RM70 Vampire: MLRS Terbaru Artileri Marinir TNI AL, Andalkan Platform Heavy Truck Tatra T815-7
|Sementara masih menanti kedatangan ranpur panser BTR-4M dari Ukraina, etalase alutsista Korps Baret Ungu sudah bertambah lagi dengan hadirnya RM70 Vampire yang memperkuat Batalyon Roket Resimen Artileri Marinir TNI AL. RM70 Vampire adalah varian baru dari RM70 Grad MLRS (Multi Launch Rocket System) yang selama ini sudah dioperasikan Marinir. Baik RM70 Grad dan RM70 Vampire mengusung jenis roket yang sama, yakni roket RM70 kaliber 122 mm.
Baca juga: RM70 Grad 122mm: Self Propelled MLRS Berdaya Hancur Tinggi
Jumlah RM70 Vampire yang didatangkan ke Indonesia terdiri dua baterai, dalam perspektif artileri, baterai bisa disamakan dengan satuan setingkat kompi. Dan satu baterai RM70 Grad/Vampire Marinir terdiri dari empat unit peluncur roket. Jadi yang didatangkan adalah delapan unit RM70 Vampire, memperkuat sembilan unit RM70 Grad yang kini eksisting dioperasikan. Seperti dikutip dari tnial.mil.id (10/6/2016), selain kedatangan delapan unit RM70 Vampire, Resimen Artileri Marinir juga kedatangan paket kendaran tempur pendukung baru, yakni Battalion Combat Vehicle 1 unit, Ammunition Vehicle 2 unit, Recovery Vehicle 1 unit dan Fuel Tank Vehicle 1 unit.
[Close Up Video] Penembakkan Roket MLRS RM70 Grad 120mm Marinir TNI AL
Dari informasi yang didapat, RM70 Vampire diproduksi oleh Exalibur Army Ltd, perusahaan persenjataan asal Ceko. Oleh manufakturnya, RM70 Vampire juga disebut sebagai next-generation rocket artillery system. Rancangan RM70 Vampire disasar untuk menggantikan peran RM70 Grad yang sudah diluncurkan sejak era Pakta Warsawa. Bila RM70 Grad menggunakan basis truk Tatra 813 Kolos berpenggerak 8×8, maka RM70 Vampire juga mengusung basis truk Tatra, namun jenis truk yang lebih modern dan baru, yaitu Tatra T815-7. Tatra adalah merek truk yang juga berasal dari Ceko.
Ada yang unik tentang truk Tatra T815-7, sebelumnya Korps Marinir sudah lebih dulu mengenal truk jenis ini, lebih tepatnya pada versi Tatra T815-7 MOR89. Jenis truk tersebut digunakan sebagai truk angkut berat multi peran, salah satunya digunakan sebagai kendaraan pengangkut tank amfibi BMP-3F dan BVP-2. Lebih detail tentang truk Tatra T815-7 telah kami kupas tuntas pada judul tautan dibawah ini.
Baca juga: Tatra T815-7 – Truk Angkut Berat Multi Peran Korps Marinir TNI AL
Dengan mengadopsi truk lebih modern, awak kabin RM70 Vampire kini dilengkapi proteksi dari bahaya serangan biologi dan kimia. Konstruksi perdana RM70 Vampire pertama kali diluncurkan pada Februari 2015. Seperti halnya RM70 Grad, RM70 Vampire pola peluncurannya dapat mengandalkan fire control system.
Roket
Panjang roket RM70 hampir sama dengan panjang tabung peluncur. Agar gerakan stabil, setiap roket punya empat sirip ekor. Paduan sirip dan gerak putar pelan membuat tingkat akurasi pada target cukup tinggi. Ada 3 jenis roket amunisi RM70, masih dalam koridor kaliber 122mm, ada yang berhulu ledak HE (high explosive)-fragmentation, ada roket Agat berhulu ledak kargo dengan memuat bom mini, kemudian ada roket Krizna, yakni berhulu ledak kargo yang isinya ranjau anti tank.
Setiap roket punya bobot 66 kg. Komponennya terdiri dari hulu ledak seberat 18,3 kg, lalu ada motor roket dengan double base solid propellant seberat 20,5 kg. Sisanya adalah cangkang roket. Dimensi panjang roket keseluruhan adalah 2,88 meter dan lebar rantang sirip 0,226 meter. Dengan kecepatan jelajah 2.516 meter per jam, maka jarak jangkau roket bisa mencapai 20,75 km. Saat terdetonasi, hulu ledak bisa menghamburkan 3.150 serpihan kecil baja yang terserak hingga radius 28 meter. Mau tahu seberapa besar area kehancuran dari RM70? Jika diopersikan secara tepat, dipastikan area seluas 3 hektar akan luluh lantak akibat ulah roket multi laras ini.
