Kamera Termal dari Drone Akinci Berhasil Temukan ‘Titik Panas’ di Lokasi Jatuh Helikopter Presiden Iran
|Menghadapi cuaca buruk berupa kabut tebal dan salju, operasi SAR besar-besaran kini tengah digelar otoritas Iran untuk mencapai lokasi jatuhnya helikopter Bell-412 yang membawa Presiden Embrahim Raisi. Dengan tantangan alam yang berat, maka elemen pertama yang dikerahkan adalah penggunaan drone. Dan yang mengambil peran utama dalam hal ini adalah drone HALE (High-Altitude Long Endurance) buatan Baykar Makina, Turki.
Drone HALE yang dimaksud adalah Akinci, yang pelibatannya dalam operasi SAR dilakukan atas permintaan pemerintah Iran kepada Kementerian Pertahanan Turki. Dengan kemampuan terbang di berbagai kondisi dan cuaca, serta dibekali perangkat kamera thermal dan optik canggih, debut Akinci langsung menjadi perhatian besar dunia dalam misi SAR ini. Dalam 12 jam setelah jatuhnya helikopter, sekitar 200.000 orang memantau live tracking Akinci di situs Flightradar24.
Meski terbang di tengan cuaca buruk dengan visibilitas terbatas, namun tak butuh waktu terlalu lama bagi Akinci untuk mendapatkan output. Setelah terbang mengitar wilayah yang diduga lokasi jatuhnya helikopoter, citra dari kamera thermal Akinci telah mendeteksi panas dari crash site. Hasil dari thermal imaging camera Akinci, kemudian digunakan untuk memandu tim SAR darat.
Turkish AKINCI UAV is now being tracked by over 200,000 people worldwide.
It’s now been 12 hours since Iranian President Raisi’s helicopter crashed. pic.twitter.com/Zd5k5PTz6t
— Clash Report (@clashreport) May 19, 2024
Bukan perkara sulit bagi Akinci untuk meladeni operasi SAR di tengah cuaca buruk. Menyandang gelar sebagai drone HALE, Akinci mampu terbang selama 24 jam terus-menerus, dan ketinggian terbang sampai 40.000 kaki atau setara 12.000 meter.
Payload internal pada Akinci mencakup keberadaan perangkat radar multi mode AESA, antena Satcom pada bagian hidung, dan perangkat intelijen ELINT/COMINT. Dari sisi aerodinamika, sayap Akinci sudah menggunakan winglet untuk mengurangi drag dan meningkatkan gaya angkat. Akinci punya bobot masksimum saat tinggal landas 5,5 ton, sementara kapasitas persenjataan yang dapat dibawa secara eksternal hingga 900 kg dengan enam cantelan (hardpoint).
🔴 News that the Turkish “Akinci” drone discovered a hotspot, possibly belonging to the place where the helicopter crashed, and sent the information to the Iranian side.
🔴 Rescue teams moving toward crashed chopper that was carrying#IranianResistance #IRAN #RaisiHelicóptero pic.twitter.com/BTu01envBI
— Social Media Manager (@mhasnain_360) May 20, 2024
Drone Akinci (tanpa payload) telah menjalani sesi uji coba terbang di ketinggian 11.600 meter dengan endurance 25 jam 46 menit, serta menempuh jarak 7.507 km.
Akinci ditenagai dua mesin turboprop AI-450T produksi DP Ivchenko-Progress (Ukraina), AI-450T merupakan jenis mesin turbrop, dimana mesin dengan lima bilah baling-baling komposit ini punya kekuatan 750 hp. Dengan dua mesin ini, Akinci dapat terbang dengan kecepatan maksimum 361 km per jam dan kecepatan jelajah 240 km per jam. Dengan bahan bakar penuh, Akinci dengan mesin AI-450T dapat terbang sejauh 7.500 km dengan endurance selama 25 jam. (Gilang Perdana)
Arab Saudi Borong UCAV Turki Bayraktar Akinci, Disebut Sebagai Kontrak Terbesar Baykar Makina
Ternyata ada yg ambil untung dari jatuhnya heli, Turki bisa dapet botol pulpen kualitas Dronenya disaat Iran juga dianggap punya perkembangan yg pesat dalam pembuatan Drone. Apakah Drone Iran tak ada yg bisa melakukan misi seperti Drone Akinci buatan Turki ini?? Apalagi mesinnya pake buatan Ukraina lagi.
Wah harusnya Indonesia ganti kerjasama bikin pespur dg Turki aja ini, pengembangan rudal beserta mesin roket dan mesin drone dg Ukraina. Siapa tau Ukraina juga bisa bantu bikin mesin pespur dan mesin-mesin yg lain macam Mesin Kapal Permukaan dan mesin Kapal Selam.