Zelenskyy Ungkap Sosok “Palianytsia” – Senjata Jarak Jauh untuk Serang Pangkalan Udara Rusia
|Meski spesifikasinya masih serba rahasia, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam perayaan Hari Kemerdekaan Ukraina (24 Agustus), untuk pertama kalinya telah merilis gambar perdana dari “Palianytsia”, yakni drone roket sebagai senjata jarak jauh jenis baru yang digadang akan digunakan pasukan Ukraina untuk menyerang basis peluncuran rudal dan instalasi strategis jauh di dalam wilayah Rusia.
Dinamai Palianytsia, senjata itu digambarkan sebagai drone rudal atau drone roket, namun ada juga yang menyebut ini sebagai rudal jelajah. Platform berita yang dikelola pemerintah United24Media membagikan video tentang pengembangan Palianytsia, dengan menampilkan beberapa gambar yang menjelaskan tata letak dan konsep umum Palianytsia, dan tidak terlihat seperti foto sebelumnya yang dilaporkan memperlihatkan sosok drone kamikaze.
Sebelumnya, seorang jurnalis Ukraina dan manajer dana amal Battalion Volunteer Maksym Hlushan membagikan foto-foto drone Ukraina bertenaga jet yang tidak dikenal yang sedang dikembangkan. Setelah berita tentang Palianytsia, media mulai mengaitkan keduanya, mencurigai foto-foto yang memperlihatkan Palianytsia atau prototipe-nya.
Pada desain sebelumnya, wahana udara di atas memiliki konfigurasi sayap canard, dengan sayap utamanya terletak lebih dekat ke belakang, bidang depan yang lebih kecil di depan, dan ekor H di bagian atas. Sebaliknya, Palianytsia yan diperlihatkan Zelenskyy, seperti yang diilustrasikan dalam video, memiliki desain konvensional dengan bidang utama yang meruncing di bagian tengah badannya dan empat sirip kecil di bagian ekor, yang lebih mirip roket bersayap.
Satu-satunya kesamaan keduanya adalah sayap kecil yang miring, meskipun Palianytsia menghadap ke atas. Metode peluncurannya berbeda: Palianytsia ditembakkan dari sistem berbasis darat, tidak dapat lepas landas dari landasan pacu.

Yang tidak jelas adalah mesinnya. Sementara UAV dari para relawan tentu saja menggunakan mesin jet, jenis dapur pacu pada Palianytsia tidak jelas, bagian penting dari mesin jet tidak terlihat dalam render, yaitu saluran masuk udara. Khususnya, senjata itu disebut “drone roket,” bukan “drone jet” dan meskipun ide menggunakan mesin roket berbahan bakar padat atau cair terdengar menarik.
Di antara perincian lainnya, pengembangan Palianytsia memakan waktu 1,5 tahun, dan biayanya “jauh lebih rendah” daripada pengembangan drone-drone pada umumnya.
Spesifikasi lainnya dirahasiakan, begitu juga dengan jangkauannya, tetapi dikatakan mampu menjangkau dua lusin lapangan udara Rusia, peta tersebut menunjukkan pangkalan udara di Wilayah Pskov, lapangan terbang Savasleyka, dan Engels, pangkalan operasi utama penerbangan strategis Rusia.
Agar pesawat nirawak dapat mencapai lapangan udara dekat Pskov, jangkauan operasionalnya harus setidaknya 750 km, kira-kira sama dengan jarak antara garis depan dan Engels, dan sekitar 650 km ke Savasleyka. Artinya, jika ini bukan sekadar fantasi desainer grafis, Palianytsia berpotensi memiliki jangkauan layaknya rudal balistik jarak pendek. (Bayu Pamungkas)
Sistem Proteksi (Baru) Anti Serangan Drone Kamikaze Terlihat di Pangkalan Udara Rusia
Indonesia mungkin bisa buat seperti ini. Sudah sepatutnya Indonesia menjalin kerjasama pengembangan drone dan taktik tempur drone dengan Ukraina yg sudah berpengalaman di medan tempur. Drone roket ini jauh lebih murah dari rudal jelajah dan mungkin lebih murah dari roket ATACMS atau bahkan roket Iskander. Mesin yg dipakai sepertinya mesin dari roket Scud yg tersedia banyak di gudang Ukraina.