Bisa Intai Sekaligus Serang, Rusia Luncurkan Grom, Drone Quadcopter Lipat untuk Infanteri

Dari tampilan, sepertinya drone copter dengan rotor lipat ini biasa-biasa saja, tak beda jauh dengan drone komersial FPV (First Person View). Namun, drone yang diberi label Grom (Thunder), terasa menjadi istimewa, pasalnya Grom adalah drone copter produksi Rusia yang akan digunakan dalam misi pengintaian (recon) di wilayah konflik.

Baca juga: Terinspirasi Perang Ukraina, Republik Defence Luncurkan Drone Quadcopter Tempur dan Kargo

Meski disebut akan dilibatkan dalam operasi khusus Rusia di Ukraina, namun baru pada ajang Army 2023 (14-20 Agustus 2023) di Patriot Park, Moskow, drone ini diperlihatkan bentuk aslinya kepada publik. Dirancang oleh Kartsev Research Institute of Computer Systems, drome quadcopter dipersiapkan untuk mampu menemukan sasaran dan menjatuhkan munisi.

“Ini adalah drone baru dan kami mendemonstrasikan untuk pertama kalinya. Drone ini dapat dilipat hanya dengan beberapa gerakan dan mudah dimasukkan ke dalam ransel prajurit infanteri,” ujar Vitaly Dolgov, Head of the Laboratory of External Piloting and UAV Operation di Kartsev Research Institute of Computer Systems.

Ia menambahkan, bahwa perakitan dan pembongkaran drone ini hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit. Agar mudah dibawa dan diluncurkan pasukan infanteri di garis depan, Grom dibuat dengan berat hanya 4 kg (tanpa payload). Meski tidak diungkapkan berapa harga Grom, namun pihak pengembang menyebut bahwa biaya produksi drone ini terbilang rendah.

Grom saat ini terus diuji coba, salah satunya dalam persiapan di medan perang Ukraina. Dari spesifikasi, Grom dapat terbang selama 40 menit dan dapat membawa payload maksimum 4 kg, sehingga berat maksimum saat tinggal landas adalah 8 kg. Grom dapat dioperasikan sampai jarak jangkau 12 km. Untuk kecepatan, drone ini dapat berakselerasi hingga 60 km per jam.

Baca juga: Revolver 860 – Drone Quadcopter “Pembom” Mortir, Mimpi Buruk Buat Infanteri Lawan

Selain Grom, Kartsev Research Institute of Computer Systems juga mengembangkan drone recon dengan berat hanya 150 gram dan dapat terbang sejauh 10 km. (Gilang Perdana)