Tidak Cukup dengan Patriot, Hadapi Serangan Rudal Balistik Jerman Akuisisi Rudal Arrow 3

Perang yang berkobar di Ukraina telah membawa perubahan besar dalam strategi pertahanan di negara-negara Eropa Barat, salah satu yang kentara adalah meroketnya anggaran pengadaan persenjataan. Lantaran punya khawatir terimbas langsung perang antara Ukraina versus Rusia, Jerman rupanya telah antisipatif untuk menggenjot sistem pertahanan udara berbasis rudal, terutama pada potensi menghadapi ancaman serangan rudal balistik yang punya kecepatan hipersonik.

Baca juga: Roketsan Bora – Rudal Balistik Produksi Turki, Dilibatkan dalam Perang di Suriah

Untuk maksud di atas, Angkatan Udara Jerman sejatinya sudah mengoperasikan sistem hanud MIM-104 Patriot, yang notabene dirancang untuk menghadapi serangan rudal balistik. Tapi kembali lagi, meletusnya Perang di Ukraina, menjadikan Negeri Bavaria harus mempersiapkan payung ekstra untuk menghadapi dinamika pertempuran yang tak bisa diduga.

Dikutip dari thedrive.com (16/9/2022), disebutkan Jerman bakal menjadi pelanggan ekspor perdana sistem hanud anti rudal balistik, Arrow 3 buatan Israel Aerospace Industries (IAI). Ada banyak laporan yang menunjukkan bahwa Jerman telah memilih sistem pertahanan rudal Arrow 3 sebagai bagian dari perombakan besar-besaran angkatan bersenjatanya. Kesepakatan seperti itu, jika berhasil, akan memberikan jenis kemampuan rudal anti balistik yang unik di Eropa Barat, menandai penjualan ekspor pertama Arrow 3 dan selanjutnya memperkuat hubungan militer antara Jerman dan Israel.

Awal pekan ini, selama kunjungan ke Berlin, Perdana Menteri Israel Yair Lapid mengkonfirmasi bahwa Jerman sedang dalam pembicaraan untuk membeli Arrow 3, tetapi tidak disebutkan berapa banyak sistem yang mungkin diperoleh atau paket yang ditawarkan. Namun, laporan media telah menggambarkan label harga potensial sekitar US$2 miliar.

Saat konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Perdana Menteri Israel Lapid menambahkan bahwa Israel memiliki “komitmen total untuk keselamatan Jerman, keamanan Eropa dan kemampuan demokrasi liberal untuk membela diri.” Sementara itu, Scholz mengatakan bahwa Jerman ingin meningkatkan pertahanan udara berbasis daratnya di masa depan dan “sangat ingin bekerja sama dengan Israel dalam hal itu.” Pemimpin Jerman menggambarkan Arrow 3 sebagai “produk yang sangat efektif.”

Tentang rudal Arrow 3 atau Hetz 3 adalah rudal anti balistik hipersonik eksoatmosfir, yang didanai bersama, dikembangkan dan diproduksi oleh Israel dan Boeing Amerika Serikat. Arrow 3 digadang mampu memberikan intersepsi ekso-atmosfer dari rudal balistik (selama bagian penerbangan luar angkasa dari lintasannya), termasuk rudal balistik antarbenua yang membawa hulu ledak nuklir, kimia, biologi atau konvensional.

Menargetkan rudal balistik di luar atmosfer memberikan tingkat keamanan tambahan, terutama jika menyangkut senjata yang mungkin membawa hulu ledak nuklir, atau bahkan muatan biologis atau kimia.

Dengan kemampuan mengalihkan motor, rudal hanud jarak jauh yang dioperasikan Israel sejak 2017 ini dapat beralih arah secara dramatis, memungkinkannya berputar untuk menarget satelit yang mendekat. Rudal Arrow 3 disebut-sebut memiliki jangkauan penerbangan yang dilaporkan hingga 2.400 km. Menurut ketua Badan Antariksa Israel, Arrow 3 dapat berfungsi sebagai senjata anti satelit, yang menjadikan Israel sebagai salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu menembak jatuh satelit.

Baca juga: Tangkal Serangan Rudal Balistik, Swedia Resmi Jadi Pengguna Sistem Hanud Patriot

Arrow 3 disokong roket two stage yang mampu melesat hingga kecepatan di level hipersonik. Arrow 3 mengandalkan sistem pemandu Inertial navigation system (INS) gimbaled seeker. Untuk kemudahan manuver, rudal ini dilengkapi thrust vectoring layaknya yang ada di jet tempur. (Gilang Perdana)

3 Comments