Atmos 2000 – Pilihan Artileri Filipina untuk Self Propelled Howitzer

Bila Indonesia mengoperasikan Self Propelled Howitzer beroda ban TRF-1 CAESAR (Camion Equipe’ d’un Syste’me d’ ARtillerie), maka pilihan Filipina rupanya beda. Dengan anggaran pertahanan yang tengah kritis, rupanya Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana telah melanjutkan kontrak pengadaan Atmos (Autonomous Truck Mounted howitzer System) 2000 155 mm buatan Soltam Systems (Elbit Systems), manufaktur persenjataan asal Israel. Dengan nilai sekitar US$47 juta, AD Filipina nantinya akan menerima dua baterai Atmos 2000.

Baca juga: Lakukan Pemanasan Jarak Jauh, 18 Unit Howitzer CAESAR YonArmed 12 Kirab Keliling Ngawi

Dikutip dari Janes.com (5/5/2020), bila kontrak lancar rencananya unit perdana Atmos 2000 akan mulai dikirimkan ke Filipina pada tahun 2022. Dua baterai (kompi) terdiri dari 12 pucuk howitzer swagerak ini menjadi jenis pertama yang dimiliki oleh resimen artileri AD Filipina. Berkalier sama persis dengan TRF-1 CAESAR yang dioperasikan TNI AD, lantas apa ciri khas dari alutsista armed produksi Israel ini?

Mulai dioperasikan pada tahun 2001, Atmos 2000 meski basisnya menggunakan kaliber 155 mm/52 NATO, namun larasnya bisa diganti untuk kaliber munisi 39 dan 45. Bahkan saat menggunakan kaliber 155 mm/45, howitzer ini dapat melontarkan munisi M-46 kaliber 133 mm buatan Rusia.

Dengan proyektil 155 mm/52 jenis Extended Range Full Bore Base Bleed (ERFB-BB), jarak tembak maksimum Atmos bisa mencapai 41 km. Sementara bila menggunakan proyektil NATO L15 high explosive, jarak tembaknya mencapai 30 km. Atmos dapat pula melontarkan proyektil jenis lama M107 High Explosive yang punya jangkauan tembak 22 km. Menggunakan platform truk Tatra 6×6, dalam sekali jalan Atmos dapat membawa 27 munisi.

Bicara tentang performa, Atmos 2000 dapat disiapkan 1,5 menit sampai dilakukan tembakan pertama. Kecepatan tembaknya dibagi dalam moda burst, rapid dan sustained. Bila moda burst digunakan, tiga proyektil dapat ditembakan dalam durasi 15 detik, moda rapid dengan lima proyektil dalam 1 menit dan moda sustained dengan lebih dari 80 proyektil dalam durasi 1 jam.

Pada prinsipnya, Atmos 2000 dapat dipasang pada jenis truk lain, menyesuaikan keinginan negara pembeli. Seperti Tatra 6×6 yang digunakan pada Atmos 2000, merupakan truk yang diprodiksi India dibawah lisensi. Tatra 6×6 punya ground clearance 0,4 meter dan dapat melewati parit selebar 0,9 meter plus mengarungi air di kedalaman 1,4 meter.

Dengan platform Tatra 6×6, Atmos 2000 dapat melaju dengan kecepatan 80 km per jam dengan jarak jelajah 1.000 km. Tatra 6×6 mengusung mesin diesel V-12 dengan 10 kecepatan transmisi mechanical gear shifting. Satu pucuk Atmos 2000 terdiri dari empat atau enam kru, termasuk dua orang loader. Seperti halnya pada TRF-1 CAESAR, saat moda penembakan, maka dua sekop stabilisasi yang dioperasikan secara hidraulik diturunkan di bagian belakang kendaraan pada kedua sisi.

Baca juga: Nexter Systems Perkenalkan CAESAR 155/52mm 8×8 dengan Platform Truk Tatra T815

Selain Filipina dan Israel, Atmos 2000 saat ini telah digunakan oleh Azerbaijan, Bostwana, Kamerun, Thailand, Rumania, Rwanda dan Uganda. Malahan Polandia berencana untuk memproduksi AHS Kryl, Atmos varian lisensi. Yang unik disini adalah Thailand, dimana Negeri Gajah Putih diketahui sebagai pengguna TRF-1 CAESAR dan Atmos 2000. (Haryo Adjie)