Turki Diduga Blokir Pengiriman Helikopter Serang AH-64 Apache India, Bagaimana Bisa?

Ketegangan geopolitik rupanya telah berimbas pada pengiriman alutsista, Angkatan Darat India dilaporkan menghadapi masalah yang dramatis ketika pengiriman tiga unit helikopter serang AH-64E Apache Guardian dari Amerika Serikat dibatalkan di tengah jalan. Insiden yang melibatkan pesawat kargo Antonov An-124 ini bukan disebabkan oleh masalah teknis, melainkan oleh keputusan politik Turki.
Baca juga: India Operasikan Helikopter Serang AH-64E Apache di Ketinggian Ekstrim Himalaya
Pembatalan ini membuka pertanyaan tajam, mengapa sebuah negara anggota NATO (Turki) dapat menghalangi pengiriman helikopter buatan AS kepada mitra strategis AS lainnya (India)?
Seperti dikutip eurasiantimes.com (12/11/2025), kronologinya terkait dengan pembatalan rute pengiriman, yang mana pengiriman helikopter Apache tersebut, bagian dari kontrak $2,5 miliar India dengan Boeing, awalnya berjalan sesuai rencana. Helikopter dimuat di AS dan diterbangkan menuju Eropa.
Namun, setelah mendarat di Inggris, pesawat kargo An-124 tiba-tiba diperintahkan untuk kembali ke Amerika Serikat, meninggalkan helikopter Apache di pangkalan AS. Sumber pertahanan mengindikasikan bahwa pembatalan rute ini bukan karena hal teknis, tapi terkait dengan penolakan izin melintas wilayah udara (airspace clearance) dari beberapa negara. Turki disinyalir menjadi titik utama pemblokiran.

Tindakan Turki ini berakar pada ketegangan diplomatik dan geopolitik yang telah berlangsung lama dengan India, seperti terkait isu Kashmir: Turki, di bawah Presiden Recep Tayyip Erdoğan, telah berulang kali menyampaikan kritik dan dukungan terbuka kepada Pakistan terkait sengketa wilayah Kashmir. Bagi India, ini adalah campur tangan dalam urusan dalam negeri yang sensitif.
Sementara India memandang Turki sebagai pihak yang bersikap tidak bersahabat di forum-forum internasional, yang menyebabkan hubungan bilateral berada pada titik terendah.
#Breaking: 🇹🇷Turkey BLOCKS delivery of AH-64E Apache Helicopters to 🇮🇳India.
🔙Backstory: In 2020, India inked a $600M deal with the US for these beastly choppers—the world’s top attack helos armed with Hellfire missiles.
1⃣On October 30, an An-124 plane, serial UR-82008, took… pic.twitter.com/P1I8Bpep90
— EurAsian Times (@THEEURASIATIMES) November 13, 2025
Dengan menolak izin terbang, Turki menggunakan infrastruktur dan kedaulatan wilayah udaranya sebagai alat untuk memberikan tekanan geopolitik dan menunjukkan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan India.
Fakta bahwa AH-64 Apache adalah produk unggulan Boeing Amerika Serikat, namun dapat diblokir oleh Turki (sekutu NATO), terlihat kontradiktif. Namun, kemampuan Turki ini sepenuhnya didasarkan pada kedaulatan wilayah udaranya dan logistik global.
Pengiriman alutsista besar seperti helikopter seringkali mengandalkan rute kargo tercepat, yang melintasi Eropa dan Timur Tengah. Wilayah udara Turki adalah jembatan logistik yang sangat vital untuk menghubungkan Eropa dengan Asia, terutama ketika menghindari wilayah udara yang berbahaya atau bermasalah (seperti zona konflik).
Sulit Dievakuasi, Sudah Lima Bulan AH-64E Apache India ‘Terjebak’ di Ketinggian Pegunungan Himalaya
Turki memiliki hak penuh untuk menolak izin terbang komersial atau kargo militer di wilayah udaranya, terlepas dari siapa produsen kargo tersebut. Karena penerbangan kargo harus mengikuti rute paling efisien untuk menghemat waktu dan biaya, penolakan oleh Turki memaksa pesawat kargo An-124 harus menempuh rute alternatif yang jauh lebih panjang, mahal, dan tidak praktis, atau membatalkan misi sama sekali.
Dalam kasus ini, pemblokiran bukan karena Turki memproduksi komponen penting Apache (seperti yang sering terjadi dalam kasus jet F-35), melainkan karena Turki secara efektif menggunakan lokasi geografisnya sebagai senjata diplomatik.
C-17A Globemaster Tiba di Semarang, Gelombang Pengiriman Perdana AH-64E Apache Dimulai
Insiden ini telah menyebabkan penundaan besar dalam jadwal pengiriman Apache India. Meskipun Angkatan Darat India dan Boeing akan menemukan rute alternatif (misalnya, melalui Afrika, Timur Tengah bagian selatan, atau rute Pasifik/Timur Jauh), tindakan Turki ini berhasil memberikan pesan geopolitik yang jelas dan menimbulkan kerumitan logistik yang mahal bagi India dan AS. Kejadian ini menekankan kerentanan rantai pasokan militer global terhadap perselisihan politik antarnegara.
Total AH-64 Apache yang dipesan India berjumlah 28 unit, terbagi menjadi dua kontrak, 22 unit untuk Angkatan Udara (IAF) dan 6 unit untuk Angkatan Darat (Army Aviation Corps). Pesanan untuk IAF telah diterima dan beroperasi penuh, sedangkan pesanan untuk Angkatan Darat, inilah yang pengirimannya sedang berlangsung (termasuk unit yang terkena dampak insiden pemblokiran wilayah udara Turki). (Bayu Pamungkas)
Produksi Fuselage AH-64 Apache di India, Contoh Alih Teknologi dan Offset Maksimal

