Pakistan Gabung ke Program Jet Tempur Stealth KAAN (Turki), India Berpotensi Kebut AMCA
|Pakistan tentu menyadari bahwa industri penerbangannya kalah unggul dibandingkan India. Saat India menggulirkan program jet tempur generasi kelima – Advanced Medium Combat Aircraft (AMCA) pada tahun 2010, praktis Pakistan tak bisa berkutik selain harus merapat ke Cina untuk mengembangkan produksi jet tempur generasi keempat JF-17 Thunder. Namun, pengembangan jet tempur generasi kelima KAAN yang diusung Turki, boleh jadi akan memicu percepatan program AMCA.
Baca juga: Pakistan dan Azerbaijan Bergabung dalam Program Jet Tempur Stealth (Turki) KAAN
Lantaran tak bisa menandingi India dalam penguasaan teknologi dirgantara, maka Pakistan mengambil ‘by pass’ dengan bergabung ke dalam program pengmbangan jet tempur generasi kelima Turki – KAAN, yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI). Langkah strategis Pakistan (bersama Azerbaijan) rupanya telah memicu kewaspadaan New Delhi, pasalnya KAAN sudah jauh lebih siap ketimbang AMCA.
Bila AMCA masih dalam pematangan desain dan mockup, sebaliknya KAAN sudah sukses uji taxii dan telah diluncurkan oleh Presiden Turki Erdogan, bahkan rencananya KAAN akan memulai uji terbang perdana pada 27 Desember 2023.
Melihat fakta KAAN yang lebih siap terjun ke pasar, dan bergabungnya Pakistan dalam program KAAN, mendorong India untuk mengambil langkah strategis terkait AMCA. Dalam rapat bersama parlemen, Kementerian Pertahanan India mengusulkan dibukanya peluang strategic partners dengan pihak lain, dalam hal kerja sama dengan negara lain untuk mengembangkan AMCA.
Seperti diketahui, pengembangan jet tempur generasi kelima dengan teknologi stealth membutuhkan biaya besar, dan ketika biaya tersebut dapat dipikul bersama dengan negara lain maka akan meringankan dari aspek biaya pengembangan, ditambah adanya peluang pembelian dari negara partner. Seperti dalam kasus F-35 atau KF-21 Boramae, besarnya jumlah pesanan akan berpengaruh pada harga jual per unit pesawat tempur.
AMCA adalah program India untuk mengembangkan jet tempur stealth multirole generasi kelima untuk Angkatan Udara India dan Angkatan Laut India, yang juga akan mencakup pengembangan lanjutan ke jet tempur generasi keenam.
Desain AMCA dilakukan oleh Aeronautical Development Agency (ADA) dan Defense Research and Development Organization (DRDO). AMCA nantinya akan diproduksi oleh Hindustan Aeronautics Limited (HAL), dan perusahaan swasta India. Biaya pengembangan AMCA diperkirakan sekitar ₹15.000 crore (setara US$2 miliar).
Pada Februari 2023, DRDO telah menyelesaikan desain AMCA dan sedang menunggu “Critical Design Review'”, yang merupakan tinjauan teknis untuk memastikan bahwa sistem pesawat dapat dilanjutkan ke fabrikasi, demonstrasi, dan pengujian, serta dapat memenuhi persyaratan kinerja.
AMCA dirancang sebagai jet tempur satu kursi dan bermesin ganda. AMCA Mark 1 akan dilengkapi dengan teknologi generasi 5.5 dan AMCA MK2 akan memiliki peningkatan teknologi generasi ke-6 secara bertahap.
AMCA dimaksudkan untuk melakukan banyak misi termasuk misi Supremasi Udara, Serangan Darat, Suppression of Enemy Air Defenses (SEAD) dan misi Peperangan Elektronik (EW). Dalam stategis jangka panjang AMCA dimaksudkan untuk menjadi pengganti untuk pesawat tempur superioritas udara Sukhoi Su-30MKI, yang merupakan tulang punggung pesawat tempur AU India saat ini.
Dari spesifikasi, AMCA punya panjang 17,6 meter, lebar bentang sayap 11,13 meter dan tinggi 4,5 meter. AMCA punya berat kosong 12.000 kg dan berat maksimum saat tinggal landas 25.000 kg. Dalam sekali terbang, AMCA dapat membawa 6,5 ton bahan bakar.