Yang menarik lagi, pasokan roket untuk RM70 Vampire dan RM70 Grad kini dapat diperoleh dari produksi dalam nageri. Pasalnya roket R-Han 122 mm hasil pengembangan Balitbang Kemhan sudah terbukti mampu ditembakkan dari basis peluncur RM70 Marinir.
Baca juga: Roket R-Han 122 Sukses Meluncur dari MLRS RM70 Grad Marinir TNI AL
Secara umum dari sisi peluncur, antara RM70 Vampire dan RM70 Grad tidak ada perbedaan berarti. Satu truk terdiri dari 40 peluncur roket kaliber 122 mm. Terkait dengan kehadiran alutsista baru ini, Resimen Artileri 1 Marinir melaksanakan latihan penembakkan RM70 Vampire yang akan dilaksanakan dari tanggal 12 Juni 2016 sampai dengan 30 Juli 2016, di Karangpilang Surabaya dan Karang Tekok Asembagus, dengan materi yang disiapkan yaitu Kelas Pimpinan Penembakan, Kelas Awak Pucuk, Kelas Peninjau Depan, Kelas Komunikasi dan Kelas Montir. (Haryo Adjie)
Min, bahas bmpt-72 donk. Keren bgt itu tank
Sepanjang ada rencana untuk masuk ke Indonesia, potensial banget untuk dikupas mas @Fury 🙂
Om admin…berarti perbedaan antara RM 70 sm RM 70 Vampire cm beda platform truk aja? klo kontrol tembakannya apa sudah digital sprti Astros?
@jangkrik
kalo boleh tahu, di tahun keberapa TNI AL mulai mengadopsi rudal mistral krn yang saya tahu baru di korvet sigma mulai memakai mistral dengan platform tetral.
kalo di tahun 90-an, kri kita saat itu andalkan rudal sea cat di kri kelas ahmad yani dan kelas tribal.IMHO
jadi, cuma mau tahu di kri mana di tahun 90-an memakai mistral?
@omega
Van speijk class mengganti sea cat dg mistral tipe: sinbad/2 launcher
@lesus
cuma di komentar mas jangkrik katakan di era 90-an sdh gunakan mistral.
cuma mau tw sj di kri mana krn kalo di kri kelas ahmad yani di tahun 2007 msh digunakan, IMHO
cuma apakah di tahun 90-an sea cat secara total digantikan dgn mistral?
Kontrak tahun 1992 dan sudah hadir tahun 1996 pada Fregat Van Speijk Kelas Ahmad Yani Untuk menggantikan Rudal SAM Sea Cat
Data SIPRI mengatakan pembelian Tahun 1996
Bisa anda baca pada Majalah Angkasa Tahun 2000, disitu dijelaskan bahwa, proses penggantian Sea Cat dengan Sinbad Mistral telah selesai Tahun 1997
Kemudian dilanjutkan dengan Proses Penggantian Mesin dari Mesin Uap ke Diesel Tahun 2003
tapi penggunaan mistral di kri kelas ahmad yani masih manual krn pake platform sinbad.
tapi di kri kelas tribal keburu pensiun dan mistral sepertinya tidak jadi diinstal.
thanks infonya
@omega
Seharusnya bgt, krn rudal sea cat sdh diafkir…coba saja googling foto2 van speijk class, rudalnya sdh berganti 2xsinbad/mistral.
Tapi yang bikin kebanting, van speijk class pny 2 fire control radar, sementara PKR hanya punya 1 FCR yang melayani 4 jenis senjata (kanon 76mm, mica, Millenium dan exocet)
Yg pasti tdk ada anak mas, anak tiri nanti ada anak seng dlm tubuh TNI, yg pastinya jg kebutuhan Alut Sista sesuai Restra TNI dalam pemenuhan MEF jilid 2, yg harusnya para petinggi di penerintah tdk kebayakan Rapat bertahun tahun ujung2nya tdk jadi beli, jika beli barang second..atau yg murah meriah tapi kualitas meragukan
Sekedar koreksi bung @dropzone
SA-7 Stella yang dibeli TNI-AL adalah generasi ke-1 Tahun 1970-an, belum All-Aspect, jadi hanya bisa ditembakkan ke arah butut pesawat saja, tidak bisa dari arah depan. dan kecepatannya hanya Mach 1.2
Pembelian 39 kapal terjadi tahun 1990-an, maka rudal ini termasuk KUNO.
karena di tahun itu, TNI-AL sudah mempunyai rudal MISTRAL yang All-Aspect. dan jauh lebih mumpuni
itulah alasan Jerman mengobralnya, karena dianggap sudah tua, dan menghemat BIAYA pemusnahan rudal tersebut
Terima kasih atas koreksinya, walau pun saya tidak melihat tulisan saya yang saya salin dari Indomiliter itu perlu dikoreksi alias ada yang salah, paling ya perlu ditambahkan.
Tulisan saya itu lebih menitikberatkan pada kondisi keputusan politik pemerintahan Soeharto / Orde Baru yang lebih ke pembangunan ekonomi sehingga berimbas pada anggaran pertahanan.
