ukraina juga mengoperasikan “Kasatka”, yakni drone repeater yang berperan untuk memperluas jangkauan sinyal yang dibutuhkan pengoperasian drone.
Seperti yang dilaporkan oleh Kantor Berita Rusia TASS pada 22 Januari 2025, Rusia telah mengembangkan drone Kasatka, sebuah platform relai (repeater) sinyal dengan kemampuan untuk operasi pengintaian dan ofensif. Beroperasi pada ketinggian antara satu dan dua kilometer, Kasatka dapat mengirimkan sinyal radio langsung pada jarak hingga 50 kilometer, yang memudahkan pengendalian drone copter kamikaze, seperti Microbe.
Kasatka dilengkapi dengan reflektor yang dirancang untuk meniru tanda radar drone yang lebih besar seperti Geran 2 (Shahed-136) atau Orion, yang berfungsi sebagai umpan untuk mengalihkan pertahanan udara musuh.
Nikolay Zhernov, CEO Aerofregat yang berbasis di Novosibirsk, menyatakan bahwa Kasatka (juga dikenal sebagai Killer Whale/paus pembunuh) adalah sistem multifungsi yang utamanya ditujukan untuk pengiriman sinyal. Namun, Kasatka juga dapat membawa muatan hingga 3 kilogram bahan peledak, yang memungkinkannya berfungsi sebagai drone kamikaze.
Dalam konfigurasi tersebut, Kasatka memiliki jangkauan 70 kilometer dan dapat tetap mengudara selama 40 menit hingga satu jam.
[Unboxing] Drone Repeater Rusia “Upyr” – Dibekali Perangkat Jammer Sinyal Berharga Dua Dollar
Kasatka memiliki peran yang mirip dengan ADM-160 Miniature Air-Launched Decoy (MALD) yang dikembangkan oleh Amerika Serikat, yaitu rudal umpan sekali pakai yang diluncurkan dari udara dan dirancang untuk meniru tanda radar berbagai pesawat, sehingga membingungkan pertahanan udara musuh.
Demikian pula, Rusia telah mengembangkan drone umpan, seperti Gerbera dan Parody UAV, yang dirancang untuk meniru sistem drone lainnya.
Drone umpan (decoy) seperti ini digunakan dalam operasi militer digunakan untuk menyesatkan sistem pertahanan udara musuh. Dengan mensimulasikan penampang radar pesawat atau drone yang sebenarnya, maka kehadiran Kasatka dapat menyebabkan musuh menyerang target palsu ini, sehingga menyelamatkan aset yang lebih berharga.
Selain itu, drone decoy dapat dilengkapi dengan sistem peperangan elektronik untuk mengganggu radar, komunikasi, dan navigasi musuh, yang selanjutnya mempersulit proses penargetan musuh. (Gilang Perdana)
Mampu Deteksi Kehadiran Drone FPV, Rusia Sebar 1.000 Unit Yurka Drone Detectors
drone repeater? berarti aset militer butuh sinyal (internet) min?
tak kira sinyal nya semua pake satelit min? apakah karena keterbatasan tertentu yang membuat gak setiap aset militer gabisa pake sinyal satelit?
wahh bagus juga sebenarnya drone repeater ini, coba dikembangkan versi sipil tapi lebih besar dan waktu terbang lebih lama dengan jangkauan sinyal semisal 1 kecamatan bagus sih …jadi dapet wifi gratis
Ide bagus buat di coba di Pegunungan Papua….