Sukhoi Umumkan Produksi Su-35 Ke-100
|Drama pengadaan 11 unit jet tempur Su-35 untuk TNI AU kembali memasuki season baru pada pertengahan bulan Desember ini, setelah muncul pernyataan dari Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Verobieva, yang meminta Indonesia untuk menunggu proses produksi Sukhoi Su-35 Flanker E yang dilakukan setelah negosiasi pembelian pesawat tempur Su-35 dengan pemerintah Indonesia ditandatangani.
Baca juga: Di Bawah Bayang-Bayang Sanksi AS, Persiapan Kedatangan Su-35 TNI AU Jalan Terus
“Saya tidak dapat memastikan kapan pesawat itu akan tiba di Indonesia, karena perlu diproduksi terlebih dahulu, tetapi semoga kontraknya segera dapat dipenuhi,” kata Verobieva, dikutip dari antaranews.com (17/12/2018). Sontak saja, pernyataan Sang Dubes menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen.
Lepas dari soal ancaman sanksi dari Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA) oleh Amerika Serikat atas transaksi Su-35, ada pernyataan jauh hari sebelumnya dari Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan (Kemhan), Brigadir Jenderal TNI Totok Sugiharto, yang menyebut kontrak pembelian Su-35 telah dilakukan di Jakarta pada 14 Februari 2018.
Belakangan baru diakui, memang ada sejumlah kendala teknis pada transaksi pembelian, mulai dari pilihan komoditi barter yang akan ditawarkan sampai pada ancaman sanksi dari AS, namun antara Rusia dan Indonesia sepakat hal tersebut dapat diselesaikan pada tahun 2019.
Terlepas dari drama perjuangan akuisisi Su-35 untuk Indonesia, justru ada kabar dari Rusia, bahwa United Aircraft Corporation, aliansi perusahaan penerbangan yang menghimpun beberapa manufaktur dirgantara Rusia, telah mengumumkan produksi ke-100 Sukhoi Su-35 pada 11 Desember lalu. Dalam upacara sederhana, Sukhoi menyerahkan final batch Su-35 kepada Russian Air and Space Force. Dalam event tersebut, diserahkan empat unit Su-35 kepada AU Rusia.
Baca juga: 14 Februari 2018, Kontrak Pembelian Sukhoi Su-35 Telah Dilakukan di Jakarta
AU Rusia telah mengorder 78 unit Su-35, dan penyerahan terakhirnya memang dijadwalkan pada Desember 2018. Sebelumnya Sukhoi juga telah menuntaskan pengiriman 24 unit Su-35S kepada AU Cina. Dengan adanya ancaman sanksi dari AS kepada negara pembeli alutsista dari Rusia, pemerintahan Vladimir Putin memang terasa kesulitan memasarkan Su-35, di luar Cina sampai saat ini belum ada kontrak efektif pembelian. Sementara negara-negara seperti India, Aljazair, Mesir, Pakistan, Korea Utara, Suriah dan Kazakhstan, telah menyatakan minat pada Su-35. (Gilang Perdana)
Enggak tau harus sedih atau bahagia dengar berita ini 🙆🙆🙆
knpa hrs sedih yg jelas membahagiakan berita ini, mulai tahun 2015 sd tahun 2019 nggak bakal ada meskipun masuk SIPRI tp faktor lapangan yg menentukan gagalx SU-35, belajarlah dr lobi2 Turki belum terima S-400 tp dpt Patriot & F-35, indonesia shrs beli F-16 Super Viper & Thaad duluN br Rostec melunak di byr komiditas utk menjual SU-35 & S-300, bkn SU-35 yg d harapkan duluan Hah hhha haha hhhha
