Lumayan lama tiada kabar berita tentang pengadaan radar hanud (pertahanan udara) RAT-31 DL/M buatan Leonardo S.p.A. Namun, belum lama ini ada kabar yang menyebut bahwa radar yang akan dioperasikan Komando Operasi Udara Nasional (Koopsudnas) – d/h Kohanudnas, telah dikirimkan dari Italia ke Indonesia. (more…)
Indonesia termasuk negara yang mengadopsi multi vendor dalam pengadaan radar militer. Namun, dari beragam vendor radar, yang layak disebut sebagai pemain utama adalah Thales dari Perancis. Disebut sebagai vendor utama lantaran Thales telah memasok radar untuk ketiga matra TNI dan sudah eksis di Indonesia sejak awal dekade 80-an. (more…)
Setelah menanti lebih dari lima dekade, akhirnya Indonesia kembali meresmikan pengoperasian sistem rudal hanud (pertahanan udara) jarak menengah – MERAD (Medium Range Air Defence), maklum pasca Orde Lama, sistem rudal hanud yang diadopsi Indonesia hanya berkutat di lini SHORAD (Short Range Air Defence). (more…)
Pada hari ini, 59 tahun lalu yang bertepatan dengan 12 Mei 1962, menjadi momen bersejarah bagi TNI AU dan Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), pasalnya untuk pertama kali, TNI AU resmi mengoperasikan dan merawat rada hanud buatan Inggris Decca. Radar canggih pada masanya tersebut, digelar Satuan Radar di beberapa lokasi di Pulau Jawa, yaitu di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. (more…)
Kecepatan dalam merespon pada potensi serangan udara adalah kunci dari suksesnya penggelaran sistem hanud titik. Dan bicara tentang kecepatan respon pada satuan tembak (satbak) rudal atau kanon hanud, maka yang menjadi tumpuan adalah kemampuan deteksi dini dari elemen radar. Saat bicara soal kinerja dan akurasi, kanon Oerlikon Skyhield milik Detasemen Pertahanan Udara (Denhanud) Paskhas TNI AU memang dapat diandalkan. Meski begitu, sistem radar ‘organik’ pada satbak Skyshield punya keterbatasan. (more…)
Kilas balik ke tahun 2016, saat itu tersiar kabar bahwa Lockheed Martin akan menawarkan paket radar intai untuk Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional). Bahkan, sejak tahun 2010 Radar Surveillance System Lockheed Martin Corporation telah melakukan beberapa pembicaraan dengan TNI AU, termasuk dengan KKIP (Komite Kebijakan Industri Pertahanan) mengenai kemungkinan alih teknologi. Sehingga radar intai hanud yang ditawarkan Lockheed Martin nantinya dapat dibangun sendiri oleh Industri Pertahanan di dalam negeri. Tentang jenis radar yang ditawarkan untuk Kohanudnas saat itu adalah tipe AN/TPS-77 (AN/FPS-117), yaitu radar yang punya peran sebagai long range air surveillance.(more…)
Meski efek deterennya tak sedahsyat pada dekade 60-an, namun penggelaran (kembali) sistem rudal hanud MERAD (Medium Range Air Defence) pengaman ibu kota di kawasan Teluk Naga, Tangerang, Banten, membawa angin segar dalam dunia alutsista di Tanah Air. Dalam perspektif strategis, Kohanudnas dan TNI AU akan kembali menghidupkan Satuan Rudal (Satrudal) pengaman ibu kota, yang sebelumnya telah di-non aktifkan berdasarkan instruksi KSAU Nomor INS/10/XI/1984 tanggal 20 November 1984. (more…)
Satuan Radar (Satrad) 224 di Kecamatan Kwandang, Gorontalo Utara punya peranan vital, utamanya memantau ruang udara di Selat Makassar yang juga menjadi Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) dan langsung bersinggungan dengan wilayah batas laut Filipina bagian selatan. Namun sudah setahun belakangan satrad ini tidak dapat beroperasi, lantaran radar yang digunakan mengalami kerusakan. Dan baru pada 16 Februari 2020, radar dari jenis AR 325 Commander akhirnya dapat beroperasi kembali. (more…)
Tanpa banyak disadari warga Jakarta dan sekitarnya, ada satuan tugas TNI yang secara terus-menerus memonitor ruang udara ibu kota, siang malam dan dalam cuaca apa pun, satuan ini melakukan tugasnya selama 24 jam. Inilah yang dikenal sebagai Satuan Radar (Satrad) 211 Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional) yang berlokasi di Tanjung Kait, Tangerang, Banteng. (more…)
Bagi Kohanudnas (Komando Pertahanan Udara Nasional), keberadaan radar intai udara di armada kapal perang frigat dan korvet TNI AL juga berperan sebagai gap filler dan mendukung jangkauan radar intai eksisting yang ada di daratan. Seperti dalam operasi pengamanan di kawasan Natuna, selain ada Satuan Radar 212 di Ranai, pengintaian ruang udara TNI mendapat perkuatan dari radar-radar udara yang melekat di kapal kombatan TNI AL. (more…)