Update Drone KamikazeKlik di Atas

VA-111 Shkval – Torpedo dengan Solid Fuel Rocket Engine, Melesat 370 Km Per Jam, Mimpi Buruk Buat AS dan NATO

Selain torpedo bertenaga nuklir Poseidon, sejatinya masih ada jenis torpedo produksi Rusia yang masih dipandang misterius oleh Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Meski berstatus torpedo taktis di kaliber standar 533 mm, nama VA-111 Shkval tak pelak membuat armada AS dan NATO tak bisa tenang, pasalnya jenis senjata bawah air ini punya keunggulan komparatif yang sangat mengancam, sementara akses intelijen AS an Barat masih terbatas atas kemampuan torpedo yang bisa melesat bak roket tersebut.

Baca juga: Stop Press! Rusia Uji Coba Perdana Torpedo Nuklir Poseidon Musim Panas 2023

Kecepatan Shkval tak pelak menjadi momok tersendiri bagi Barat, kecepatan maksimum Shkval yang mencapai 200 knots (370 km per jam), atau setara kecepatan kereta peluru di Jepang, jelas membuat armada AS dan NATO ketar-ketir, sementara pasokan informasi intelijen masih terbatas pada torpedo yang dirancang oleh NII-24 research institute dan diproduksi Tactical Missiles Corporation, Rusia.

Torpedo Shkval dapat mencapai kecepatan yang sangat tinggi karena menggunakan teknologi supercavitation. Supercavitation adalah fenomena di mana gelembung udara besar dibentuk di sekitar torpedo, mengurangi hambatan hidrodinamis yang dihadapi torpedo saat bergerak di bawah air.

Proses supercavitation dimulai dengan menghasilkan gelembung udara di sekitar hidung torpedo. Ketika torpedo Shkval bergerak pada kecepatan tinggi, cairan di sekitar hidung dipaksa dibuang ke samping dan menciptakan zona hampa udara di depannya. Gelembung udara yang terbentuk ini menyebabkan bagian depan torpedo mengalami separasi dari air, menciptakan ruang kosong atau kavitas. Kavitas ini adalah apa yang disebut “superkavitas,” yang memungkinkan torpedo “meluncur” di atas air tanpa mengalami gesekan besar yang umumnya dialami oleh torpedo konvensional.

Dengan demikian, supercavitation pada Shkval mengurangi hambatan dan memungkinkan torpedo Shkval bergerak pada kecepatan yang jauh melebihi torpedo lainnya. Kecepatan tinggi ini memungkinkan torpedo mencapai target dengan sangat cepat, mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan memberikan sedikit waktu bagi target untuk bereaksi atau menghindar.

Supercavitation juga memberikan manfaat tambahan dalam hal menghindari sistem pertahanan anti-torpedo yang berbasis sonar. Karena torpedo Shkval bergerak di atas air, gelombang akustik yang dihasilkan oleh torpedo jauh lebih sedikit dibandingkan torpedo konvensional yang bergerak di dalam air, sehingga sulit dilacak oleh sensor sonar kapal permukaan.

Torpedo Shkval menggunakan tenaga pendorong yang disuplai oleh mesin roket dengan bahan bakar padat (solid-fuel rocket engine). Dalam mesin roket bahan bakar padat, bahan bakar dan oksidator telah dicampur dan dikompres dalam bentuk padat. Ketika mesin roket diaktifkan, bahan bakar padat dibakar secara eksotermik untuk menghasilkan gas yang menghasilkan dorongan dan dikeluarkan melalui nozel di belakang torpedo. Dorongan ini memberikan tenaga pendorong yang kuat untuk memajukan torpedo dengan kecepatan yang tinggi.

Penggunaan mesin roket bahan bakar padat memungkinkan torpedo Shkval mencapai kecepatan supercavitating yang sangat tinggi, karena dorongan yang dihasilkan dari mesin roket padat lebih besar dibandingkan dengan mesin roket cair dengan ukuran yang serupa. Dengan demikian, torpedo Shkval mampu mencapai kecepatan yang luar biasa dalam waktu yang sangat singkat.

Desain supercavitating adalah kunci untuk mencapai kecepatan yang luar biasa pada torpedo Shkval, yakni mencapai 370 km pe jam. Sebelum mencapai kecepatan maksimum, Shkval terlebih dahulu melesat pada launch speed (kecepatan luncur) – 50 knots (93 km per jam). Bagaimana supercavitating  dapat terbentuk pada Shkval? Akan kami kupas pada artikel selanjutnya.

Dari spesifikasi, torpedo Shkval dengan pemandu GOLIS autonomous inertial guidance, punya panjang 8,2 meter, diameter 533 mm, dan berat total 2,7 ton. Sementara berat hulu ledaknya 210 kg, yang dapat diisi hulu ledak konvensional atau nuklir.

Dimiliki oleh Iran?
Bayangkan malapetaka yang ditimbulkan oleh torpedo dengan keepatan 370 km per jam. Di luar Rusia, Iran disebut-sebut telah mengoperasikan jenis torpedo ini. Oleh para analis Barat, Iran dianggap dapat menggunakannya untuk melawan kapal permukaan AS di Selat Hormuz dan wilayah Timur Tengah lainnya. Rusia, di sisi lain, mungkin menimbulkan ancaman bagi kepentingan AS di Laut Hitam dan banyak lokasi global lainnya.

Baca juga: Cina Rancang Torpedo Bertenaga Nuklir ‘Disposable’ dengan Hulu Ledak Konvensional, Jelajah Hingga 10.000 Kilometer 

Meskipun kecepatannya sangat mengesankan, torpedo Shkval juga memiliki beberapa keterbatasan, seperti jarak operasi yang relatif pendek – jarak tembak efektif hanya 7.000 meter dan baterai dengan masa pakai terbatas karena konsumsi daya yang tinggi saat berada dalam mode supercavitation. Oleh karena itu, torpedo Shkval lebih cocok digunakan untuk misi serangan jarak dekat dan tugas khusus lainnya daripada digunakan sebagai solusi serangan torpedo yang umum.

Shkval bisa menjadi ancaman yang benar-benar ‘nyata’ bila kapal selam yang meluncurkan torpedo ini berhasil tetap tidak terdeteksi atau tidak dihancurkan sebelum mencapai posisi tembak. (Bayu Pamungkas)

3 Comments