sbenarx rostec nggak mau di bayar komoditas maux pakai duit tp byr pake duit jg nggak bisa kena sanksi CATSA, lbh baik beli 48 F-16 Super Viper dg nilai offset 65% & beli Aster 30 dg nilai offset 65%, jd saran bijak saya jauhi produk rostec yg pelit offset & T.o.T, mudah rusak & overhaul d kirim ke belarus utk d perbaiki
Masalahnya klo apa2 belinya dari blok barat, akhirnya ketergantungan kita terhadap blok barat (dlm kasus ini U.S.) jadi sangat tinggi. Pasalnya selain produksi dalam negeri, mayoritas alutsista kita berasal dari blok barat. pembelian Sukhoi 27 di era Megawati itu adalah langkah pemerintah untuk mendiversifikasi alutsista. Sebagaimana kita tahu, kita sempat kena embargo pasca Timor timur yang artinya tidak bisa membeli spareparts tuk alutsista bwtan U.S. dan Eropa, jika terjadi masalah, terpaksa harus di grounded. Dgn adanya Pswt buatan Rusia itu diharapkan selain performa pswt tsb, jg menstabilkan poros pembelian alutsista yg dimana politik luar negeri sgt berperan. Utk urusan T.O.T, kita jg gak bisa selalu minta T.O.T dari pabrikan karena gak semua pabrikan mau dan dgn kendala2 tertentu. Misalkan teknologi rahasia, national interest dari negara produsen, dsb. Masih syukur kita dapet banyak di program K-FX/I-FX. Dan Sukhoi yg beroperasi di Indonesia nyatanya awet2 saja, blom pernah ada kecelakaan. Justru f-16 hibah US yg banyak masalah, mlh sampai hull loss. Lbh baik kerjasama dgn Rusia utk bikin service center di Indonesia supaya gak perlu dikirim2 keluar bwt reparasi (bkn k Belarusia, tapi ke Komsomolsk-on-Amur).
mari kita dukung CATSA berlaku selamanya buat kemandirian nasional & jd jgn harap putin ke indonesia kecuali SU-35 lancar, Hhahhha hhhha hahahhha
hhmmmmm….. Pak Mattis nya saja mengundurkan diri…. kira2 janji utk tidak me loloskan tiga lima ini masih bisa dipegang ga ya ?
klo kgk ya bakalan susah krn harus melobi ulang senat amrik 😬😬
Btw itu fotonya kok, irst nya berbentuk lonjong, biasanya bulat mulus… 😑😑 beda pabrikan beda irst ya ??
Masa br 100 unit emang perbulan brp unit kapasitas produksinya. Pesawat kecil gak kaya kapal itu wajar apa lg kapal induk
Dikira bikin pesawat seperti bikin kerupuk bung,harus zero mistake kalau mau bikin pesawat,bukan asal jadi
sok tau semuanya ente….
yg pakai yg tau itu tni bukan kalian fansboy keblinger
tni mau blok timur dan barat,jadi gak gampang diancam2 embargo.gila viver kalian noh f 16 kardus aja belum ada rudalnya.tni berpikir buat apa beli viver yg kuno dan gak ada rudalnya banyak2,mending fansboy keblinger f 16 arizona lengkapi dulu rudalnya,ya versi kismin ajalah satu f16 empat rudal,dua dekat dua jauh,lalu f 16 jadul tni diupgrade jadi blok 52 juga lalu belikan rudalnya versi kismin aja dua dekat dan dua jauh,kalau itu sudah terlaksana baru kalau mau beli viver silahkan tapi gak usah sampai 48 unit,emang mampu beli rudalnya? yg satu pesawat 4 rudal!mikir……
tni lebih tau tong mereka berpikir mending satu skuadron tapi lengkap rudalnya daripada banyak skuadron tapi gak ada rudalnya kalau ada pun sikit rudalnya.
yg gila viver kampret,apa mereka gak berpikir kok beli viver
yg ada aja masih kuno dan gak ada rudalnya kok ujuk2 beli viver 48 unit,emang itu viver mau gotong kedebok pisang?
