Sistem Hanud Oerlikon Skyshield Paskhas Dibekali GPS Jammer dan Terintegrasi dengan Radar Kohanudnas

Kecepatan dalam merespon pada potensi serangan udara adalah kunci dari suksesnya penggelaran sistem hanud titik. Dan bicara tentang kecepatan respon pada satuan tembak (satbak) rudal atau kanon hanud, maka yang menjadi tumpuan adalah kemampuan deteksi dini dari elemen radar. Saat bicara soal kinerja dan akurasi, kanon Oerlikon Skyhield milik Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas TNI AU memang dapat diandalkan. Meski begitu, sistem radar ‘organik’ pada satbak Skyshield punya keterbatasan.

Baca juga: Oerlikon Revolver Gun MK3 – Varian Terbaru Kanon Skyshield Untuk Denhanud Paskhas TNI AU

Salah satu komponen dari Satbak Oerlikon Skyshield adalah Unit sensor yang terdiri dari platform, tracker mount and drives, search radar, tracking radar, IFF (Identification Friend or Foe), data processing group, power supply unit, dan electro optical group. Yang disebut terakhir terdiri dari perangkat TV camera, IR (Infra Red) camera – thermal imager, video tracker module, laser range finder, dan distance measuring device.

Radar pencari (search radar) pada hanud Skyshield beropeasi pada i-band di frekuensi 8,6 – 9,5 Ghz, berputar dengan kecepatan 40 kali per menit dan memiliki moda gelombang penjejak 2D atau 3D sesuai kebutuhan. Sistem radar pencari dihubungkan dengan modul IFF untuk dapat mengenali target di udara. Kemampuan menjejak sasaran dibagi dalam dua radius: 12 kilometer untuk elevasi -5 sampai 70 derajat, atau 20 kilometer untuk elevasi -5 sampai 42 derajat.

Foto-foto: tni-au.mil.id

Dengan radius deteksi 20 kilometer, radar organik Skyshield menjadi tak memadai untuk mengantisipasi sasaran yang bergerak cepat di ketinggian rendah, sebut saja bila sasaran yang dimaksud adalah rudal jelajah atau jet tempur.

Mengutip dari tni-au.mil.id (3/9/2020), disebutkan bahwa sistem hanud Skyshield Paskhas kini telah terintegrasi dengan jaringan radar Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional). Sehingga sebelum sasaran tertangkap radar organik Skyhield, maka sasaran terlebih dahulu akan ditangkap oleh radar yang ada di Jajaran Kohanudnas dan dapat dimonitor dari Command Post Satbak Oerlikon Skyshield.

Dengan informasi sasaran dapat diketahui lebih dini, maka dengan mudah satbak kanon dapat mendeteksi, mengunci dan mempersiapkan arah kedatangan sasaran. Selain itu, sistem hanud Skyshield Paskhas kini telah dibekali dengan perangkat GPS jammer, dimana perangkat ini berperan untuk mengacak sinyal frekuensi GPS dari satelit sehingga perangkat GPS pada lawan tidak bisa menerima sinyal GPS.

Operator di dalam Command Post.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Fire Control Unit Oerlikon Skyshield

Dengan skenario di atas, perangkat GPS lawan tidak dapat mentransmisikan data Positioning, Navigation and Timing (PNT) yang dibutuhkan oleh perangkat navigasi lainnya untuk Pointing Target. Sebagai ilustrasi jamming tersebut dapat digunakan untuk mengeliminasi rudal jelajah berpemandu koordinat GPS yang mengarah ke obyek vital. (Bayu Pamungkas)

28 Comments