Inilah Spesifikasi “Emad” – Rudal Balistik Jarak Menengah Iran yang Jatuh di Laut Mati

Saat rudal balistik Iran meluncur di tengah kegelapan malam pada 13 April lalu, maka hampir tak mungkin untuk mengetahui jenis rudal balistik yang dimaksud. Nah, keeseokan harinya, dari puing-puing yang tersebar di beberapa lokasi di Israel, mulai diketahui jenis rudal balistik yang dimaksud. Seperi salah satiu yang viral adalah temuan puing booster rudal balistik jarak menengah atau Medium-range ballistic missile (MRBM) di Laut Mati.

Baca juga: Jelang Perang Terbuka, Inilah Komposisi Rudal Jelajah dan Rudal Balistik antara Iran dan Israel

Berukuran lumayan besar, rudal balistik jarak menengah yang mengambang di Laut Mati, diduga adalah Emad. Rudal tersebut disebut berhasil ditembak jatuh sistem pertahanan udara Israel, dilihat dari lintasan, kuat dugaan rudal ini disasar untuk menyerang Nevatim. Nevatim adalah pangkalan Angkatan Udara Israel yang terletak di Israel selatan, dekat dengan kota Beersheba.

Nevatim dikenal sebagai markas bagi beberapa skuadron pesawat tempur dan helikopter, termasuk sebagai home base bagi jet tempur stealth F-35 Lightning II.

Tentang rudal Emad, merupakan rudal balistik jarak menengah (MRBM) berbahan bakar cair rancangan Iran, yang merupakan turunan dari Shahab-3. Emad dengan bobot 17,5 ton dapat membawa muatan seberat 750 kg pada jarak 1.700 km dengan akurasi 10 meter.

Rudal dengan diameter 1,25 meter ini menggunakan desain kerucut hidung baru, yang berbeda dari Shahab-3 asli. Desain yang diubah juga memungkinkan hulu ledak meledak jauh di atas target, sehingga lebih cocok untuk ledakan senjata kimia, biologi, atau nuklir, serta serangan gelombang elektromagnetik nuklir.

Peresmian penggunaan rudal Emad dilaklukan oleh Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Hossein Dehghan pada 11 Oktober 2015. Emad juga dikenal sebagai rudal balistik pertama Iran yang yang dilengkapi Maneuverable reentry vehicle (MARV), yakni jenis hulu ledak yang dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir ke target dengan kemampuan manuver yang tinggi selama fase re-entry ke atmosfer bumi.

Kemampuan manuver memungkinkan MARV untuk menghindari pertahanan rudal yang berusaha mencegatnya. MARV biasanya dilengkapi dengan sistem propulsi atau kemampuan aerodinamis yang memungkinkan mereka mengubah lintasan mereka secara signifikan, meningkatkan kemungkinan rudal untuk mencapai target dengan sukses.

Rudal dengan panjang keseluruhan 15,5 meter ini memiliki sistem panduan dan kendali canggih di kerucut hidungnya, dan dikatakan memiliki akurasi sekitar 50 meter. Rudal Emad dapat melesat sampai kecepatan maksimum Mach 11, dan diperkirakan dikirim ke angkatan bersenjata pada tahun 2016.

Hossein Dehghan menyatakan, ini merupakan rudal Iran pertama yang dapat dikendalikan dan dipandu hingga mencapai sasarannya. Seperti halnya senjata lainnya, para pejabat Iran bersikeras bahwa Emad hanyalah senjata konvensional, dan tidak mampu membawa hulu ledak nuklir. Terlepas dari itu, uji coba tersebut dianggap oleh AS sebagai pelanggaran langsung terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 1929 karena merupakan sebuah rudal yang “secara inheren mampu menghasilkan senjata nuklir.”

Analisis terhadap Emad menunjukkan bahwa rudal tersebut sebenarnya bukan rudal yang sepenuhnya baru, melainkan kendaraan re-entry (RV) yang dipasang di atas roket Shahab-3 atau Ghadr. Desain dan perubahan pada RV bersirip ini memberikan peningkatan stabilitas, kemampuan manuver yang tinggi, dan pada gilirannya meningkatkan tingkat akurasi.

Laporan Janes.com, menyebut bahwa RV Emad memiliki volume yang lebih besar dibandingkan RV sebelumnya yang memungkinkannya membawa muatan lebih berat. (Bayu Pamungkas)

Iran Punya “Kheibar Shekan” – Rudal Balistik Jarak Menengah Penantang Sistem Hanud David’s Sling Israel