Exocet MM40 Block 3 TNI AL Hantam Pulau Gundul dengan Manuver “Steep Dive” – Bukti Kecanggihan Rudal Buatan Perancis
Penembakan senjata khusus dengan rudal rudal jelajah anti kapal Exocet MM40 Block 3 telah dilakukan beberapa kali oleh TNI AL, namun ada yang spesial dari penembakan Exocet MM40 Block 3 pada 10 Desember 2024, pasalnya ini pertama kali rudal anti kapal yang diluncurkan dari KRI RE Martadinata 331 menargetkan sasaran bukan berupa eks kapal perang.
Sasaran yang dipilih adalah Pulau Gundul di Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pulau Karang ini telah lama dikenal sebagai area sasaran uji tembak dari kapal perang TNI AL. Akan tetapi, baru pertama ini Pulau Gundul mendapat hantaman dari rudal Exocet MM40 Block 3.
Lain dari itu, ada lagi yang terbilang istimewa dari uji tembak Exocet MM40 Block 3 pada 10 Desember lalu, yaitu nampak rudal pada fase terminal menghantam sasaran dengan manuver yang tidak biasa.
Bila selama ini Exocet dalam menyerang target berupa eks kapal perang menggunakan sudut horizontal (sea skimming), maka saat menghantam permukaan Pulau Gundul, rudal buatan MBDA Missile Systems ini terlhat menyerang dengan manuver vertikal. Nah, yang menjadi pertanyaan, apakah Exocet MM40 Block 3 mampu melakukan serangan dari sudut vertikal? ataukah ini hanya terkait sudut penempatan kamera pemantau?
Tentu ada penjelasannya, dalam hal kemampuan fase terminal, MM40 Block 3 yang punya jarak tembak 200 km, dirancang untuk menyerang target dengan taktik “terminal phase attack” yang fleksibel, termasuk serangan dengan sudut curam (steep dive) yang sangat efektif untuk menghancurkan kapal dengan perlindungan lapis baja berat atau target kecil di area pelabuhan.
Pola yang dilihat dalam uji tembak pada 10 Desember mengerucut pada penggunaan mode “High-G Terminal Dive”. Pada fase terminal, rudal ini dapat mengubah lintasannya menjadi sudut curam hampir vertikal, yang dikenal sebagai “pop-up and dive maneuver”. yang memberikan keunggulan karena sulit untuk diantisipasi oleh sistem pertahanan kapal modern.
Sudut serang rudal MM40 Exocet Block 3 pada fase terminal memang dapat terlihat seperti serangan vertikal (hampir tegak lurus) tetapi bukan vertikal murni. Ini disebabkan oleh karakteristik aerodinamis rudal dan kebutuhan untuk menjaga kestabilan serta kecepatan manuver pada saat mendekati target.
Ketika rudal Exocet MM40 Block 3 yang diluncurkan dari KRI Raden Eddy Martadinata (REM 331) menghujam ke sebuah target di Pulau Gundul pada 10 Desember 2024 kemarin. pic.twitter.com/YJToi4JBH3
— robe_1807 (@Robe1807) December 12, 2024
Rudal melakukan manuver serang curam (Steep Dive) yang mendekati vertikal (biasanya antara 70-85 derajat) untuk menyerang bagian atas kapal. Bagian ini sering kali lebih rentan karena sistem pertahanan kapal biasanya dirancang untuk ancaman mendatar (horizontal), seperti serangan sea-skimming.
Meskipun terlihat hampir tegak lurus, lintasan tetap mempertahankan sudut yang sedikit miring. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerugian aerodinamis yang bisa memengaruhi kestabilan rudal dan mempertahankan momentum kinetik untuk penetrasi optimal pada dampak sasaran.
Serangan dengan sudut curam seperti ini dirancang agar lebih sulit diantisipasi oleh sistem Close-In Weapon Systems (CIWS) atau radar pelacak yang terbatas jangkauan vertikalnya. Sebelum mencapai target, rudal biasanya naik (pop-up) dari lintasan rendah untuk mendapatkan sudut yang ideal sebelum melakukan dive. Gerakan ini memberikan ilusi sudut serangan vertikal murni saat mendekati target.
Penggunaan manuver Steep Dive pada rudal seperti MM40 Exocet Block 3 biasanya ditentukan oleh kombinasi pra-setting operator sebelum peluncuran dan autonomous decision-making oleh sistem rudal saat fase terminal.
Sebelum rudal diluncurkan, operator dapat memilih profil penerbangan (flight profile) yang sesuai dengan target dan skenario. Operator menentukan apakah rudal akan menggunakan lintasan sea-skimming, steep dive, atau kombinasi keduanya.
Euronaval 2024 – MBDA Rayakan Produksi Ke-4.000 Rudal Anti Kapal ‘Legendaris’ Exocet
Pada fase terminal (saat mendekati target), sistem navigasi rudal, yang dilengkapi dengan sensor dan algoritma cerdas, memproses data real-time untuk memastikan serangan yang paling efektif. Sensor seperti active radar seeker atau data terrain-following memungkinkan rudal untuk menyesuaikan lintasan sesuai posisi aktual target.
Jika target berada dalam area yang memerlukan sudut curam (misalnya kapal dengan dek yang lebih rentan), rudal secara otomatis mengatur sudut steep dive untuk dampak maksimal.
Dengan kombinasi pengaturan awal dari operator dan kemampuan adaptif rudal, sistem ini menawarkan fleksibilitas tinggi. Hal ini memastikan bahwa rudal dapat menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi medan dan posisi target tanpa memerlukan intervensi langsung dari operator setelah peluncuran. Manuver Steep Dive dirancang untuk menghadapi target dengan perlindungan tingkat tinggi, menjadikannya elemen kunci dalam efektivitas rudal anti kapal modern. (Haryo Adjie)
Sea Skimming, Masih Jadi Momok Menakutkan dalam Serangan Rudal Anti Kapal
PAK WOWO………SAMPEAN TUKOKke EXCOCETS SING VERSIne ” AIR LAUNCH karo SUB-LAUNCH” yoooo PAKeeee……..
BOOOOOOSEN AKU PAK…..NDELOOK EXCOCET di TEMBAKAN SEKO KAPAAAAL terus…..OPO ORA ISIN karo FUERZA AÉREA ARGENTINA sing jamane 80an wes iso ” AIR LAUNCHED ASM ” …
PAKee, sampean PRIORITASKAN lan TINGKATKAN ” MARITIME STRIKE CAPABILITY ” TNI-AL…….AIR, SURFACE and UNDER-WATER…..