Tentara Cina (Kembali) Gunakan Senjata Penyembur Api

Guna menandingi hegemoni Amerika Serikat dan memantapkan propaganda, Beijing lumayan banyak merilis beragam alutsista canggih. Namun, di balik kabar adopsi alutsista canggih, militer Cina rupanya masih menggunakan senjata konvensional, bahkan yang satu ini layak disebut sebagai salah satu senjata manpack tertua. Yang dimaksud adalah senjata penyembur api (flamethrower). Disebut sebagai salah satu senjata tertua, lantaran debut perdana senjata penyembur maut ini sudah eksis sejak era Perang Dunia I.

Baca juga: Saab THOR – Generasi Baru Mortir Anti Personel, Mimpi Buruk Bagi Infanteri Lawan

Dikutip dari PopularMechanics.com (5/6/2020), disebutkan personel AD Cina (People’s Liberation Army Ground Forces) masih menggunakan senjata penyembur api. Berbeda dengan militer AS dan banyak negara lain yang telah meninggalkan penggunaan senjata penyembur api, keberadaan flamethrower masih menjadi bagian dari arsenal persenjataan, khususnya bagi satuan combat engineering (zeni tempur).

Jenis penyembur api yang digunakan AD Cina adalah Type 74 produksi Norinco. Dikembangkan pada awal dekade 70-an, Type 74 flamethrower mulai digunakan militer Cina pada pertengahan tahun 70-an. Lantaran saat itu tengah berkecemuk Perang Vietnam, debut Type 74 pun langsung teruji, dimana kala itu penyempur api ini digunakan oleh pasukan Vietnam Utara (Vietcong). Di zaman itu, Vietnam juga menggunakan senjata penyembur api lansiran Uni Soviet, yaitu LPO-50. Bahkan sejujurnya bisa disebut, Type 74 adalah hasil reverse engineering Cina atas LPO-50.

Sebagai senjata manpack, baik Type 74 dan LPO-50 juga dilengkapi ‘magasin,’ tapi yang jadi magasin disini bukan seperti pada senjata konvensional, melainkan berupa tabung yang berisi bensin. LPO-50 dilengkapi tiga tabung bensin, dimana tiap tabung berisi 3,4 liter bahan pembakar. Sementara Cina merilis Type 74 hanya dengan dua tabung bensin. Kedua senjata penyembur ini mengadopsi laras kaliber 14,5 dengan panjang 968 mm. Baik LPO-50 dan Type 74 mampu menyemburkan api hingga jarak efektif 40 – 50 meter (direct fire) atau jarak sembur maksimum 70 meter.

Tergolong lethal weapon, senjata penyembur api manpack ini tak bisa digunakan lama, pasalnya dengan tangki bensin maksimum, senjata ini hanya bisa menyemburkan api 2 atau 3 kali saja. Durasi tiap semburan pun singkat, hanya 5 sampai 7 detik. Dan jeda untuk tiap tembakan semburan adalah 2 sampai 3 detik. Meski hanya bisa digunakan dalam waktu singkat, senjata penyembur api ini dapat diisi ulang (reload), dimana tiap reload membuthkan waktu 4 – 6 menit.

Efek deteren dari senjata ini lumayan dahsyat, terutama digunakan untuk menggayang pasukan lawan yang tersudut di bunker. Dalam babak Perang Vietnam, insiden pembantaian Đắk Sơn pada 5 Desember 1967 oleh Vietcong, juga dipercaya menggunakan LPO-50 sebagai senjata pembakar. Terakhir LPO-50 digunakan kelompok bersenjata Irlandia (IRA) untuk menyerang checkpoit AD Inggris pada 1989.

Dibandingkan LPO-50, Type 74 lebih banyak mengeluarkan bahan bakar dalam waktu singkat, hal ini berdampak pada penguranan efek recoil (hentak balik) yang signifikan. Secara umum, bobot senjata penyembur api ini dalam keadaan kosong 15 kg dan dalam kondisi full 23 kg. Yang unik, baik Type 74 dan LPO-50 sama-sama hanya dapat digunakan dalam posisi tengkurap, dimana untuk mendukung penyemburan sudah tersedia fitur bipod.

Alih-alih tentang penampilan terbaru senjata penyembur api di arsenal militer Cina, kabarnya senjata ‘pemanggang’ ini akan difokuskan untuk menghacurkan sarang lebah. (Gilang Perdana)