Sulit Dievakuasi, Sudah Lima Bulan AH-64E Apache India ‘Terjebak’ di Ketinggian Pegunungan Himalaya
|Beroperasi di dataran tinggi atau pegunungan kerap menjadi tantangan dalam pengoperasian helikopter, pasalnya semakin tinggi helikopter mengudara, maka akan ada risiko mesin kehilangan tenaga akibat tipisnya udara. Dan hal tersebut belum lama dialami oleh helikopter serang AH-64E Apache milik Angkatan Udara India.
Baca juga: India Operasikan Helikopter Serang AH-64E Apache di Ketinggian Ekstrim Himalaya
Sebuah helikopter serang AH-64E Apache dilaporkan ‘terjebak’ di dekat perbatasan Cina, dan kerena berada di ketinggian tinggi yang ekstrim membuat operasi pemulihan helikopter serang battle proven tersebut menjadi sulit dilakukan. Dikutip eurasiantimes.com, sudah lima bulan sejak AH-64E Apache India terdampar di wilayah Ladakh di ketinggian tinggi Himalaya, di sepanjang Garis Kontrol Aktual – Line of Actual Control (LAC) dengan Cina setelah disebut ada ‘kerusakan teknis’.
Angkatan Udara India (IAF) dikabarkan telah menghubungi Original Equipment Manufacturer (OEM), yakni Boeing untuk memperbaiki atau memulihkan AH-64E yang terdampar tersebut, tugas yang terbukti sulit karena ketinggiannya. Insiden tersebut terjadi pada 4 April 2024 dan terjadi selama latihan operasional.
Karena medan yang bergelombang dan ketinggian yang tinggi, helikopter tersebut dilaporkan mengalami ‘kehilangan tenaga’ dan melakukan pendaratan darurat. Titik pendaratan darurat helikopter terletak sekitar 12.000 kaki (3657,6 meter) di dekat Khardung La, salah satu lintasan tertinggi di daerah tersebut yang puncaknya mencapai ketinggian 18.380 kaki (5.602 meter). Helikopter yang terbang menuju Gletser Siachen, yang disebut-sebut sebagai medan pertempuran tertinggi di dunia, harus melintasi Lintasan Khardung La.
Helikopter angkut super berat Mi-26 buatan Rusia, yang dapat membawa lebih banyak kargo daripada helikopter Barat mana pun, telah dilarang terbang di wilayah tersebut. Helikopter angkut berat Chinook Amerika dapat ‘menurunkan beban’ Apache dan menerbangkannya kembali ke pangkalan. Namun, atmosfer yang tipis dan ketinggian yang tinggi mempersulit operasi tersebut.
“Anda memerlukan area yang sangat luas untuk menurunkan beban karena kontrol helikopter menjadi lambat karena udara yang lebih tipis. Inersia helikopter berlangsung lebih lama, dan untuk menghentikan helikopter, Anda memerlukan area yang luas. Dimensi helipad kami meningkat secara progresif seiring dengan peningkatan ketinggian untuk mengakomodasi daya yang tersedia dan respons kontrol yang lebih sedikit,” kata juru bicara militer India.
Pilihan lainnya adalah membongkar helikopter dan kemudian menerbangkannya kembali ke pangkalan. Namun, menerbangkan helikopter dengan batas maksimal memerlukan perhitungan cermat dari ‘berat total’ pesawat. Beberapa kilogram kargo tambahan dapat berakibat fatal.
Angkatan Udara India saat ini mengoperasikan 22 unit AH-64E Apache, dan telah memesan enam helikopter lagi pada tahun 2020. IAF menerima pengiriman pertama AH-64E buatan AS di Pangkalan Angkatan Udara Pathankot dan yang kedua di Jorhat, Assam. India membeli Apache pada tahun 2015 berdasarkan kontrak antar pemerintah.
India telah menempatkan skuadron Apache di sepanjang perbatasan dengan musuh utamanya, yakni Cina dan Pakistan. Dalam paket pembeliannya, India juga mendapatkan 812 rudal AGM-114L-3 Hellfire Longbow, 542 rudal AGM-114R-3 Hellfire-II, 245 rudal Stinger Block I-92H, dan 12 radar pengendali tembakan AN/APG-78.
Sejatinya helikopter ini dirancang untuk beroperasi di medan pegunungan. AH-64E Apacje dapat melakukan serangan presisi pada jarak jauh dan beroperasi di wilayah udara musuh dengan ancaman dari darat.
Dikutip tribuneindia.com (16/11/2023), dikabarkan Angkatan Udara India sedang mengembangkan sarana untuk menempatkan helikopter serang Apache di pangkalan dengan ketinggian ekstrim di wilayah sepanjang Garis Kendali Aktual – Line of Actual Control (LAC) yang berbatasan dengan Cina.
Tantangan dalam menempatkan pesawat pada ketinggian ekstrim adalah menghidupkan mesin karena udara yang tipis dan suhu yang rendah. Sementara helikopter serang umumnya dirancang untuk mendukung formasi mekanis di dataran rendah. Helikopter Apache AH-64, yang diperoleh dari AS, telah beroperasi di Ladakh sejak perselisihan dengan Cina pada tahun 2020. Apache digunakan India memberikan dukungan tembakan taktis (bila diperlukan) kepada pasukan darat yang berjaga di posisi depan. (Gilang Perdana)
Produksi Fuselage AH-64 Apache di India, Contoh Alih Teknologi dan Offset Maksimal
MAS PUTIN ngomong ke MODI……”SAMPEAN Wes tak KANDANNI ning ora di runggokke….”