Perpanjang Usia Pakai CN-235 220, AU Malaysia Lakukan Service Life Extention Program
|Di tengah hiruk pikuk berita pengadaan alutsista, terselip kabar baik datang dari PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Memang bukan tentang kontrak pembelian, tapi BUMN Strategis ini ternyata sudah 20 tahun menyerahkan produk andalannya CN-235 220 kepada AU Malaysia (RMAF). Dan dari pernyataan petinggi RMAF di ajang LIMA 2019, tersebut bahwa pihak pengguna menyatakan puas atas kinerja pesawat angkut sedang twin engine ini.
Baca juga: Terungkap! Inilah Desain CN-235 220 Gunship dari PT Dirgantara Indonesia
Seperti diketahui AU Malaysia sampai saat ini mengoperasikan 6 unit CN-235 220, yang unit pertamanya diserahkan PT DI pada tahun 1998. Dikutip dari siaran pers PT DI (27/3), di LIMA 2019, memberikan Certificate of Completion dan Certificate of Competent kepada Royal Malaysian Air Force (RMAF) dalam Rewiring Program untuk pesawat CN235-220 buatan PT DI yang telah diserahterimakan pada tahun 1998 dan 1999.
Bila selama ini Indonesia dominan mengharapkan ToT (Transfer of Technology) dari pihak luar negeri, maka dalam Rewiring Program ini PTDI justru yang memberikan ToT kepada costumer sebagai kerja sama antara PTDI dengan RMAF.
Pesawat CN-235 220 yang saat ini digunakan oleh RMAF telah memasuki usia 20 tahun. Untuk dapat memperpanjang usia pesawat tersebut hingga 15 tahun kedepan, Sub Direktorat Services PT DI melakukan Service Life Extention Program (SLEP), adapun kegiatannya mencakup: (1) Structure Inspection; (2) Rewiring/Harnesses; dan (3) Replacement of Obsolescence Equipment.
SLEP untuk RMAF ditargetkan akan berlangsung selama 2 (dua) tahun, yaitu sebanyak 3 (tiga) unit pesawat CN235-220 versi military transport dilakukan pada tahun 2019 dan sebanyak 4 (empat) unit pesawat CN235-220 dilakukan pada tahun 2020. Proses SLEP akan dilakukan di Malaysia, dalam hal ini PT DI akan mengirimkan tim teknis ke Malaysia.
Selain untuk RMAF, saat ini PTDI juga sedang melakukan aktivitas SLEP untuk costumer di Uni Emirat Arab dan ditargetkan kedepannya untuk Brunei Darussalam, Korea Selatan dan Thailand. PT DI juga memberikan Certificate of Competent kepada 17 engineers dari RMAF yang telah berpartisipasi dalam Rewiring Program.
Baca juga: CN-235 220 MPA TNI AL – Sempat Dikira Antena ESM, Ternyata…..
“Melalui program ini, PT DI diharapkan dapat terus menjaga kapabilitas, mempertahankan kompetensi dan kelaikan pesawat tersebut secara berkelanjutan. Pada Rewiring Program kita bisa mengirim engineer kita ke negara costumer, sehingga pengerjaannya dapat diselesaikan disana,” jelas Elfien Goentoro, Direktur Utama PT DI. (Haryo Adjie)
lengkapi juga dengan EJECK KAT HANGGAR ha ha ha😁😁😁
>>>Dan dari pernyataan petinggi RMAF di ajang LIMA 2019, tersebut bahwa pihak pengguna menyatakan puas atas kinerja pesawat angkut sedang twin engine ini<<<
Kok bisa ya kalo petinggi matra udara yg lama malah jelek-jelekin kinerja pt.di dan katanya perfoma cn-235 minor 🙆🙆🙆
Memang jelek banyak pesanan yang out of target due datenya.
kesalahan di pemesan, meskipun kontrak awal sdh ditandatangani, tidak akan dikerjakan sampai kontrak efektif (semua pembayaran beres) ditanda tangani juga.
kontrak awal th.2003, tapi kontrak efektif ditandatangani th.2010, maka pekerjaan dihitung mulai th.2010
sama dengan sukhoi.
Tapi nyatanya setelah pergantian jabatan, hubungan AU dan pt.di makin mesra tuh 🤗🤗🤗
Lha wong korea atau malaysia yg pengguna cn-335 aja puas dg kinerja after sales servise pt.di kok 🙆🙆🙆