Update Drone KamikazeKlik di Atas

Inilah PARM HEAT – Ranjau Anti Tank dari Jerman di Laga Perang Ukraina

Meski tak diakui secara resmi oleh Pemerintah Jerman, namun dalam palagan Perang di Ukraina, terdapat ranjau anti tank yang dapat diidentifkasi berasal dari produksi Jerman. Selama ini publik telah mengetahui, bahwa Jerman telah mengirim ribuan roket anti tank tank dan senjata peroragan lainnya guna membantu militer Ukraina. Bantuan dalam level lebih besar, yaitu sistem hanud Flakpanzer Gepard pun saat ini tengah dalam teknis pengiriman ke Ukraina.

Baca juga: Rusia Gunakan “Medallion,” Ranjau Anti Personel Berbasis Seismik Terbaru di Ukraina

Namum, bahwa Jerman mengirimkan ranjau ke Ukraina, sejauh ini belum ada keterangan yang jelas dari Berlin. Dikutip dari BulgarianMilitary.com, disebutkan bahwa Jerman telah memasok ranjau anti tank jenis PARM (Panzerabwehr-richtmine, Automated Anti-Tank Weapon) DM22 HEAT (High Expolosive Anti Tank). Jenis PARM sendiri terdiri dari PARM 1 dan PARM 2. Kehadiran ranjau PARM diketahui setelah munculnya postingan di akun Twitter Ukraine Weapons Tracker yang menjelaskan ranjau tersebut sebagai bantuan dari militer Barat yang tidak diketahui. Kabarnya, ranjau PARM berhasil ditangkap oleh pasukan Rusia di dekat Izyum, wilayah Kharkiv.

BulgarianMilitary.com menyebut tidak ada informasi tentang jumlah ranjau yang dikirim ke Ukraina, tetapi sebelum itu Jerman mengatakan telah menyumbangkan 2.000 ranjau dari berbagai jenis ke Ukraina. Pemerintah Ukraina telah meminta kerahasiaan dari pemerintah Jerman tentang jenis senjata yang dipasok Berlin ke Kyiv. Kementerian Pertahanan Jerman telah mengklasifikasikan informasi tentang senjata yang dikirim. Tidak ada daftar resmi di media Jerman. Semua berbagai daftar yang diterbitkan hanya diaggap sebagai kebocoran informasi.

Lepas dari kontroversi keberadaan ranjau anti tank dari Jerman, menarik perhatian tentang sosok PARM DM22 HEAT. Jenis ranjau ini dikembangkan pada dekade 80-an. Kemudian dari tahun 1983 hingga 1988 berbagai tes dilakukan untuk menguji ranjau ini. Dan setelah peningkatan kemampuan, pada akhir dekade 80-an, ranjau ini mulai beroperasi. Ranjau PARM mulai dioperasikan Angkatan Darat Jerman pada 1990-an, informasi tidak resmi menyebutkan bahwa sekitar 25.000 unit ranjau ini telah dikirimkan ke AD Jerman.

Perbedaan utama antara PARM 1 dan PARM 2 adalah bahwa PARM2 menggabungkan sensor inframerah ke dalam desainnya, serta roket anti tank yang ditingkatkan kemampuannya. Kedua jenis ranjau tersebut dipasang pada tripod yang dapat berputar 360 derajat dan diangkat dengan sudut 90 derajat dan diturunkan sampai sudut -45 derajat. Ranjau jenis ini ditempatkan secara manual dan dilengkapi penundaan beberapa saat sebelum diluncurkan.

Cara kejaa PARM dikendalikan lewat sensor akustik, bisa juga PARM diaktifkan menggunakan kabel optik on the road. Ranjau ini biasanya ditempatkan di sepanjang tepi jalan atau selokan untuk melindungi jalan dan jalur (off-route). Perangkat pelepasan listrik dengan waktu tertentu memastikan bahwa PARM sesuai dengan Hukum Humaniter Internasional.

Baca juga: Rusia Luncurkan “Bumerang,” Ranjau Helikopter dengan Kombinasi sensor Akustik dan Infrared

Saat sensor akustik dan infrared terpicu, maka roket anti tank dengan fin stabilized akan melesat sejauh 100 meter dengan kecepatan 120 meter per detik. Proyektil roket ini dapat menembus lapisan baja dengan ketebalan 600 mm. Sementara efek hancur dari ranjau PARM ada di rentang 2 sampai 40 meter. Ranjau tripod PARM dapat digelar di suatu lokasi selama 40 hari, lewat dari itu, maka PARM tidak dapat difungsikan. (Bayu Pamungkas)

One Comment