Update Drone KamikazeKlik di Atas

Riwayat Bom P Series Produksi PT Sari Bahari, Berstandar Rusia yang Sukses Diekspor ke Vietnam

Dari atas ke bawah – Bom Live- P-100L, P-250L dan P-500L.

Bom latih/tajam (practice/live) P series (P-100, P-250 dan P-500) produksi perusahaan swasta nasional PT Sari Bahari, sudah lumayan dikenal netizen, terutama dari tampilan bom P series yang unik dengan desain laksana ‘tabung gas elpiji.’ Lain dari itu, P series lekat dimata, karena menjadi jenis ‘dumb bomb’ yang digunakan pada arsenal jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30 TNI AU.

Baca juga: Sukhoi Su-30 Angkatan Udara Vietnam Sukses Uji Coba Bom Latih Produksi PT Sari Bahari

Bila merujuk ke spesifikasi, bom P series adalah tipe bom udara dengan standar Rusia, terutama pada desain bom OFAB (Oskolochno-Fugasnaya Aviatsionnaya Bomba) series. Yang bila dilihat sepintas ada kemiripan antara desain bom P series buatan PT Sari Bahari dan OFAB dari Rusia, yang sama-sama kompatibel untuk dipasang pada kebanyakan penempur berstandar Rusia/Soviet.

Dari tampilan, desain bom P series memang tidak ‘semanis dipadang’ bila disandingkan dengan bom-bom berstandar NATO, yang punya desain slim. Namun, kabar ekspor bom latih P-100P dalam jumlah besar (500 unit) oleh PT Sari Bahari ke Vietnam, menjadi kejutan, pasalnya bom dengan desain ‘tabung gas’ ini masih eksis. Selain terus digunakan oleh TNI AU, pun mendapat kepercayaan untuk digunakan berlatih penerbang tempur MiG dan Sukhoi Su-30 Angkatan Udara Vietnam.

Bom P-100P dalam varian yang dikirim ke Vietnam.

Nah, rupanya ada sejarah yang menarik dalam rancangan dan produksi bom P series. Dalam perbincangan dengan Indomiliter.com, General Manager PT Sari Bahari, Putra Prathama Nugraha mengungkapkan, meski bom P series mengacu pada standar bom Rusia, namun, dalam desain dan produksinya sama sekali tidak terkait dengan pihak Rusia. Atau dalam arti lain, ini bukan sebagai bentuk dari proses transfer of technology.

TNI AU diketahui pernah memiliki bom OFAB dalam jumlah terbatas yang didatangkan semasa Operasi Trikora di era 60-an, dan sempat digunakan dalam Operasi Seroja di Timor Timur. Sementara armada Sukhoi Su-27/Su-30 Skadron Udara 11, sejak didatangkan dari Rusia, tidak dibekali dengan bom udara.

Dari lembar fakta, PT Sari Bahari melampirkan informasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada bom P series rata-rata di atas 80 persen, yang artinya dari segi material bahan baku dominan berasal dari dalam negeri, termasuk tenaga kerja yang sepenuhnya adalah warga negara Indonesia.

Bangkit Karena Embargo Militer
Rancangan dan produksi bom dari PT Sari Bahari dimotori oleh kondisi embago militer yang dialami TNI, khususnya TNI AU pada awal tahun 2000-an. Lantaran kesiapan operasional jet tempur TNI AU produksi Barat melorot drastis akibat embargo dari Amerika Serikat. Sebagai solusi. di periode tahun 2002-2003, pemerintah Indonesia mulai mendatangkan jet tempur Sukhoi series dari Rusia.

Bom P-250 sebelum dicat.

Dengan beberapa kali batch pengiriman, TNI AU akhirnya genap mengoperasikan 16 unit Su-27/Su-30. Namun, ironis baru satu dekade setelah kedatangan pesawat tempur, armada Sukhoi TNI AU mulai dipersenjatai secara layak, yakni dilengkapi dengan rudal udara ke udara jarak pendek/menengah, berikut rudal jelajah udara ke permukaan dalam berbagai jenis.

Dalam periode Sukhoi kosong tanpa ‘senjata’, Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Udara (Dislitbang TNI AU) bersama PT Sari Bahari, kemudian merancang bom P series di tahun 2005. Dengan serangkaian tahapan pengujian, akhirnya pada tahun 2007, produksi bom P-100P/L mulai berjalan. Hingga saat ini, 10.000 unit bom P-100P telah diakuisisi TNI AU dan mendapat predikat product best seller oleh PT Sari Bahari.

Baca juga: Asah Kemampuan Pemboman di Malam Hari, Pesawat Tempur TNI AU Gunakan “Bom Latih Malam” dengan Lampu LED

Bom P series terbagi dalam dua kategori, P (Practice) adalah bom latih yang akan mengeluarkan asap putih saat impact di permukaan, sementara L (Live) adalah bom tajam yang dilengkapi fuze dan bahan peledak. Antara bom P dan L, punya berat yang sama. Bom P dicat dengan warna biru, dan bom L dicat dengan warna hijau tua. (Haryo Adjie)

One Comment