Setelah Sukses dengan Indonesia, Babcock Kini Tawarkan Frigat Arrowhead 140 ke Yunani
|
Setelah sukses meraih kontrak ekspor pertama pembangunan (lisensi) dua unit frigat Arrowhead 140 untuk Indonesia, Rosyth Royal Dockyard Ltd (Babcock) dikabarkan kini sedang mematangkan penawaran frigat Arrowhead 140 untuk Yunani. Serupa dengan tawaran ke Indonesia yang melibatkan PT PAL Indonesia, dalam paket Arrowhead 140 ke Yunani juga akan melibatkan galangan lokal, yaitu Scaramanga dan Elefsis.
Dikutip dari shephardmedia.com (20/9/2021), Babcock vice-president for Marine Business Development Jonathan Walton dalam ajang DSEI 2021 menyebutkan, bahwa pihaknya telah mengajukan tawaran kompetitif ke Yunani sejak akhir Juli 2021. Babcock dalam penawaran ini memberikan komitmen untuk mendukung industri dalam negeri Yunani, termasuk membangun dan merakit frigat baru di Yunani, menghidupkan kembali rantai pasokan domestik, meningkatkan infrastruktur, memodernisasi fasilitas perkapalan, meningkatkan keterampilan tenaga kerja lokal serta mentransfer pengetahuan dan teknologi.
Namun, langkah Babcock belum tentu mulus, pasalnya Pemerintah Yunani membuka tender untuk pengadaan frigat masa depan. Dan untuk urusan adu tender di Yunani, Babcock akan menghadapi lawan berat dari Amerika Serikat, Perancis (Naval Group), Italia (Fincantieri) dan Belanda (Damen).

Dalam tender ini, Amerika Serikat yang diwakili Lockheed Martin menawarkan multi-mission ship yang rancangannya merupakan gabungan dari desain kapal perusak (destroyer) Arleigh Burke dan Littoral Combat Ship (LCS) Freedom Class. Oleh Lockheed Martin, rancangan kedua wahana tempur itu akan diracik guna menyesuaikan kebutuhan Angkatan Laut Yunani.
VP Lockheed Martin Integrated Warfare Systems and Sensors (IWSS) Jon Rambeau mengatakan, “Apa yang kami tawarkan adalah generasi di luar kapal tempur littoral, tetapi didasarkan pada desain yang sama. “Kami mengambil iterasi pada desain itu untuk Arab Saudi, dan kemudian kami mengambil iterasi lain pada desain untuk Yunani,” ujar Rambeau.
Baca juga: Proses Cepat! Unit Perdana Rafale untuk Yunani Telah Diserahkan Perancis
Dalam desain COMBATSS-21, Hellenic Future Frigate akan dibekali dengan sistem tempur Aegis, bsia mebawa delapan rudal jelajah anti kapal, meriam STRALES 76 mm, dan 11 VLS cell untuk rudal hanud. Frigat ini juga akan terintegrasi penuh dengan helikopter Sikorsky MH-60R. “Saya pikir saat ini kami telah memenuhi atau melampaui semua persyaratan yang diminta Angkatan Laut Yunani,” kata Rambeau. (Gilang Perdana)
@wk…
lah TOT it gunanya apa donk…??
cuma bikin body..??kyk perusahaaan KAROSERI doank kah…??
kl kita tdk akan pernah bs mendaptkan teknologi inti sperti yg anda sebutkan…
lbih baik kita tdk usah menyebut2 TOT…mending kita lebih pas dng bahasa yg lain yaitu OFFSET…
hrga pasti lebih wajar…
kl mmng kita mau “MANDIRI” ..dng cara TOT sprti yg sdh2 trjadi…y sdh LUPAKAN…
it mnurut saya.
Belanda mah ga ada matinya. ……ga dibeli platform nya, masih dipakai pulak SEWACO dan radarnya (Thales-belanda) 😁😁😁
@kopril+Jeki
Mafia KapRang Belanda gimana nih???
Jelas jelas FREMM udh di beli.
Secanggih canggihnya kapal di atas permukaan laut baik korvet, fregat, destroyer bahkan kapal induk, kesemua kapal perang permukaan tetap akan panas dingin jika menghadapi kapal selam.
Semoga saja akan ada penambahan dengan kelas yang jauh diatas dari yang kita miliki sekarang dengan jumlah yang ideal.
@D’boys : Menurut sumber dari grup lainnya, selain kita memproduksi 2 unit Arrowhead 140, kemungkinan kita akan mendapatkan hibah kaprang eks Inggris, hanya saja Type dan jumlahnya masih belum mendaptkan bocoran lebih jauh.
@cah+kepo : Sampai botak sariawan juga kita tidak dapat memproduksi kaprang dalam artian 100 % made in Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan banyak komponen inti yang diproteksi dengan hak paten dari produsen, sperti mesin, avionik, sonar, sensor, meriam, rudal, torpedo dan lainnya.
Jika kita telah dapat memproduksi light fregat seperti Martadinata Class, maka Type-31 / AH140 dapat menjadi heavy fregat TNI AL.
Terlebihlagi Arrowhead 140 untuk TNI AL akan di produksi di PT PAL dan akan dibangun dengan system modular (seperti Iver Huitfeltdt)
Dengan system modular, maka user dapat memiliki flexibilitas untuk mrnginstal apa yang akan diinginkannya, karena pembangunan dengan system modular, kita dapat merubah panjang dan lebar sesuai keinginan kita, hanya saja model / bentuknya harus tetap sama dengan lisensi Type-31 / AH140.
@Fregat MONAMI : Benar om…
Karena perkiraan saya tidak jauh dari Exocet dan Mica, saya berharap kombinasi dari P-800 Oniks versi ekspor (Yakhont) disandingkan dengan Aster 15/30.
Saya pilh Yakhont lebih dikarenakan range, kecepatan dan juga daya rusaknya dibandingkan dengan Exocet ataupun Harpoon, apalagi jika dibandingkan dengan C-705 ataupun C-802 sedangkan saya vote Aster 15/30 lebih dikarenakan variasi rangenya, sudah banyak usernya dan sudah battle proven.
Karena kita bukan anggota Missile Technology Control Regime (MTCR) maka range maksimal dari rudal kita hanya diperbolehkan 300 km, karena itu kecepatan dan daya hancur patut menjadi catatan utama untuk menghadapi kapal lawan yang bertonase sangat besar.
6 unit FREEM + 2 unit Maestrale bekas + 2 unit Type-31 + 8 unit FFM semoga saja bukan pepesan kosong…
Kebanyakan platform frigate lebih baik fokus di ‘iver mutant’ untuk role ASuW×ASW dan fremm/mogami untuk role AAW. Yang terpenting gotongan buat baku hantam dah komplit terpasang saat masuk layanan tugas