Sisbak Mortir Berbasis Komputer “Made in Bandung,” Persingkat Perhitungan Jarak dan Koordinat Sasaran

Sebagai senjata bantu infanteri (senbanif) tembak lengkung, keberadaan mortir menjadi sesuatu yang melekat pada elemen kompi dan batalyon infanteri. Sebagai senjata yang tergolong standar, maka dapat dipastikan stok mortir dalam kaliber 60 mm dan 81 mm terbilang besar di tiga matra TNI.

Baca juga: Mortir 81mm – Mobilitas Tinggi Senjata Andalan Bantuan Infanteri

Seiring modernisasi di lini mortir, upaya pengembangan mortir jenis mekatronik (mekanik elektronik) 81 mm kini tengah dikembangkan, khususnya untuk penempatan di ranpur infanteri mekanis (Yonif Mekanis). Lain dari itu, ada upaya untuk melakukan upgrade kemampuan pada stok mortir tua yang jumlahnya melimpah di Indonesia.

Salah satunya modernisasi di lini mortir dilakukan oleh PT Hariff Daya Tunggal Engineering. Perusahaan swasta nasional yang bermarkas di Bandung ini, sejak dua tahun belakangan merintis sistem pembidik akurat pada mortir kaliber 81 mm. Bila sebelumnya seorang penembak mortir dengan sistem perhitungan manual membutuhkan waktu 30 menit untuk menentukan koordinat dan jarak sasaran, maka dengan sistem penembakan mortir berbasis komputer, proses perhitungan titik koordinat sasaran dan jarak dapat dilakukan lebih cepat dan akurat. Bagaimana caranya?

Dalam payung Battlefield Management System (BMS), satuan tembak (satbak) pucuk mortir akan terhubung dengan prajurit peninjau terdepan. Dari prajurit peninjau yang dibefkali perangkat BMS berupa radio, konsol gadget tempur dan teropong binokular, maka sasaran yang terekam dalam teropong binokular sang prajurit, elemen data yang mencakup jarak dan koordinat dapat di capture dan disalurkan ke komando atas, dan selanjutnya lini komando atas dapat memerintahkan penembakan ke satbak mortir terkait.

“Semua dilakukan secara otomatis berdasarkan input data sasaran dari prajurit peninjau terdepan. Tidak ada lagi proses hitung-hitungan matematika yang harus dikerjakan oleh prajurit di pucuk mortir, dengan demikian prajurit pengendali pucuk mortir tinggal melaksanakan loading penembakan munisi (manual-red),” ujar Adytia AM, VP Business Development PT Hariff DTE.

Sensor temperatur dan kecepatan angin.

Proses otomatisnya berlaku di penentuan koordinat yang akan menyesuaikan sudut pergerakan laras dengan jarak sasaran yang dituju. Pada elemen satbak juga dilengkapi sensor temperatur dan kecepatan angin yang data-datanya turut dikalkukasikan dalam komputer.

Sejauh ini prototipe sisbak mortir berbasis komputer lansiran PT Hariff DTE telah mendapatkan sertifikasi dari Dislitbang TNI AD. Tahapan berikutnya, mortir lama dengan kemampuan baru ini akan diajukan dalam proses first article dari Kementerian Pertahanan sebagai syarat layak industri. Uji penembakan mortir berbasis komputer ini dijadwalkan akan dilakukan pada Oktober 2019.

Prajurit peninjau depan yang dilengkapi perangkat BMS dan teropong binokular.

Baca juga: Dislitbangad dan PT Pindad Tampilkan Mortir Mekatronik 81mm

Selain mortir kaliber 81 mm, jenis mortir kaliber 60 mm juga dapat di setting dengan teknologi komputerisasi ini, hanya diperlukan penyesuaian pada tabel jarak. (Haryo Adjie)

11 Comments