Holland Class – OPV Bergaya Frigat Khas Belanda untuk Operasi di Wilayah Khusus Luar Eropa

Sebagai negara dengan sejarah maritim yang panjang, Belanda memproyeksikan kehadiran armada angkatan lautnya untuk operasi jarak jauh atau penggelaran kekuatan laut di wilayah khusus di luar Eropa. Meski tidak semasif yang dilakukan Inggris dan Perancis, Angkatan Laut Belanda juga mengoperasikan OPV (Offshore Patrol Vessel) untuk misi di seberang lautan.

Baca juga: HMS Spey P234 – OPV Pengusung Kampanye “Global Britain” Sandar di Benoa Bali

Jenis OPV yang dioperasikan Angkatan Laut Belanda (Royal Netherlands Navy) adalah Holland class, dengan jumlah empat unit yang dibangun Damen Schelde Naval Shipbuilding. Holland class dirancang untuk memenuhi tugas patroli dan intervensi terhadap lawan bersenjata ringan, seperti bajak laut dan penyelundup, meski begitu, OPV ini memiliki pengawasan elektronik dan radar dengan kemampuan lebih tinggi yang digunakan untuk stabilisasi militer dan peran keamanan.

Sebagai OPV, Holland class hadir tanpa sonar atau senjata jarak jauh, OPV ini memanfaatkan kemampuan Thales integrated mast (I-Mast 400), yang mengintegrasikan sistem komunikasi dan dua susunan radar untuk sistem pencarian udara dan permukaan.

Holland class mampu memantau target udara, seperti adanya ancaman rudal dan drone dengan jangkauan hingga 250 km, dan target permukaan dengan jangkauan hingga 70 km, berkat adopsi Thales Integrated Sensor and Communication Systems (ISCS), yang terdiri dari SeaMaster 400 air warning radar, Watcher 100 active phased-array surface detection and tracking radar (diklaim mampu mendeteksi objek kecil seperti ranjau dan periskop di permukaan laut pada jarak 40 km).

OPV ini juga memiliki tautan data tautan (data link) 11 dan 16, serta mine detection sonar dam infrared Gatekeeper/electro-optical (EO) warning system. Sistem sensor ditempatkan di tiang terintegrasi, juga disediakan oleh Thales, yang disebut I-Mast 400. Thales juga membangun sistem komunikasi satelit untuk kapal-kapal tersebut.

Meski desain Holland class mirip dengan frigat atau korvet, namun persenjataan pada OPV ini relatif ringan. Persenjataan utama dipercayakan pada meriam Oto Melara Super Rapid 76 mm dengan laju tembakan 120 peluru per menit dan jangkauan maksimum 16 km.

Persenjataan sekunder disediakan oleh autocannon Oto Melara Marlin WS 30 mm, dua Oto Melara Hitrole NT 12,7 mm dan dua senapan mesin M2HB 12,7 mm. Semua senjata tersebut dapat dioperasikan secara remote dari pusat informasi tempur.

Holland class dibekali dua meriam air (water cannon) untuk perlindungan tidak mematikan dan pemadaman kebakaran.

Untuk misi mencegat speedboat (yang lebih cepat dari OPV), disiapkan dua FRISC (Fast Raiding Interception Special Force Craft), yang mampu mencapai kecepatan lebih dari 40 knot, salah satunya terdapat di dock kecil (slipway) di buritan (di bawah helideck).

Holland class ditenagai sistem propulsi gabungan listrik atau diesel (CODELOD). Roda gigi yang diproduksi oleh RENK menggabungkan satu diesel MAN 12V28/33D dengan daya 5.460 kW (7.320 hp) dan motor listrik 400 kW (540 hp) yang menggerakkan baling-baling dengan jarak yang dapat dikontrol pada masing-masing dua poros. Motor listrik digunakan terutama untuk operasi kecepatan rendah.

Dari spesifikasi, Holland class memiliki tonase 3.750 ton, panjang 108,4 meter, lebar 16 meter dan memiliki draft 4,55 meter. OPV laksana frigat ini memiliki kecepatan 21,5 knots.dan jangkauan 9.300 km pada kecepatan 15 knots.

De Zeven Provincien Class, Frigat Rasa Destroyer Untuk Satuan Kapal Eskorta TNI AL

Holland class terdiri dari HNLMS Holland P840, HNLMS Zeeland P841, HNLMS Friesland P8842, dan HNLMS Groningen P843. Holland class dengan endurance 21 hari diawaki 52 personel, serta 39 personel untuk tugas seperti awak helikopter NH-90 atau awak medis.

Belanda tidak lagi memiliki wilayah koloni, sebagai gantinya, Belanda memiliki wilayah khusus yang disebut sebagai “municipalities” atau “special municipalities” yang terletak di luar daratan utama Belanda. Wilayah-wilayah ini termasuk Bonaire, Sint Eustatius, dan Saba di Karibia, serta Aruba, Curaçao, dan Sint Maarten di Amerika Tengah.

Wilayah-wilayah tersebut memiliki status yang berbeda-beda, beberapa di antaranya memiliki otonomi yang lebih besar daripada yang lain, tetapi semuanya merupakan bagian dari Kerajaan Belanda, yang tentunya mendapatkan perlindungan dari kekuatan militer Negeri Bunga Tulip. (Gilang Perdana)

POM Class – Lindungi ZEE Perancis di Wilayah Koloni, Inilah OPV Modern dengan Drone Intai

4 Comments