Janji Airbus dan BAE Systems, “Eurofighter Typhoon Terus Terbang Sampai Tahun 2060,” Tapi ada Syaratnya

Pasar penjualan jet tempur, baik keluaran baru atau bekas pakai, terbilang unik, selain erat kaitan dengan ‘sertifkat’ battle proven, pasar jet tempur juga dipengaruhi oleh komitmen dari pihak pabrikan sampai penyedia solusi perawatan untuk pasokan suku cadang. Terkhusus tentang Eurofighter Typhoon yang terbang perdana 30 tahun lalu, sempat menjadi pertanyaan besar di kalangan negara pengguna dan calon penggunanya, yakni sampai kapan produsen pesawat hasil konsorsium empat negara itu akan terus mendukung operasional Typhoon?

Baca juga: Airbus Rayakan 30 Tahun Eksistensi Eurofighter Typhoon, “Jadi Tulang Punggung Jet Tempur Eropa Sampai Tahun 2050”

Pertanyaan tersebut wajar adanya, mengingat kapasitas produksi manufaktur dirgantara Eropa kini sedang bersiap untuk kehadiran jet tempur generasi kelima atau keenam. Menjawab hal tersebut, Airbus Defence and Space (ADS) yang menaungi Eurofighter Typhoon, menyatakan bahwa Typhoon akan tetap beroperasi untuk waktu yang lama, kemungkinan hingga tahun 2060.

Seperti dikutip Bulgarianmilitary.com, hal tersebut diungkapkan oleh Airbus dan BAE Systems menanggapi pertanyaan dari media India. Alasan klarifikasi dari kedua pabrikan tersebut muncul pada saat beredar spekulasi bahwa program Tempest next-gen fighter akan menggantikan Typhoon milik Italia dan Inggris pada tahun 2040.

(Eurofighter Typhoon)

Bagi negara mitra manufaktur Typhoon – yakni Inggris, Italia, Jerman, dan Spanyol – dan operator eksternal – Arab Saudi, Oman, Austria, Qatar, dan Kuwait, tentu klarifikasi dari Airbus dan BAE Systems merupakan kabar yang sangat baik. Artinya, setidaknya selama tiga setengah dekade ke depan, untuk urusan perawatan dan peningkatan armada Eurofighter akan terus berlanjut.

Sementara India juga berkepentingan dengan jaminan tersebut, karena Eurofighter adalah penawar dalam program Medium Multi-Role Fighter Aircraft (MRFA). Menurut analis lokal, Eurofighter merupakan pesaing serius Rafale dalam tender tersebut. Pasalnya, India bisa menerima transfer teknologi yang berarti mendukung program lokal “Make in India”. Namun, menurut pendapat para ahli, Rafale masih memiliki peluang lebih baik dalam program MRFA.

Taurus disayap Eurofighter Typhoon.

Dalam penawarannya ke India, Airbus mengandalkan varian terbaru Eurofighter Typhoon Tranche 5, dalam hal ini Airbus menjamin peningkatan kemampuan yang signifikan untuk memastikan tawaran yang kuat untuk akuisisi 114 jet tempur India yang ambisius.

Tranche 5 Eurofighter hadir dengan fitur-fitur mutakhir, termasuk radar active electronically scanning array (AESA) E-Scan. Sensor canggih ini memberikan kesadaran situasional yang luar biasa dan kemampuan pelacakan target tingkat atas, yang penting untuk pertempuran udara modern. Selain itu, Eurofighter memiliki sistem pertahanan canggih dan human-machine interface (HMI)  canggih yang dirancang untuk memaksimalkan efektivitas operasional pilot.

Tolak Akuisisi F-35 Lightning II, Spanyol Pilih Fokus Pada Eurofighter Typhoon Varian LTE

Namun Airbus tidak hanya bertaruh pada pencapaian saat ini. Model Tranche 5 mengintegrasikan elemen-elemen dari paket Long-Term Evolution (LTE) yang sedang berlangsung, sebuah inisiatif yang berfokus pada peningkatan sistem misi, peningkatan antarmuka pilot, peningkatan fleksibilitas operasional, dan peningkatan kinerja mesin.

Meski sudah ada komitmen dari Airbus dan BAE Systems untuk menjamin perawatan, upgrade dan suku cadang Typhoon sampai tahun 2060, namun untuk menjaga komitmen tersebut Eurofighter Typhoon perlu mendapatkan order produksi lanjutan. Laporan PriceWaterHouseCoopers (PwC) dalam “Eurofighter Economic Impact Assessment” menyarankan “skenario pertumbuhan” dengan potensi penjualan hingga 287 pesawat baru, termasuk yang sudah dikontrak namun belum dikirimkan.

Airbus Raih Kontrak US$6,36 Miliar dari Jerman untuk 38 Unit Eurofighter “Quadriga” Typhoon

Laporan yang dirilis oleh konsorsium Eurofighter pada 9 April 2024, memperkirakan ratusan pesawat tempur serbaguna tambahan akan dijual ke negara pengekspor dan mitra konsorsium. Ini menyoroti “skenario dasar” yang melibatkan pemeliharaan armada saat ini sebanyak 680 jet di sembilan negara bersama dengan 83 unit pembelian Typhoon Quadriga dan Halcon I/II yang akan datang untuk Jerman dan Spanyol. Ini akan mempertahankan produksi selama beberapa tahun. Namun, laporan tersebut dengan jelas menyatakan bahwa “kontrak domestik dan ekspor tambahan sangat penting” untuk melanjutkan rantai produksi.

PwC memperkirakan bahwa selain pesanan 38 unit Typhoon Quadriga dan 45 unit Typhoon Halcon I/II yang telah ditetapkan, tambahan 74 negara mitra dan 130 negara eksportir penjualan akan dibutuhkan untuk mempertahankan jalur pabrik perakitan akhir di Manching (Jerman), Caselle (Italia), Getafe (Spanyol) dan Warton (Inggris). Persaingan untuk mendapatkan kontrak MRFA India diperkirakan akan ketat, namun Airbus bertekad untuk menghadirkan Eurofighter sebagai pesaing kuat dalam peperangan udara modern. (Bayu Pamungkas)

Batal Dibeli Indonesia, Eurofighter Typhoon Austria Akan Mendapatkan Paket Upgrade Besar-besaran

One Comment