Wujudkan Kemandirian Alutsista, Pussenarhanud Tampilkan Prototipe Radar Surveillance
|Dominasi peralatan canggih menjadi kekuatan kunci pada Satuan Artileri Pertahahan Udara (Arhanud), sebut saja untuk mendukung penggelaran rudal dan kanon hanud, tak bisa dikesempingkan dari keberadaan radar surveillance. Dan pada umumnya, setiap tipe alutsista hanud dilengkapi dengan jenis radar intai tersendiri, yang menjadikan populasi dan varian radar yang dioperasikan Arhanud TNI AD terbilang banyak dengan jenis-jenis yang berbeda pula.
Baca juga: CONTROLMaster200 – Sistem Radar Hanud Untuk Rudal Starstreak TNI AD
Jika mau diperdalam, seperti sistem rudal Mistral mengandalkan peran radar pada rudal Starstreak dengan radar CONTROLMaster 200, rudal Mistral Coordination Post, rudal RBS-70 dengan radar Giraffe 40, rudal Grom dengan radar Sola MMSR, kanon Giant Bow 23 mm dengan radar AS901A 3D, dan AN/UPS-3 TDAR sebagai radar penjejak sasaran pada meriam ‘buyut’ S-60 57 mm. Semuanya punya karakteristik dan kemampuan berbeda, namun ada satu kesamaan dari semua radar di atas, yakni kesemuanya adalah produksi luar negeri.
Berusaha menciptakan kemandirian pada pemenuhunan kebutuhan alutsista, elemen dari dalam negeri juga berjibaku merilis kreasi radar surveillance, seperti yang belum lama ini dirilis oleh PT Len Industri dengan inovasi 2D Air Surveillance Radar.
Nah, dari lingkup Arhanud ternyata juga tak tinggal diam, Pusat Kesenjataan Arhanud (Pussenarhanud) bersama Insitut Teknologi Bandung (ITB), juga telah menciptakan prototipe radar surveillance dalam platform truk medium 4×4.
Seperti diperlihatkan dalam Indo Defence 2018, radar yang ditempatkan dalam platform truk Isuzu NPS ini di pamerkan dalam booth outdoor Dislitbangad TNI AD. Radar ini pada prinsipnya menangkap sasaran udara, melakukan identifikasi sasaran dan meneruskan data sasaran udara kepada Posko Dahanud Mobile atau satuan tembak (Satbak).
Dari segi kemampuan, radar intai ini terdiri dari dua sub elemen radar, yaitu radar primer dengan jarak jangkau 16 km, dan radar sekuder dengan jarak jangkau 90 km. Untuk radar primer, kini tengah dikembangkan jangkauan sampai 50 km.
Secara simultan, sistem radar dapat menangkap 30 sasaran udara, identifikasi sasaran dapat ditampilkan pada peta Georef. Sensitivitas radar pun dapat diatur sesuai kebutuhan operasi. Teknologi dibalik sistem radar ini terdapat peran analog signal converter, radar interface card, SPx application server, radar signal cable dan GPS. Komputernya mengadopsi Intel Core i3 RAM 8GB dan internal hard disk 1TB.
Sementara sistem komunikasi di unit radar ini mengandalkan jaringan radio all band – UHF/VHF dan HF, terdapat pula antena radio telescopic, dan modem internet dalam beberapa frekuensi yang telah dilengkapi dengan sistem enskripsi data.
Baca juga: Posko Dahanud Mobile – Sistem Kendali dan Komando Meriam PSU S-60 Arhanud TNI AD
Selain menciptakan prototipe radar surveillance, sebelumnya Pusat Kesenjataan Arhanud dan ITB, telah merilis Posko Dahanud Mobile, yaitu sistem kendali dan komando meriam PSU (Penangkis Seragan Udara) S-60. (Haryo Adjie)
@Ragnarock
Sepertinya radar ini lebih di fungsikan sebagai radar arhanud
Bedanya dengan yg dari PT.Len apa?? Koq perasaan lebih jauh yg punya PT.Len. 200km kalau nggk salah
Kalo dari PT Len radar untuk pengawasan ruang udara kedaulatan makay jangkauan y saja jauh 200 km itu pun masih kurang seharusnya 500 – 1000 km lebih , kalo prototipe radar ini fungsinya untuk satuan tembak arhanud sekaligus menunjukan datangy ancaman