Urusan daya jelajah menjadi penting bagi keberadaan jet tempur TNI AU, maklum wilayah udara yang harus di-cover terbilang ekstra luas. Meski ada beberapa pangkalan (Lanud) aju untuk mendukung operasi jarak jauh, tapi dalam prakteknya menyiapkan pangkalan aju belum tentu efektif dan dibutuhkan waktu untuk segala macam persiapan guna menerima kedatangan jet tempur dari pangkalan utama.
Dalam kompetisi, tiap manufaktur sah saja berdalih bahwa produk yang diusungnya lebih canggih dan handal. Seperti dalam tender pengadaan jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger II TNI AU. Pihak Sukhoi, Eurofighter, Saab dan Dassault punya argumen dan perspektif tersendiri atas produk yang diusungnya, karena pada dasarnya baik Sukhoi Su-35 Super Flanker, Eurofighter Typhoon, JAS 39 Gripen NG dan Dassault Rafale punya sisi plus minus, alias tidak ada yang benar-benar ideal. (more…)
Dalam hal popularitas, tak ada yang menyangkal bahwa Sukhoi Su-35 Super Flanker adalah jet tempur nomer satu dan paling dinanti kehadirannya di Tanah Air. Meski ‘musim kompetisi’ belum usai, Su-35 telah melenggang bak juara, utamanya setelah TNI AU menyatakan pilihannya untuk bisa mendapatkan Su-35 sebagai jet pengganti F-5 E/F Tiger II. (more…)
Ibarat jelang Pilpres (Pemilihan Presiden) 2014 lalu, maka kontestan Sukhoi Su-35 Super Flanker bisa disebut sebagai calon paling kuat untuk memenangkan kompetisi. Tak ada yang menyangkal bahwa Su-35 adalah pesawat tempur tercanggih Rusia dengan label keunggulan multirole air superiority fighter dari generasi 4++. Lepas dari seabreg kecanggihannya, sejak awal Super Flanker ini mampu mencuri ‘hati’ publik di Indonesia. (more…)
Meski berasal dari ‘dunia’ yang berbeda, ternyata ada beberapa persamaan antar kompetitor pengganti F-5 E/F Tiger II TNI AU. Para kontestan, yakni Eurofighter Typhoon, Dassault Rafale, JAS 39 Gripen NG dan Sukhoi Su-35BM memang sama-sama mengusung twin jet sebagai dapur pacunya, kecuali Gripen yang single engine. (more…)
Sampai tulisan ini dibuat, belum juga ada keputusan final dari pemerintah Indonesia terkait pemenang tender pengadaan jet tempur pengganti F-5 E/F Tiger II Skadron Udara 14. Di sisi lain, publik pemerhati alutsista, pengambil keputusan, dan pihak user (TNI AU) telah mulai mengkristal pada ‘pilihannya’ masing-masing. Nama-nama besar seperti Sukhoi Su-35BM, Rafale, JAS 39 Gripen NG, F-16 Block 60, dan Typhoon masih harap-harap cemas menunggu putusan final dari Kementerian Pertahanan. (more…)
Dengan latar kerinduan menggebu pada kejayaan militer Indonesia di dekade 60-an, di mana saat itu Indonesia tak terbantahkan menyandang sebagai negara dengan militer terkuat di belahan Asia Selatan, membuat banyak kalangan di Tanah Air bekalangan eforia pada peralatan militer buatan Eropa Timur, khususnya asal Rusia. Segala yang ‘berbau’ Rusia begitu diagungkan. Tidak ada yang keliru dengan perspektif tersebut, pasalnya memang banyak produk alutsista besutan Rusia yang memang mumpuni, bandel dan mampu memberi efek getar.
Gara-gara sering disebut pelit untuk urusan ToT (transfer of technology), membuat pemerintah Rusia harus mengambil strategi lain agar pemasaran produk alutsista yang ditawarkan ke Indonesia bisa terus mulus, tak tergerus oleh kompetisi keras dari pemasok asal Korea Selatan, Eropa Barat dan AS yang rajin menawarkan skema ToT ke Indonesia. ToT menjadi isu yang krusial, mengingat pemerintah Indonesia telah mensyaratkan harus adanya ToT dalam tiap produk alutsista yang di impor. (more…)
5 November mendatang Indo Defence 2014 akan digelar di Kemayoran, Jakarta. Khusus pada proyek pengganti jet tempur F-5 E/F Tiger II TNI AU, para manufaktur dirgantara global sudah siap pasang kuda-kuda untuk membetot perhatian publik dan kalangan pengambil keputusan guna mendapatkan tender pengadaan jet tempur multirole generasi 4+. (more…)
Dari beragam alutsista TNI, harus diakui jet tempur Su-27SKM dan Su-30MK2 Flanker Skadron 11 TNI AU adalah yang paling banyak membetot perhatian khalayak di Tanah Air. Selain punya sosok garang dan perkasa, pesawat dua mesin besutan Rusia ini seolah menjadi ‘pelipur lara’ bagi masyarakat pemerhati persenjataan, betapa tidak, dengan mengadopsi Sukhoi Su-27/Su-30 armada jet tempur TNI AU kini mampu mengimbangi keunggulan fighter negara tetangga, khususnya F-15SG Strike Eagle AU Singapura dan F/A-18 Super Hornet AU Australia. Lewat manuver Kobra Pugacev, Sukhoi menjadi kebanggaan tersendiri dalam setiap simulasi duel jarak dekat. (more…)