Rusia Gunakan “Medallion,” Ranjau Anti Personel Berbasis Seismik Terbaru di Ukraina
|Peperangan acap kali memperlihatkan jenis senjata baru, termasuk di laga perang Ukraina. Di media sosial diberitakan bahwa pasukan Rusia menggunakan jenis ranjau anti personel terbaru, yang notabene belum pernah diperlihatkan sebelumnya. Ranjau yang dimaksud adalah POM-3, produksi tahun 2021 yang dilengkapi seismik proximity fuze.
Dikutip dari hrw.org (29/3/2022), disebutkan sebuah ranjau anti personel gagal digunakan dan sisa-sisa tabung ranjau berhasil ditemukan oleh tim penjinak ranjau di wilayah timur kota Kharkiv pada 28 Maret 2022. Dilengkapi dengan seismik proximity fuze, POM-3 dapat melukai orang tanpa pandang bulu dalam jarak 16 meter. Ukraina disebut-sebut tidak mempunyai jenis ranjau jenis ini.
POM-3 dikenal juga sebagai “Medallion,” dengan sensor seismik, ranjau ini dapat mendeteksi orang yang mendekat dan mengeluarkan bahan peledak ke udara. Ledakan berikutnya dari muatan dan pecahan logam di dalamnya dapat menyebabkan kematian dan cedera parah dalam radius 16 meter. POM-3 dilaporkan dilengkapi dengan perangkat penghancur sendiri yang menghancurkan ranjau setelah jangka waktu tertentu, seperti jam atau hari setelah penempatan.
Ranjau POM-3 diduga ‘ditempatkan’ oleh roket yang ditembakkan dari peluncur darat yang dirancang khusus dan sempat direkam dalam video pada tanggal yang tidak diketahui dan diposting ke media sosial pada 26 Maret. Tanda pada sisa tabung peluncur menandakan POM-3 yang gagal digunakan berasal dari produksi tahun 2021.
Media peluncur adalah ISDM Zemledelie-I mine-laying rocket launcher yang mengirimkan ranjau POM-3 dari jarak 5 hingga 15 kilometer. Jenis roket ini pertama kali muncul selama latihan militer tahunan Rusia pada tahun 2021. POM-3 juga dapat tersebar dalam jarak dekat dengan peluncur lain yang dipasang pada platform truk.
what you see is the russians performing distance mining of Kharkiv region with the latest remote mining system called “Zemledeliye” (Agriculture)… it lays mines at a distance of 5 to 15 km.
needless to say, that this is meant to kill civilians and make farming near impossible. pic.twitter.com/dqUZ4dDYes
— Roman Motychak (@motytchak) March 27, 2022
Human Rights Watch telah mendokumentasikan penggunaan ranjau anti personil asal Soviet/Rusia di lebih dari 30 negara, termasuk di Suriah (2011-2019), Ukraina (2014-2015), dan Libya (2020), sering kali bertepatan dengan kehadiran militer Rusia sebagai pihak dalam konflik tersebut.
“Negara-negara di seluruh dunia harus dengan tegas mengutuk penggunaan ranjau darat anti personil. Jensi ranjau ini tidak membedakan antara kombatan dan warga sipil dan meninggalkan warisan mematikan selama bertahun-tahun yang akan datang,” ujar Steve Goose, direktur senjata Human Rights Watch. (Bayu Pamungkas)
Belum lagi ranjau buatan israel anti demo …kkkkk kecil” besi karatan melukai tanpa membunuh
GIMANA KABARNYA AS PAKE CLUSTER BOMB YG JELAS2 DILARANG JUGA. YUK BUBAR BUBAR.
Ranjaunya sereem buiiingit ya min. Patutlah pasukan NATO ketar ketir ketakutan luar bisa hingga menolak mengirim pasukan ke Ukraina. Tp walaupun gak ada ranjau ini dasarnya memang nyali NATO sdh ketakutan bingit dng Rusia ya min. Makanya cuma berani ngirim senjata unyu2 aja ke Ukraina. Beda banget dng pasukan NaTO yg katanya gagah berani menghajar Irak sewaktu menginvasi Kuwait min. Dan sekarang kota2 di Ukraina sdh gosong luluh lantak ya min. Kasihan Ukraina ya min.
URAA…bang Putin.
Kl yg leqat BTR 4 mana mempan ranjau anti personil ko mau d gempur 100 ranjau jg g akan lecet cat BTR 4 apa sekelas humvee tenang aman ngopi santai
Min, Bukannya sekarang sudah DILARANG penggunaan RANJAU ANTI PERSONEL di dalam perang??