Update Drone KamikazeKlik di Atas

India Operasikan Helikopter Serang AH-64E Apache di Ketinggian Ekstrim Himalaya

India dikenal punya geografi menantang, yang salah satunya dicirikan dari wilayah pegunungan tinggi di Himalaya, yang juga dikenal sebagai kawasan rawan konflik karena berbatasan dengan Cina. Beberapa pangkalan militer India di Himalaya diketahui dibangun di atas ketinggian lebih dari 4.000 meter di atas permukaan laut (mpdl). Sebut saja Daulet Beg Oldi yang dikenal sebagai bandara militer tertinggi di dunia (4.411 mpdl).

Baca juga: Tata ASL 50 – Drone Kamikaze Hybrid VTOL, Dirancang India untuk Beroperasi di Dataran Tinggi

Untuk pesawat sayap tetap (fixed wing) saja membutuhkan spesifikasi khusus untuk beroperasi di ketinggian tersebut, apalagi untuk helikopter, dipastikan helikopter harus mempuyai kekuatan mesin yang memadai dan beberapa perangkat untuk penyesuaian beroperasi di ketinggian ekstrim. Salah satu helikopter yang diandalkan militer India untuk beroperasi di wilayah pegunungan adalah Mi-17 buatan Rusia.

Dengan dinamika konflik di perbatasan, khususnya pada wilayah pegunungan tinggi, maka ada keinginan dari angkatan bersejata India untuk bisa mengoperasikan helikopter serang Boeing AH-64E Apache di wilayah pegunungan tinggi.

Dikutip tribuneindia.com (16/11/2023), dikabarkan Angkatan Udara India sedang mengembangkan sarana untuk menempatkan helikopter serang Apache di pangkalan dengan ketinggian ekstrim di wilayah sepanjang Garis Kendali Aktual – Line of Actual Control (LAC) yang berbatasan dengan Cina.

Tantangan dalam menempatkan pesawat pada ketinggian ekstrim adalah menghidupkan mesin karena udara yang tipis dan suhu yang rendah. Sementara helikopter serang umumnya dirancang untuk mendukung formasi mekanis di dataran rendah.

“Apa yang kami lihat adalah mengembangkan agregat awal yang dapat menghasilkan keluaran listrik, hidrolik, dan pneumatik yang diperlukan untuk menghidupkan mesin helikopter pada ketinggian 16.000 kaki (4.876 mpdl),” kata seorang perwira Angkatan Udara India. Peralatan tersebut akan diangkut dengan helikopter Mi-17.

“Hal ini akan memungkinkan helikopter serang ditempatkan di beberapa tempat yang lebih dekat dengan LAC, sehingga mengurangi waktu reaksi dalam situasi darurat, meningkatkan fleksibilitas operasional dan memberi mesin beroperasi lebih lama di wilayah operasional,” tambahnya.

Helikopter Apache AH-64, yang diperoleh dari AS, telah beroperasi di Ladakh sejak perselisihan dengan Cina pada tahun 2020. Apache digunakan India memberikan dukungan tembakan taktis (bila diperlukan) kepada pasukan darat yang berjaga di posisi depan.

AH-64 Apache memiliki ketinggian operasi sampai 20.000 kaki (6.096 mpdl), tetapi harus ditempatkan di pangkalan seperti Leh, Thoise dan Nyoma atau helipad lain di wilayah yang berada pada ketinggian lebih rendah dan agak jauh dari garis depan. Bahkan pesawat sayap tetap seperti Antonov An-32, ketika beroperasi ke dan dari landasan udara seperti Nyoma dan Fukche, tetap menggunakan satu mesin selama periode singgah.

Angkatan Udara India memiliki inventaris 22 unit helikopter Apache AH-64E yang mulai beroperasi pada September 2019 dengan Skuadron No.125 yang berbasis di Stasiun Angkatan Udara Pathankot di Punjab. Apache dioperasikan untuk menggantikan helikopter serang Mi-35 asal Soviet yang sudah tua.

Angkatan Darat India juga membeli enam unit helikopter Apache yang diperkirakan akan mulai beroperasi dengan Korps Penerbangan Angkatan Darat pada musim semi tahun 2024. Helikopter ini diperkirakan akan ditempatkan di Sektor Gurun.

Baca juga: Produksi Fuselage AH-64 Apache di India, Contoh Alih Teknologi dan Offset Maksimal

Sebagai catatan, badan pesawat (fuselage) AH-64 diproduksi secara global oleh Tata Boeing Aerospace Limited, perusahaan patungan antara Boeing dan Tata Advanced Systems Limited di Hyderabad, India. (Bayu Pamungkas)