PT Pindad Serahkan Ribuan Senjata Infanteri untuk Korps Marinir – Senapan Serbu SS2-V4, Pelontar Granat SPG-1A dan Submachine Gun PM-3
|14 Februari lalu, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mendapatkan brevet kehormatan dari Korps Marinir di Markas Pasmar II Bhumi Marinir Karangpilang, Surabaya. Hal yang menarik dicermati dari kegiatan tersebut adalah penyerahan berbagai jenis senjata produksi PT Pindad untuk kebutuhan Korps Baret Ungu.
Baca juga: SS-1 M Series – Berlapis Phosphate Diciptakan Untuk Korps Marinir
Di antara yang diserahkan (secara simbolis) untuk Korps Marinir adalah senapan serbu SS2-V4 kaliber 5,56 x 45 mm, senjata pelontar granat SPG-1A kaliber 40 mm dan submachine gun (SMG) PM-3 kaliber 9,19 x 19 mm. Hal tersebut sesuai dengan kontrak penjualan PT Pindad yang ditujukan untuk Korps Marinir.
Produk senjata pertama adalah Senapan Serbu SS2-V4 Kaliber 5,56 x 45 mm dengan kontrak TRAK/501/PDN/VII/2021 AL tanggal 30 Juli 2021 dengan jumlah 5.520 pucuk. Sebagai produk pengembangan pendahulunya yaitu SS1, SS2-V4 memliki peningkatan di performa, daya tembak, akurasi dan kemudahan pengoperasian.
Panjang laras SS2-V4 adalah 500 mm dengan sistem kerja gas operated dengan dua mode penembakan, yaitu semi otomatis dan otomatis penuh. Secara performa penembakan, SS2-V4 dapat menembakkan 720 – 820 proyektil per menit dengan jarak tembak efektif hingga 600 meter. Alat bidik standar pada SS2-V4 adalah alat bidik mekanik – pisir dan pejera yang dapat diatur serta memiliki kapasitas magasen 30 butir peluru.
Selanjutnya adalah senjata pelontar granat SPG-1A dengan kontrak TRAK/499/PDN/VII/2021/AL tanggal 30 Juli 2021 dengan jumlah 504 pucuk. Dengan kaliber 40 mm dan panjang laras 305 mm, SPG-1A kompatibel untuk dapat dipasang pada senapan serbu SS2-V4.
Sistem operasional tembak SPG1-V4 adalah brake open, single shot dengan jarak tembak maksimal 350 meter dan kecepatan awal 75 meter per detik. Munisi yang kompatibel dengan SPG1-V4 antara lain Practice HE (High Explosive), HEDP (High Explosive Dual Purpose), Illum, Tear Gas dan Baton.
Terakhir adalah senapan metraliur (Submachine Gun) PM-3 dengan kontrak TRAK/497/PDN/VII/2021/AL tanggal 30 Juli 2021 dengan jumlah 95 pucuk. PM-3 merupakan senapan dengan mode penembakan semi otomatis dan otomatis penuh berkaliber 9 x19 mm.
Baca juga: Pindad Rilis Varian Baru PM-3, Tampil Lebih Ergonomis dan Garang
Dengan ukuran yang ringkas yaitu 720 mm pada posisi standar serta 494 mm pada posisi terlipat, PM-3 merupakan senjata yang didesain untuk pertempuran jarak dekat (close quarter battle). Jarak tembak efektif PM-3 adalah 75 meter dengan kecepatan tembak 750 – 850 butir peluru per menit dan kecepatan awal penembakan 380 meter per detik. Alat bidik standar pada PM-3 adalah alat bidik mekanik – pisir dan pejera yang dapat diatur serta memiliki kapasistas magasen 30 butir peluru. (Gilang Perdana)
@jati munisi Pindad yg 5,56 banyak jenis nya kalau yg di pakai TNI MU5-TJ (62 grains) yg sebanding dengan ball M855/NATO SS109 dan punya muzzel Velocity rata” 915m/s
kapasitas produksi ss2 pindad ini kecil banget sampe2 sering kalian lihat tni membeli senjata dari luar mana tipe nya beda2 lagi XD
Ada yg tau knp amunisi pindad 5.56 muzzle velocity nya kok cm 720 m/s pdhl dengan laras panjang standard, sedangkan rata². 5.56 nato 62 grain 900 an m/s dgn laras lbh pendek
Yg di butuhkan Marinir tuh kendaraan sih.
Perbanyak lagi senjata sejenis MK19 karena sangat berguna sekali, khususnya ketika konvoi logistik di armbush dan pertempuran terjadi di daerah perkotaan bayangkan jika 1 geranat 40mm punya radius 5m dan mampu menembus baja setebal 50mm kemudian punya fire rate rata” sekitar 60RPM serta memiliki jarak tembak sejauh 1500m pasti bakalan menjadi mimpi buruk pasukan lawan
yang kurang cuma SLT misal RPG-7/29/32 atau Carl gustav M4, senjata senjata itu sudah diproduksi diluar negara asalnya, jadi ya mungkin bisa jadi opsi buat indonesia