yg realistis dong cara berpikirnya mikir………
wwkkkwwkk..😀😃…
TNI-AU sudah sangat familiar dengan sidewinder tong…mulai dari kedatangan skuadron f-5, hawk 200/209 maupun f-16…dan sidewinder sudah terbukti efektif dan akurat dipertempuran manapun…
Rudal dari rusia mungkin komplit tetapi cuma satu paket, artinya sekali tembak selesai atau habis…makanya TNI-AU tidak pernah menguji cobanya, kualitasnya juga meragukan karena kebanyakan rudal2 dari rusia itu tidak akurat…😃😁😆
changbogo, ifx , tank harimau hitam hasil nyata dr kerjasama dari blok barat sedangkan hasil nyata dr rusia tdk ada sama sekali nihiiil hahahah hhha haha
Dibayar pakai uang pun tidak akan bisa
karena bank penjamin tidak ada yang berani melawan CAATSA
turki pun akhirnya memakai rubel
itupun juga sulit karena impor Rusia ke turki sedikit
akhirnya sama aja dengan barter, atau bisa juga dengan EMAS
sok tau semuanya ente….yg pakai yg tau itu tni bukan kalian fansboy rusia keblinger tni mau blok barat tni lebih tau tong mereka berpikir mending changbogo, tank harimau hitam & ifx, kilo gagal, beriev gagal & buk pansir gagal yg di pilih Nasam II, SU-35 gagal yg di pilih F-16 SV, S-300 gagal yg di pilih aster & thaad, saran bijak dr ane bwt fanboy rusia kecewa jd WN Suriah dg begitu kalian merasa memiliki SU-35 & S-300
Eeeeeeeng….nganu ane barusan dapat info dari orang dalam di kedubes suriah kalo pengurusan suaka kesana ditutup sampai batas waktu yg tidak bisa ditentukan, karena negaranya masih berkonflik.
Sarannya suruh ngajuin suaka ke ethiopia saja….yg disana sudah punya sukhoco-35 🤷🤷🤷
algeria juga bisa jadi tujuan minggatoo …. dari enka erri ….
coz mereka juga sudah punyak S-400 dan Panstir S2 🙄
Trlalu muter Udah, Gripen aja yg lebih pasti pake Tot pula
pelit tot tapi bebas ham……
atau yg ngasih tot sikit dan ofset tapi gila ham dan gak bebas
tni: gue butuh barat dan eropa untuk natuna melawan cina.
tapi gue sangat perlu rusia untuk bungkam mulut usa dan eropa yg gila ham dan gak bebas.
lalu gue juga butuh cina karna mulah lah
jadi tni beli alutsista karna:
butuh tot
butuh bungkam yg gila ham dan gak bebas dan selalu mendikte
dan butuh banyak alutsista dari cina karna mulah lah untuk mengisi yg kosong.
salah alamat anda curhat di sini sono ke alammu JKGR & RBTH, udh terima aja kenyataanx jgn cengeng
Jng mimpi kecanggihan,tuh papua mewek nuduh ditembak pakai fosfor yg mediakan ya barat juga..
Tuh raja hamburger mulai nekan,lu kira enak ditembakin tp gak boleh nembak balik krn senjatanya bikinan barat,australia sudah lapar SDA
Klo sudah begini mending ajak perang sekalian cina biar alutsista barat datang dengan deras wkwkkwk,gak perlu bayar gratis cm siapkan pangkalan plus pion utk jadi tumbal
ngpain pula buat pangkalan asing aseng lg, tenaga kerja aseng di di indonesia byk yg protes apalgi bangun pangkalan aseng komunis yg kerjax mengurung suku uighur ke kamp & melarang natal & menangkap jema’atx, menlu aseng protes nama laut natuna utara, nggak puas dg peryataan sy mending sampeyan curhat langsung ke medsos fb panglima tni & puspen tni, lgian sy bkn siapa2 krn sy org biasa
lha dul dul….. dipitnah pake pospor, mewek nya malah kesini 😆
penyebaran hoax …. itu mah sudah masuk hukum internasional, hukum ite….
hukum ite di indonesia malah disalah gunakan, seharusnya utk melawan hoax, malah digunakan utk menakut2i masyarakat dan mengiring opini supaya membungkam kebebasan beropini…..komen dimedsos salah dikit uu ite, salah dikit uu ite 🙄
seharusnya dul…. jika dul sadar hukum, lawan hoax dengan hukum/undang2 yg berlaku…. kgk usah takut lawan manusia yg begono…. 🙄
toh menlu kita juga cekatan, mengirim surat protes ke media2 barat yg memfitnah tni……
langkah2 legal sudah diambil, ente jgn mewek mulu ah…. 😗😗
lemes aku…!
Yg pasti kita sudah berhasil dikibuli, 4thn hanya dikasi angan2😒