Dengan dana “hanya” sebesar itu, tentu dicari solusi yang tepat. Untuk menunjang kehadiran KRI di wilayah seluas NKRI tentu saja akhirnya diputuskan beli yang Obral, beserta persenjataannya.
1.550 rudal bukan jumlah yang sedikit, kan? Walau pun dianggap “kuno” dll. Toh Uni Sovyet / Rusia pernah (atau masih ya?) menerapkan “quality has a quality all its own”, kan?
Jadi, bagi saya, memang untuk menjadi ummat yang berada di tengah2 dalam memandang sesuatu itu bisa sulit kalau tanpa keterbukaan dan kelapangan jiwa.
Saya respek / hormat dgn militer (bukan militerisme negatif) yang siap sedia walau pun dibekali seadanya.
Seperti motto2 semacam :
“Tan hana wighna tan sirna” (tiada rintangan yang tidak bisa diatasi)
“Karmaye vadikarate mafalesu kadaçana”
Koreksi untuk tulisan saya sendiri, seharusnya “quantity has a quality all its own”. 🙂
Yap tepat sekali mas Errik … Merah kata Bung Karno merah Kata KKO – Putih kata Bung Karno putih kata KKO.
Letjen Hartono.
Marinir paling mantap dan paling inovatif dalam memilih alutsista,,rpg7 aja ang darat gak ada,,,klo perlu marinir beli m4 cart gustav dan rudal anti-tank kornet untuk melibas mbt musuh
min bmp-3f masih mau di tambah ka min, kalo iya mau di tambah berapa lagi min, maap keluar jalur min terimsss..!!!
Yup betul mas @Udin, akan ditambah 17 unit lagi.
Admin, mau tanya, apakah ada rencana TNI membeli MLRS berplatform rantai/tank? request dong, artikel ttg MLRS berplatform rantai/tank.hehe
Sampai saat ini tidak ada mas, semua full roda ban 🙂 Yang dibuat PT Pindad ada yang roda rantai, tapi sebatas untuk prototipe 🙂
MARINIR MEMANG CINTA MATI SAMA SENJATA RUSIA/EROPA TIMUR, MENJADIKANNYA PUNYA WIBAWA DIANTARA YG LAIN.
==========FIRST LOVE NEVER DIE==============
Opini ngawur!!
Di TNI Marinir bkn yg plg berwibawa tp yg plg dianaktirikan. Yg plg punya wibawa itu Kopassus & Kostrad
Knp plg dianaktirikan
Dari tahun 2011 Marinir sdh mengajukan proposal pembelian Igla utk modernisasi SAM menggantikan Strela tp mana realisasinx. Malahan SAM baru dari TNI AD sprt Mistral II, Starsreak & RBS70 NG yg datang duluan pdhl proposalnx lbh duluan Marinir.
Pengadaan PSU quad ZSU 23mm pngganti M1939 37mm yg pelornx sdh tdk diproduksi lagi jg tdk ads realisasinx sampe saat ini
Contoh trbaru pd gatling 7,62mm Dillon minigun. Marinir yg minta duluan tp Kostrad yg dpt porsi duluan. Marinir belakangan
RM70 Vampire itu kontrak pembelian jaman presiden SBY krn Grad sndr memang sdh tdk diproduksi lagi oleh Ceko
Betul bung @ayam jago. Semua senjata utk modernisasi marinir pesanan lama semua. Termasuk BTR4-M Dari Ukraina yg blm dateng.
Semoga sesuai visi maritime presiden skrg marinir lebih diperhatikan lagi. Tambahin RM70-vampir utk 3 Divisi. Replace SAM Strella, Tambah BMP3Fnya, tambah heli serbu Bell 412/Mi 17 dan heli serang Apache/Mi 35 biar seragam dg penerbad AD
Konon Marinir adalah yg paling setia dengan Sukarno.
Itu salah satu faktor kesatuan ini dianaktirikan di era Orba (& turunannya).
http://www.indomiliter.com/strela-si-pengejar-panas-andalan-parchim-korps-marinir/
“Masih ingat tentang 39 kapal perang eks Jerman Timur yang dibeli Indonesia pada tahun 1990-an. Dibalik pembelian borongan kapal dalam jumlah besar, nyatanya juga termasuk paket persenjataan yang melengkapi kapal-kapal tersebut. Diantaranya untuk korvet Parchim dan LST Frosch dilengkapi dengan 5.000 ton amunisi, meski dipreteli tapi bisa dibawa ke Tanah Air. Nah, yang cukup mencengangkan di paket senjata tadi juga terdapat 1.550 peluru kendali SA-7 Strela yang terbilang canggih dimasa itu.”
Banyak rumor atau pendapat beredar soal anak emas dan anak tiri. Tetapi yang pasti adalah Soeharto lebih menekankan atau fokus pada pembangunan ekonomi dan tentu saja anggaran TNI diperkecil. Semua matra terkena imbas.