Pengadaan jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger II boleh dikata sebagai program pengadaan alutsista yang paling penuh liku. Setelah serangkaian pembicaraan yang melelahkan dan akhirnya sudah ‘dipastikan’ yang bakal dibeli adalah Sukhoi Su-35 Super Flanker, toh hingga kini belum ada juga kontrak pembelian yang dinanti-nanti, penantian panjang publik kini masuk babak baru (lagi) dengan tersanderanya pengadaan karena faktor offset (imbal beli) dan ToT (Transfer of Technology) yang masih belum disepakati antar Rusia dan Indonesia. (more…)
Dalam pertempuran udara jarak dekat (dogfight), terkena sengatan rudal pencari panas menjadi momok yang menakutkan bagi penerbang tempur. Untuk mengatasinya, dikenal flare yang mampu mengeluarkan panas tinggi untuk mengecoh sensor infrared pada rudal pemburu panas. Tapi lain dari itu, tebaran flare harus diakui cukup menarik perhatian, bila dilepaskan secara sistematis maka mampu memperlihatkan keindahan laksana ‘bola’ api di angkasa. Maka tak jarang dalam atraksi udara, pelepasan flare menjadi salah satu menu andalan. (more…)
Beritanya terasa subyektif, tapi harus diakui kabar tentang kalah telak J-11 (Sukhoi Su-27SK) AU Cina dari Saab Gripen C AU Thailand dalam sebuah latihan tempur jarak dekat (dogfight) telah menjadi perbincangan hangat di jagad alutsista nasional. Selain kedua pesawat yang sejatinya beda kelas, Gripen C yang awalnya dianggap underdog memang dalam proses ditawarkan ke Indonesia, sebagai pengganti F-5E/F Tiger II TNI AU. (more…)
Demam Sukhoi Su-35 Super Flanker ibarat mencapai anti klimaks, setelah beberapa kali mengalami penundaan penandatanganan kontrak, publik pendukung Su-35 di Tanah Air lantas berharap banyak pada kunjungan Kenegaraan Presiden Jokowi ke Rusia (18-20 Mei 2016). Dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin, memang disinggung mengenai kerjasama militer dan pertahanan, tapi sayangnya tidak ada pembicaraan secara khusus terkait pembelian paket Su-35. (more…)
Publik di Tanah Air kini masih menanti-nanti momen penandatanganan kontrak pembelian Sukhoi Su-35 Super Flanker. Ini bisa dimaklumi, pasalnya Menhan Ryamizard Ryacudu sudah memberi statement akan dibelinya 10 unit Su-35 untuk kebutuhan fighters TNI AU. Harus diakui simpatisan jet tempur multirole ini cukup banyak, terbukti dari tema memorabilia yang kami usung secara periodik, Sukhoi Su-35 termasuk yang paling mendapat respon tinggi. (more…)
Meski pengadaan 10 unit Sukhoi Su-35 Super Flanker telah diputuskan Kementerian Pertahanan RI, namun bukan berarti armada Su-35 bisa datang sesuai waktu yang diinginkan pihak Indonesia. Saking larisnya pesanan, manufaktur Su-35, Komsomolsk-na-Amure Aircraft Production Association (KnAAPO) harus berkonsentrasi memenuhi pesanan yang berstatus kontrak resmi, yakni dari dalam negeri Rusia, Cina dan Aljazair. Indonesia meski telah memutuskan membeli Su-35, statusnya belum melakukan penandatanganan kontrak pembelian.
Duo Sukhoi Su-27/Su-30 Skadron Udara 11 kini bisa disebut sebagai varian jet tempur TNI AU yang paling lengkap ornamen persenjataannya. Meski pengadaan beragam rudalnya tertunda hingga tujuh tahun, namun Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU relatif mumpuni dengan bekal rudal udara ke udara jarak pendek dan menengah, plus sederet nama rudal udara ke permukaan, dan yang paling gress rudal anti kapal Kh-59ME. (more…)
Disamping kecanggihan sistem navigasi, kecepatan maksimum, dan dukungan persenjataan, faktor combat radius adalah elemen penting dalam pemilihan tipe jet tempur baru TNI AU. Dengan kondisi geografis Indonesia yang begitu luas, maka jangkauan kemampuan terbang dan combat radius begitu vital dicermati. Dengan combat radius yang maksimal, maka kehadiran kekuatan udara dapat menjangkau hotspot secara optimal. Tak pelak urusan combat radius menjadi bagian dari efek deteren dari kekuatan udara. (more…)
Baru-baru ini ada pemberitaan seputar pelatihan awak personel KRI dalam mengoperasikan GPS (Global Positioning System) jammer yang berlangsung di Lantamal Surabaya, 28 – 30 Oktober 2015. GPS jammer, meski kedengaran canggih, tapi sejatinya telah diadopsi di kapal perang TNI AL sejak tahun 2010. Dan hingga kini ada sekitar 10 kapal perang Satkor (Satuan Kapal Eskorta) yang dilengkapi GPS jammer.
Pemerintah lewat Kementerian Pertahanan RI dan TNI AU telah memutuskan Sukhoi Su-35 Super Flanker sebagai pengganti jet tempur F-5 E/F Tiger II. Setelah pernyataan tersebut, lantas bagaimana dengan nasib dari Eurofighter Typhoon dan SAAB JAS Gripen NG yang terbilang gencar dipromosikan di Indonesia? Bahkan meski ada pengumuman atas ‘kemenangan’ Su-35, Lockheed Martin dengan F-16 Viper justru percaya diri menjajakan jet tempur generasi 4.5 tersebut ke Indonesia. (more…)