Replenishment at Sea: Proses Isi Bahan Bakar di Lautan Yang Penuh Tantangan

Berlangsung di Selat Bangka, pada 25 Januari lalu korvet KRI Sultan Iskandar Muda (SIM) 367 melaksanakan latihan RAS (Replenishment at Sea) dalam perjalanan menuju Pelabuhan Belawan Medan. Kapal perang ini dijadwalkan untuk mengikuti Latihan Bersama Multinasional AMAN 2017 di Karachi, Pakistan. Latihan RAS sendiri bukan sesuatu yang baru di elemen Satuan Kapal Eskorta (Satkor), Satkat (Satuan Kapal Cepat) dan Satuan Kapal Bantu (Satban), pasalnya kerjasama isi bahan bakar sembari kapal terus melaju sudah jamak dilakukan dalam mendukung jalannya operasi.

Baca juga: KRI Tarakan 905 – Kapal Tanker Produksi Lokal dengan Kemampuan RAS System

Satkor TNI AL yang berisikan armada kapal berjenis frigat dan korvet, dan Satban yang didalamnya terdapat armada kapal tanker/BCM (Bantu Cair Minyak) sudah kerap melakukan RAS. Meski identik dengan proses isi bahan bakar dari kapal tanker ke frigat/korvet, sistem RAS sejatinnya juga dapat mendukung fungsi evakuasi personel antar kapal dan pengiriman bekal logistik. Dalam misi tempur jarak jauh yang mengharuskan kapal terus melaju, penggunaan RAS menjadi suatu hal mutlak dikuasai.

Baca juga: KRI Balikpapan 901 – Kapal Tanker Tua Peninggalan Perang Dingin

Latihan RAS antar kapal cepat TNI AL.

RAS yang diterapkan oleh awak KRI SIM 367 menganut metode Alongside Connected Replenishment (CONREP). Ini adalah prosedur standar dalam metode transfer bahan bakar, bahan cair, amunisi maupun logistik padat. Kapal pemberi menjaga kecepatan antara 12 dan 16 knot . Sementara Kapal penerima mendekat disamping kapal pemberi hingga pada jarak sekitar 30 meter. Kapal penerima harus menjaga kecepatan dan arah halu agar tetap sama dengan kapal pemberi untuk menghindari bahaya tabrakan.

Dengan menggunakan gunline atau peralatan pelempar tali, dikirimkan tali pendahuluan dari kapal pemberi ataupun kapal penerima ke kapal pasangannya. Setelah tali ini diterima oleh kapal yang lain, maka akan disambung dengan tali jarak (tali dengan penanda untuk mengukur jarak) dan kabel telepon, dan juga dikirim tali untuk transfer. Sebagai pemegang kendali, maka kapal pemberi akan mengirimkan peralatan transfer dan tali-tali yang digunakan pada operasi pengisian ini.

Proses RAS antara frigat Van Speijk Class dengan KRI Arun 903.

Baca juga: KRI Arun 903 – Kapal Tanker Terbesar TNI-AL

Proses RAS antara kapal perang TNI AL dengan kapal perang dari negara lain.

Dalam metode ini juga dimungkinkan satu kapal pemberi dapat melaksanakan transfer logistik ke dua kapal penerima pada sisi kiri dan sisi kanan atau dikenal dengan multiple replenishment. Metode pengisian dari samping ini adalah operasi yang berisiko tinggi. Sebagaimana dua atau tiga kapal berjalan berdampingan side-by-side pada kecepatan dan arah halu yang sama jangka waktu yang panjang. Sebuah kesalahan kemudi sedikit pada salah satu kapal dapat menyebabkan tubrukan yang fatal, atau dapat menyebabkan putusnya selang pengisian bahan bakar yang terhubung antar kapal.

Untuk alasan ini, juru mudi yang berpengalaman dan berkualifikasi sangat diperlukan selama pengisian, dan kru di anjungan harus memberikan perhatian penuh terhadap arah halu dan kecepatan kapal, serta memperhatikan jarak antar kapal. Resiko meningkat jika sebuah kapal pemberi melayani dua kapal sekaligus. (Darmo)

5 Comments