Ternyata, Senjata Laser Telah Digunakan di Perang Vietnam, Dipasang di Ranpur AAV dengan Target Sniper Viet Cong
|Meski beberapa kali diklaim telah sukses diuji coba, namun, adopsi senjata laser sampai saat ini masih dalam pengembangan, seolah masih ada ‘ketikdayakinan’ akan operasional senjata dengan kebutuhan energi tinggi ini. Tapi tahukah Anda, bahwa senjata laser ternyata sudah mulai dikembangkan pada era Perang Vietnam.
Baca juga: MBDA Tampilkan Senjata Laser Anti Drone di Renault Sherpa Light 4×4
Dan yang unik, salah satu adopsi senjata laser ini ditempatkan pada platform ranpur lapis baja amfibi Assault Amphibious Vehicles (AAV) atau dikenal juga sebagai LVTP-7 di Indonesia. Dari akun Twitter @masao_dahlgren, disebut bahwa mobile test unit (MTU) senjata laser ini dikembangkan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) pada tahun 1972. Kebutuhan saat itu, senjata laser disiapkan untuk menyerang penembak jitu (sniper) Viet Cong yang berada di sekitaran sungai, dimana keberadaan sniper kerap merepotkan pergerakan pasukan AS.
Pada Juni 1976, dalam sebuah uji coba MTU senjata laser di AAV berhasil menembak jatuh dua drone, yang dimodifikasi agar lebih mudah terbakar (saluran bahan bakar logam diganti dengan yang “lebih lembut). Namun, belakangan pihak militer kurang puas atas kinerja MTU, pasalnya pancaran laser CO2 baru sebatas mencatatkan daya 25 kW, yaitu di bawah target yang diinginkan 50 kW.
Dan akhirnya, program pengembangan prototipe MTU di AAV resmi dihentikan pada Oktober 1976. Namun, itu adalah pertama kalinya senjata laser yang dibawa kendaraan berhasil menembak jatuh sasaran di udara.
Saat uji coba MTU senjata laser dilangsungkan, AAV juga berstatus barang baru di lingkup militer AS, dimana AAV produksi FMC Corporation, baru mulai diserahkan kepada Korps Marinir (USMC) pada tahun 1972.
Baca juga: Korps Marinir AS (USMC) Berencana Jual AAV (LVTP-7), Indonesia Wajib Monitor
AAV punya berat 30 ton, sementara panjangnya 7,94 meter, lebar 3,27 meter dan tinggi 3,26 meter. Ranpur ini punya kecepatan maksimum 64 Km per jam di darat dan 14 Km per jam di air. Diawaki 3 personel, AAV alias LVTP-7 dapat membawa 25 pasukan pendarat. (Gilang Perdana)
Siapa suruh berusaha menjajah negara yang sudah merdeka, pake² bikin negara boneka Vietnam Selatan pula. Alhamdulillah akhirnya gagal total dan lari terbirit-birit sambil menanggung malu.
Mereka bisa saja menghabisi milisi topi caping sampai ke genetik2 garis keturunan mereka namun bertempur dgn tangan yg satu diikat bukanlah hal yg mudah contoh TNi vs Opm.
Udah pake senjata yang konon canggih, eh tapi ternyata masih kalah dan kabur terbirit-birit cuma lawan milisi topi caping.
Drone udah ada beroperasi di perang dunia 2
Tahun 1976 sudah ada drone? Canggih bener