Sejak Oktober 2023, pasukan Rusia mulai mengerahkan Zemledeliye – truck-mounted mine-laying system atau sistem peluncur/peletakan ranjau darat berbasis truk, dalam operasi tempurnya di Ukraina. Dan belum genap enam bulan digunakan di Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia dalam channel di Telegram menyebut bahwa Zemledeliye telah menghancurkan lebih dari 500 ranpur Ukraina. (more…)
Selain akibat serangan drone kamikaze, artileri dan senjata anti tank, ancaman besar bagi ranpur (kendaraan tempur) di medan konflik berasal dari ranjau darat yang tersebar di beberapa titik yang tidak diduga. Dan bicara ranjau darat, maka Rusia terbilang sukses menggelar sistem ranjau selama konflik dengan Ukraina. (more…)
Ukraina punya pengalaman buruk terkait ranjau darat, seperti beberapa waktu lalu puluhan ranpur lapis baja, termasuk Main Battle Tank (MBT) Leopard 2 dan Infantry Fighting Vehicle (IFV) M2 Bradley, menjadi korban jebakan di ladang ranjau dalam seragan balik yang tadinya dilancarkan ke garis pertahanan pasukan Rusia. Belajar dari pengalaman pahit, kini pasukan Ukraina akan mendeteksi keberadaan ranjau darat lewat drone. (more…)
Kemampuan Rusia dalam menahan serangan balik kavaleri Ukraina, salah satunya berkat penggelaran ranjau anti tank secara efektif. Melihat kesuksesan Rusia tersebut, rupanya mendorong Polandia untuk mempersiapkan skema penggelaran ranjau darat bila suatu waktu diperlukan. Wujudnya dengan akuisisi BAOBAB-K truck-mounted mine-laying system – sistem peluncur/peletakan ranjau darat. (more…)
Dalam upaya serangan balik secara besar-besaran, militer Ukraina paham betul bahwa gerakan kavaleri akan mendapat tantangan berat, selain harus menghadapi serangan dari senjata anti tank Rusia, kavaleri Ukraina juga harus melintasi medan ranjau (darat). Nah, terkait medan ranjau, rupanya belum lama ini ranjau telah menimbulkan kerugian besar bagi pihak Ukraina. (more…)
Kemampuan proteksi masih menjadi isu dalam dunia kavaleri, meski pada umumnya kendaraan tempur lapis baja telah dibekali sistem proteksi yang memadai, tetap saja teknologi anti tank terus mengejar untuk ‘mengalahkan’ proteksi pada ranpur lapis baja. Sebut saja medan peperangan di Ukraina, telah menjadi bukti bahwa kavaleri harus menyiapkan sistem proteksi yang lebih untuk menghadapi senjata anti tank, baik itu rudal/roket anti tank dan ranjau darat yang ditanam. (more…)
Meski tak diakui secara resmi oleh Pemerintah Jerman, namun dalam palagan Perang di Ukraina, terdapat ranjau anti tank yang dapat diidentifkasi berasal dari produksi Jerman. Selama ini publik telah mengetahui, bahwa Jerman telah mengirim ribuan roket anti tank tank dan senjata peroragan lainnya guna membantu militer Ukraina. Bantuan dalam level lebih besar, yaitu sistem hanud Flakpanzer Gepard pun saat ini tengah dalam teknis pengiriman ke Ukraina. (more…)
Peperangan acap kali memperlihatkan jenis senjata baru, termasuk di laga perang Ukraina. Di media sosial diberitakan bahwa pasukan Rusia menggunakan jenis ranjau anti personel terbaru, yang notabene belum pernah diperlihatkan sebelumnya. Ranjau yang dimaksud adalah POM-3, produksi tahun 2021 yang dilengkapi seismik proximity fuze. (more…)
Seiring dengan meningkatnya teknologi proteksi pada ranpur lapis baja, maka sebaliknya, teknologi ranjau darat juga menyesuaikan pada kekuatan proteksi yang melekat di ranpur tersebut. Ranjau (darat) model tanam mungkin masih akan memegang peran kunci dalam penyebaran ranjau (carpet mining) saat ini, namun trik untuk menghancurkan ranpur lapis baja, khususnya Main Battle Tank (MBT) perlu dukungan teknologi ‘ranjau pintar’. (more…)