Pamer Serangan Presisi Jarak Jauh, Korea Selatan Uji Peluncuran Rudal Jelajah Taurus dari F-15K Slam Eagle
|
Kemampuan serangan jarak jauh secara presisi adalah penentu dalam peperangan modern, termasuk dalam skenario di Semenjang Korea, maka Korea Selatan akan sangat bertumpu pada kemampuan dari rudal jelajah jarak jauh yang dimiliki. Dan bicara tentang hal tersebut, maka kesiapan tempur Angkatan Udara Korea Selatan tak bisa dilepaskan dari aset strategis berupa rudal jelajah Taurus buatan Jerman.
Baca juga: Taurus KEPD 350 – Rudal Jelajah Jarak Jauh Anti Jamming GPS
Dan setelah tujuh tahun, untuk pertama kalinya Korea Selatan melakukan uji tembak langsung (live fire) rudal jelajah Taurus KEPD-350 dengan hulu ledak ‘asli’. Rudal Taurus diluncurkan dari jet tempur F-15K Slam Eagle dan berhasil mengenai target di Laut Kuning dari jarak 400 kilometer. Dengan kemampuan presisinya, maka Taurus dapat menyerang fasilitas vital di Korea Utara dalal waktu 15 menit sejak diluncurkan dari sekitaran Seoul.
Taurus KEPD-350 adalah rudal udara-ke-permukaan jarak jauh (long range air to surface missile) berpemandu presisi, yang dibuat oleh Taurus Systems GmbH melalui joint venture antara MBDA Deutschland dan Saab Bofors Dynamics. Dirancang untuk misi serangan dalam, jangkauannya yang mengesankan lebih dari 500 kilometer, memungkinkannya untuk menyerang target musuh yang bernilai tinggi (high level target) dan dijaga ketat sambil menjaga jarak yang aman pada wahana yang meluncurkannya.
South Korea conducted its first live-fire drills of the German-made Taurus cruise missile in seven years from F-15K fighter jet.
The missile flew approximately 400 kilometers and hit designated target in the Yellow Sea.
It can reach key facilities in North Korea within 15… pic.twitter.com/wgheiCUdws
— Clash Report (@clashreport) October 11, 2024
Korea Selatan menguji rudal Taurus tidak hanya untuk menunjukkan kemampuan pertahanannya tetapi juga sebagai bagian integral dari strategi pencegahan yang lebih luas. Uji coba ini merupakan sinyal definitif bagi Korea Utara, yang menegaskan bahwa Korea Selatan memiliki keunggulan teknologi dan kecakapan militer untuk menetralisir target strategis yang vital jika konflik meningkat.
Pengujian Taurus KEPD-350 yang berhasil telah memperkuat kesiapan operasional pasukan Korea Selatan, memberikan keunggulan strategis dalam mencegah ancaman Korea Utara. Rudal ini, yang dirancang untuk menyerang target bernilai tinggi yang dibentengi dari jarak jauh—termasuk fasilitas bawah tanah—memperlengkapi Korea Selatan dengan alat yang ampuh untuk dengan cepat menetralisir infrastruktur penting di Korea Utara jika situasinya menuntut.
Bila Korea Utara sesumbar mampu melakukan jamming pada sinyal GPS (Global Positioning System), maka Taurus Systems menjamin saat sinyal GPS dilumpuhkan lawan, sistem pemandu rudal ini tidak akan terpengaruh. “Taurus memang berpemandu GPS, tapi begitu GPS berhasil di jamming sistem pemandu rudal tetap akan terfokus pada sasaran, berkat inertial navigation system laju rudal bisa mengandalkan terrain dan image reference update,” ujar Oliver Kessler, director New Business Asia Taurus Systems Korea kepada Indomiliter.com di sela-sela ajang Aero India 2017.
Sejak pertama dioperasikan oleh Jerman pada tahun 2005, rudal ini sudah dipersiapkan untuk penambahan beberapa perangkat. Terbang laksana jet yang dilengkap air intake dan sayap lipat, Taurus dengan mesin turbofan Williams P8300-15 dapat terbang dengan kecepatan Mach 0.80 – Mach 0.95. Melaju di ketinggian low level plus melaju dengan kecepatan hampir Mach 1, menjadikan rudal jelajah ini akan sangat sulit dirontokkan oleh kanon reaksi cepat sekalipun.
KEPD 350K-2 Taurus – Rudal Jelajah Jarak Menengah untuk FA-50 Fighting Eagle, Siap dalam Tiga Tahun
Dari bobotnya yang mencapai 1.400 kg, didalamnya terdapat hulu ledak Mephisto (Multi-Effect Penetrator, HIgh Sophisticated and Target Optimised) dengan berat 480 kg. Mephisto dirancang dapat meledak dengan settingan waktu (beberapa saat) setelah pengenaan pada sasaran, jika sudah begini hulu ledak amat pas guna menghajar sasaran berupa bunker. Meski serba canggih, Kessler menyebut bahwa Taurus tidak dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir.
Di Korea Selatan, Taurus dipasang pada jet tempur F-15K, sementara Spanyol menggunakan Taurus pada F/A-18 Hornet, dan Jerman memasang Taurus pada Tornado dan Typhoon. Sejak diluncurkan, sayap pada rudal akan mengembang, dan jadikan Taurus terbang laksana drone bermesin jet dengan misi penghantar maut. Kessler menyebut bahwa Taurus dapat terbang mengikuti kontur permukaan bumi dengan ketinggian terbang kurang dari 30 meter, ini menjadikan Taurus lebih sulit terendus kehadirannya oleh radar.
Korea Selatan yang dalam status siaga perang, kini menjadi satu-satunya negara di Asia sebagai pengguna Taurus KEPD 350. (Gilang Perdana)
Jerman ‘Tolak’ Kirim Rudal Jelajah Taurus ke Ukraina, Khawatir Picu Perang Dunia Ketiga
Gak perlu F15, mehong, Indihe juga udah nawarin kang Brahmos, tinggal oprek dikit cantelan SU30, jadi deh, murah kan😁