Perusahaan Perancis Luncurkan “Veloce 330” – Drone Kamikaze Bermesin Turbin Jet, Siap Hadapi Aksi Jamming

Meski Perancis dikenal kampiun dengan penguasaan berbagai teknologi alutsista, namun, seperti halnya negara-negara Eropa Barat, Perancis masih terlihat ‘malu-malu’ dalam pengembangan drone kamikaze (loitering munition). Tetapi dinamika peperangan yang dinamis membuat industri pertahanan di Perancis harus bersiap dalam berbagai skenario dan kebutuhan, dalam hal ini menyiapkan armada drone kamikaze, alih-alih nantinya bergantung pada impor.

Baca juga: Analisa Puing Komponen Drone Kamikaze Iran Shahed-238, Mesin Jet dari Ceko, Chip Navigasi dan Kendali dari AS, Kanada dan Swiss

Seperti dikutip dari eos-technologie.com, perusahaan Perancis yang berbasis di Mérignac, EOS Technologie, dilaporkan berhasil meluncurkan Veloce 330, yakni drone kamikaze bermesin turbin jet. Sebagai drone kamikaze, Veloce 330 telah sukses menyelesaikan uji terbang tahap ketiga, di antaranya pencapaiannya yakni melesat dengan kecepatan lebih dari 400 km per jam, dan menempuh jarak 50 km hanya dalam 16 menit, dengan hanya menggunakan setengah tangki bahan bakarnya.

Pengungkapan ini muncul sebagai bagian dari proyek pengembangan amunisi kendali jarak jauh yang dimulai pada Mei 2022 oleh Direktorat Jenderal Persenjataan (DGA) dan Badan Inovasi Pertahanan (AID) Perancis. Proyek yang diberi nama Colibri dan Larinae ini bertujuan untuk mengembangkan amunisi yang mampu menetralkan target lapis baja di berbagai jarak.

“Veloce 330” dirancang dengan jangkauan 80 km dan daya tahan terbang selama tiga jam. Drone kamikaze ini menggunakan teknologi vertical take-off and landing (VTOL) dan dilengkapi dengan Core Generating Charge untuk melawan sistem pertahanan aktif lawan. Guna meladeni peperangan elektronika, sistem navigasi Veloce 330 tidak bergantung pada GPS dan relatif tahan terhadap aksi jamming. Sistem peperangan elektronika yang terintegrasi di Veloce 330 dikembangkan oleh TRAAK.

Selain kemampuan serangannya, Veloce 330 dapat melakukan misi intelijen berkat bola optronik yang mampu mendeteksi kendaraan hingga jarak 15 km pada siang hari dan 3 km pada malam hari. Veloce 330 dirancang untuk memastikan bahwa intervensi manusia tetap penting dalam pengambilan keputusan operasional.

Perkembangan ini menandai langkah signifikan bagi industri pertahanan Perancis, yang menunjukkan komitmen terhadap solusi inovatif dan otonom di bidang amunisi yang dikendalikan dari jarak jauh.

Sejauh ini belum diketahui spesifikasi lebih lanjut dari Veloce 330, seperti dimensi, berat drone dan payload yang dapat dibawa. (Bayu Pamungkas)

2 Comments