Thales dan Kongsberg Hadirkan StrikeMaster – Varian Bushmaster dengan Peluncur Rudal Anti Kapal NSM
|Seperti halnya Indonesia, Australia juga telah memproyeksikan untuk menggunakan rudal anti kapal NSM (Naval Strike Missile) produksi Kongsberg. Bagi Australia, NSM kelak akan dipasang pada armada kapal permukaan Angkatan Laut Australia (RAN), persisnya NSM dipersiapkan untuk menggantikan rudal Harpoon yang kini terpasang di frigat ANZAC Class dan kapal perusak Hobart Class.
Menyadari bahwa Australia punya rantis lapis baja andalan Bushmaster 4×4, kemudian mendorong Thales Australia dan Kongsberg Defence Australia menyodorkan desain StrikeMaster Costal Defence System, yaitu varian Bushsmaster sebagai platform peluncur rudal NSM. Bisa dikatakan konep StrikeMaster mirip dengan NMESIS (Navy Marine Expenditionary Ship Interdiction System) launch vehile yang menggunakan rantis JLTV Remotely Operated Ground Unit for Expenditionary (ROGUE Fires) untuk Korps Marinir AS (USMC). Konsep ini menjadikan NSM sebagai rudal anti kapal yang diluncurkan dari wilayah pesisir.
StrikeMaster adalah rantis Bushmaster yang dimodifikasi pada bagian belakangnya, dimana disiapkan dudukan untuk pemasangan peluncur twin pack untuk dua unit NSM. Kemunculan desain StrikeMaster tentu atas suatu kebutuhan, yaitu untuk meraih tender dalam Land 4100 Phase 2 land based anti ship missile (ASM) requeriment yang dirilis Departemen Pertahanan Australia.
Kongsberg menyebut bahwa keuntungan utama dari sistem ini tidak hanya jangkauan serangan dan kemampuan otonom NSM, tetapi juga menawarkan fleksibilitas dalam hal transportasi dan logistik. Misalnya, mengingat ukurannya yang relatif kecil, StrikeMaster dapat dengan cepat dikerahkan ke tempat yang paling membutuhkan dengan pesawat angkut sekelas C-130 Hercules. Selain itu, dapat dengan mudah disembunyikan dari pasukan musuh.
Dengan penggelaran StrikeMaster, maka angkatan bersenjata Australia mempunyai sistem pertahanan pantai jarak jauh mobile, dimana dari pesisir dapat diluncurkan rudal anti kapal NSM yang mampu melesat dengan kecepatan high subsonic dan punya jarak tembak hingga 250 Km.
NSM melesat pada fase terminal dengan pola sea skimming. Sebagai sistem pemandu, rudal yang akan dipasang di KRI Golok 688 ini mengandalkan kombinasi Inertial, GPS, terrain-reference navigation, imaging infrared homing dan target database. NSM punya bobot 410 kg, panjang 3,95 meter dan dapat membawa hulu ledak seberat 125 kg HE blast fragmentation. (Gilang Perdana)
@wawan setuju banget kalau tak begitu sampai kapanpun kita tak akan mandiri, sejak awal 80 an kita dah miliki excocet andai kita tak selalu bermental anak manis dan sopan supaya dapat pujian bangsa yg ramah mungkin semestinya tu rudal dah dioprek dicopy lalu dipaste kecuali itu semua dulu excocet sewa pinjam setelah afkir harus balikin ke yang punya, dari pada spt sekarang hanya bermimpi dan berandai-andai kagumi persenjataan orang melulu, faktanya tahu sendirilah…negara2 disekitar kita itu kuat2 lho senjatanya Malaysia saja dah miliki rudal canggih mematikan dari negara Skandinavia.