US Navy Luncurkan Airframe C-130J Super Hercules yang Akan Dikonversi ke E-130J Phoenix II “Doomsday Plane”

Pada tahun 2023, tiga vendor pertahanan papan atas bersatu dalam satu proyek, yakni Northrop Grumman, Lockheed Martin Skunk Works dan Raytheon Intelligence and Space, guna menawarkan pesawat komando dan kendali masa depan (next command and control aircraft) untuk Angkatan Laut AS (US Navy), yang akan digunakan sebagai “Doomsday Plane” jika pecah perang nuklir.

Baca juga: Northrop, Lockheed dan Raytheon Bersatu Garap Proyek Navy E-XX – Sulap C-130J Super Hercules Jadi “Doomsday Plane”

Diberi label sebagai “Navy E-XX”, proyek ini akan menggantikan 16 unit pesawat E-6B Mercury yang saat ini masih digunakan Angkatan Laut AS. Peran pesawat ini disebut sebagai TACAMO (Take Charge and Move Out), yang memungkinkan presiden, menteri pertahanan dan pemimpin nasional AS lainnya untuk berkomunikasi dan mengendalikan pasukan yang berada di kapal selam bersenjata rudal nuklir.

Di kemudian hari, Angkatan Laut AS memutuskan untuk menggunakan basis pesawat angkut Lockheed Martin C-130J-30 Super Hercules, versi C-130 dengan 15 kaki ditambahkan ke badan pesawat, sebagai platform untuk pesawat TACAMO. C-130 yang direntangkan akan menjadi ukuran yang tepat untuk misi dan akan terbang lebih baik daripada E-6 Mercury.

Dan pada 5 September 2025, Naval Air Systems Command (NAVAIR) mengumumkan peluncuran airframe C-130J pertama yang akan dikonversi menjadi E-130J Phoenix II “Doomsday Plane”.

Sebagaimana telah dilaporkan, pada bulan Agustus lalu, US Navy’s Airborne Strategic Command, Control and Communications Program Office (PMA-271 dan Strategic Communications Wing 1 (SCW-1) mengumumkan nama populer resmi untuk pesawat TACAMO dengan nama baru E-130J Phoenix II.

Makna kelahiran kembali ini merupakan penghormatan kepada platform C-130 yang telah terbukti memenuhi misi TACAMO sejak tahun 1963-1993, melalui EC-130Q.

E-130J Phoenix II akan menggantikan armada E-6B Mercury Angkatan Laut dari misi TACAMO. TACAMO merupakan penghubung vital bagi presiden, menteri pertahanan, dan Komando Strategis AS dengan pasukan rudal balistik angkatan laut.

E-130J merupakan bagian penting dari program modernisasi nuklir Amerika Serikat, yang mencakup kapal selam rudal balistik Columbia class yang baru, pesawat pengebom stealth baru seperti B-21 Raider, dan Sentinel, sistem berbasis darat baru untuk menggantikan rudal balistik antarbenua Minuteman III berbasis silo.

AL AS Ubah C-130J-30 Super Hercules untuk Peran Komunikasi Nuklir

Hadirnya E-130J akan memastikan bahwa pimpinan dapat selalu berkomunikasi dengan pasukan nuklir tersebut untuk memerintahkan atau membatalkan serangan, bahkan jika komunikasi darat tidak tersedia.

Sebelum digantikan E-130J, maka peran TACAMO masih dipegangf oleh E-6B Mercury adalah pesawat relai komunikasi dan pos komando udara strategis. Pesawat ini menyediakan Nuclear Command, Control, and Communications (NC3) udara yang tangguh, andal, dan tahan lama bagi presiden, menteri pertahanan, dan Komando Strategis AS.

Boeing mengadopsi E-6A dari pesawat komersial 707-nya untuk menggantikan EC-130Q yang menua dalam menjalankan misi TACAMO Angkatan Laut. TACAMO menghubungkan National Command Authority (NCA) dengan pasukan rudal balistik angkatan laut. Pesawat ini membawa sistem komunikasi Very Low Frequency (VLF) dengan antena kawat ganda. Angkatan Laut menerima E-6A pertama pada bulan Agustus 1989. (Gilang Perdana)

Donald Trump Positif Covid-19, Boeing E6 Mercury Flying Nuclear Command Center Langsung Siaga

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *