Angkatan Darat AS Gunakan Rudal Jelajah Tomahawk untuk Serangan Presisi Jarak Jauh

Dikenal battle proven di banyak palagan pertempuran, rudal jelajah Tomahawk yang lazim digunakan oleh Angkatan Laut Amerika Serikat, kini telah dilirik penggunaannya oleh Angkatan Darat AS (US Army). Lebih dari enam bulan setelah pertama kali dikirim oleh Lockheed Martin, ground-based missile launcher terbaru Angkatan Darat AS, yang dikenal sebagai Typhon Weapon System, berhasil meluncurkan  Tomahawk land attack cruise missile.

Baca juga: AL Australia Pesan 220 Unit Rudal Jelajah Tomahawk Senilai US$895 Juta

Pengumuman suksesnya uji coba peluncuran Tomahawk disiarkan oleh Rapid Capabilities and Critical Technologies Office (RCCTO), yang menyatakan personel dari1st Multi-Domain Task Force dan US Navy Program Executive Office Unmanned Aviation and Strike Weapons, berkolaborasi dalam mendemonstrasikan peluncuran rudal Tomahawk dari Army prototype Mid-Range Capability system pada 27 Juni 2023.

Dalam latihan tembak langsung ini, rudal Tomahawk terkomunikasi dari Battery Operations Center ke unit launcher. Tes ini dilakukan setelah keberhasilan peluncuran rudal SM-6 sistem Mid-Range Capability awal tahun ini, yang menetapkan kapasitas operasional penuh sistem.

Pada awal Desember, laporan media mengindikasikan bahwa Lockheed Martin telah mengirimkan salah satu dari empat prototipe sistem senjata Typhon Mid-Range Capability (MRC) pertama ke Angkatan Darat AS. Peluncur berbasis darat telah dikembangkan sebagai bagian dari upaya peluncuran untuk meningkatkan kemampuan tembakan presisi jarak jauh.

Dalam pernyataan singkat yang diterbitkan satu hari setelah pengujian, RCCTO menyatakan, “Tes ini mengikuti keberhasilan peluncuran rudal SM-6 dari sistem Mid-Range Capability awal tahun ini, yang mengonfirmasikan kemampuan operasional penuh dari sistem tersebut.”

Awal tahun ini, rudal Standard Missile-6 (SM-6) yang biasa diluncurkan kapal perang, juga sukses diluncurkan dari Typhon Weapon System. Peluncuran uji menggunakan rudal Tomahawk sejalan dengan pemcapaian beberapa tingkat kemampuan operasional dengan baterai MRC pertama sebelum akhir tahun fiskal 2023.

Baca juga: Tak Sabar Menanti Pengembangan Rudal Domestik, Jepang Berencana Beli Rudal Jelajah Tomahawk

SM-6 pertama kali dibuat sebagai rudal darat-ke-udara, tetapi juga memiliki kemampuan anti-kapal yang telah diuji, dan versi dengan jangkauan yang jauh lebih jauh dan peningkatan lainnya saat ini sedang dikembangkan.

Peluncuran uji coba Tomahawk merupakan langkah maju yang signifikan dalam rencana Angkatan Darat AS untuk meluncurkan berbagai kemampuan serangan jarak jauh yang baru.

Pada November 2020, US Army menunjuk Lockheed Martin untuk membangun sistem senjata tersebut. Menurut informasi yang diberikan Angkatan Darat sebelumnya, baterai Typhon Weapon System lengkap terdiri dari empat peluncur, pos komando, dan kendaraan amunisi dan pendukung, semuanya dalam platform trailer.

Rudal Tomahawk

Vertical Launch System (VLS) Mk 41 yang digunakan oleh Angkatan Laut AS berfungsi sebagai model untuk peluncur Typhon. Saat ini, berbagai macam rudal kemas dapat ditembakkan dari peluncur ini.

Typhon Weapon System juga menyertakan sistem pengendalian tembakan yang diadaptasi dari Sistem Tempur Aegis yang telah terbukti dalam pertempuran dan peluncur yang dibangun di atas platform Mk 41.

Dengan adopsi rudal Tomahawk, Typhon Weapon System memberi Angkatan Darat AS senjata baru yang memungkinkannya menyerang target berbasis darat dalam radius 1.550 mil (2.500 km) ke segala arah dari lokasi peluncur. (Gilang Perdana)

7 Comments