AMCA ditenagai mesin jet 2 × General Electric F414-INS6 afterburning turbofan. Tentang mesin, ada opsi untuk menggunakan mesin buatan Safran, Perancis. AMCA dapat melesat maksimum Mach 2.15 dan terbang sejauh 3.240 km – serta radiud tempur hingga 1.620 km. Jet tempur generasi kelima ini dapat terbang sampai ketinggian 20.000 meter.
Dari aspek persenjataan, AMCA akan dipasangkan kanon internal GSh-23 kaliber 23 mm. Sementara payload senjata total mencapai 6,5 ton – terbagi untuk payload internal (weapon bay) 1,5 ton dan payload eksternal 5 ton.
Sebagai wujud komitmen pada adopsi persenjataan produksi dalam negeri, AU India memastikan akan mengakuisisi tujuh skadron tempur AMCA MK 1 dan MK 2. Lepas dari itu, perlu dicatat bahwa AMCA baru dalam tahap critical design review, sementara KAAN yang disokong Pakistan, sudah akan terbang perdana pada akhir Desember mendatang. Sehingga bukan tidak mungkin justru Pakistan yang lebih dulu nantinya mengoperasikan jet tempur stealth ketimbang India. (Bayu Pamungkas)
Tidak mungkiiiiinnn…. Pakistan tu negara bangkrut. Inflasi 31%. Utang luar negerinya mengerikan mencekik seleher. Nilai tukar Rupeenya terjun bebas ke dasar palung. Investor pada minggat. Pakistan itu pasien akutnya IMF. Kalau Azerbaijan saya percaya, minyak bumi dan gasnya melimpah. Yah, Pakistan tu mirip2 dg kita, duit gak ada tapi doyan barang2 mahal. Ya utang/ngreditlah, diajari oleh negara.
Turki seperti Cina produktif sekali buat copyan senjata2 dari barat tapi berhasil dan itu meningkatkan kemampuan pertahanan drastis, dan punya nilai ekonomis tinggi buat devisa negara, bagusan memang kita nge group dengan Turki untuk transfer teknologi secara fakta teknologi Turki dominan dari barat, buat rudal, drone, kapal selamnya berdarah Jerman jawara laut WW2 lagian sptnya Turki tak pelit teknologi, SDA kita melimpah buat back up, teknologi kapal permukaan kita dah kuasai paling tinggal di pernak pernik elektronik saja, luas lahan pangan Indonesia melimpah yg dekade kedepan jadi barang supermahal incaran orang karena manusia beranakak pinak amat pesat butuh makan, kurang apalagi untuk disegerakan kemampuan pertahanan Indonesia buat pagari semua sisi NKRI.
KAAN, udah generasi 5. Sudah pakai IWB.
Kita mah santai, Belanda masih jauh lanjut KFX ok tak lanjut apa boleh buat paling gampang salahkan saja pemerintah sekarang jika gagal toh sptnya memang tak begitu niat dan minat karena sudah tahu cuma dapat apa mungkin cuma bisa terbang saja buat parade, tapi misal nekat rekayasa sendiri sekarang tentunya tak akan menyesal juga kelak dari pada tidak sama sekali, bakalan ketinggalan terus dan jadi penonton dan pembeli saja.
Wah bakal bnyk produk baru di kelas 4.5 ada KFX, KAAN dan AMCA disamping merk yg sudah ada..
India banyak nuntun tapi kurang dalam pendanaan. Beruntung Indonesia sudah join dg Korea garap KFX. India sempat join dg Rusia dalam pengembangan lanjut Su-57/AMCA. Masalahnya India terlalu menuntut pengembangan pespur yg betul-betul canggih macam F-22 dan F-35 yg menitik beratkan pada kemampuan Stealth dan kemampuan berbagi jaringan. Sekarang ketika negara-negara militer besar sudah menjalin kerjasama dg negara lainnya. Jepang dengan Eropa, Turki dg Pakistan, Korsel dg Indonesia. USA, Rusia dan China udah maju sendiri aja. Israel belum tentu bakalan tertarik kalo diajak India. Praktis India cuman menyisakan Brazil dan mungkin Mexico. Kalo Malaysia mungkin susah ya.
Yah, paling beli lisensi Su-57 lagi dg spareparts dari campuran lagi kayak Su-30MKI.
hmmm, kayaknya lebih tokcer ini deh timbang kfx, kalau ternyata memang lebih tokcer ini lalu indonesia mampu untuk beralih ke proyek ini mending ke proyek ini saja