Taurus KEPD 350: Rudal Jelajah Jarak Jauh Anti Jamming GPS
|Dilihat dari harga per unitnya yang mencapai Rp13,5 miliar, plus tidak ada platform jet tempur yang cocok mengusungnya, jelas rudal udara ke permukaan yang diberi label Taurus ini bukan untuk Indonesia. Meski begitu, kecanggihan rudal blesteran Jerman – Swedia ini layak ditelaah, mengingat kemampuan long range air to surface missile ini begitu diandalkan untuk melahap sasaran terpilih (high level target). Statusnya memang belum battle proven, tapi kehadiran Taurus menjadi daya tawar Korea Selatan dalam menghadapi rencana agresi Korea Utara.
Baca juga: Ini Dia WS-43, Rudal Jelajah dari Cina yang Ditawarkan ke Indonesia
Saat Korea Utara sesumbar mampu melakukan jamming pada sinyal GPS (Global Positioning System), maka Taurus Systems sebagai manufaktur rudal ini menjamin saat sinyal GPS dilumpuhkan lawan, sistem pemandu rudal ini tidak akan terpengaruh. “Taurus memang berpemandu GPS, tapi begitu GPS berhasil di jamming sistem pemandu rudal tetap akan terfokus pada sasaran, berkat inertial navigation system laju rudal bisa mengandalkan terrain dan image reference update,” ujar Oliver Kessler, director New Business Asia Taurus Systems Korea kepada Indomiliter.com (15/2/2017) di sela-sela ajang Aero India 2017.
Karena dibandrol dengan harga super premium, platform jet tempur pengusung Taurus sangat terbatas, seperti Tornado, Eurofighter Typhoon, Saab Gripen, Boeing F/A-18 Hornet dan F-15K. Di Korea Selatan, Taurus dipasang pada F-15K, sementara Spanyol menggunakan Taurus pada F/A-18 Hornet, dan Jerman memasang Taurus pada Tornado dan Typhoon. Sejak diluncurkan, sayap pada rudal akan mengembang, dan jadikan Taurus terbang laksana drone bermesin jet dengan misi penghantar maut. Kessler menyebut bahwa Taurus dapat terbang mengikuti kontur permukaan bumi dengan ketinggian terbang kurang dari 30 meter, ini menjadikan Taurus lebih sulit terendus kehadirannya oleh radar.
Baca juga: Kh-59ME – Rudal Anti Kapal Andalan Sukhoi Su-30MK2 Flanker TNI AU
Lantas siapa yang menjadi sasaran favorit Taurus KEPD 350? Jelas dengan harganya yang amat mahal, Taurus tak mungkin dilepas untuk menghajar sasaran bernilai rendah. High value point dan area targets menjadi ciri khas dari fitur yang ditawarkan Taurus. Obyek seperti bunker di bawah tanah, jembatan, instalasi peluncur rudal hanud, sampai kapal perang yang bersandar dapat dilibas dari jarak jauh. Resminya Taurus punya jarak tembak 500 km, meski beberapa meyakini jarak tembak sebenarnya bisa lebih jauh.
Dari aspek desain, rudal hasil kongsi antara MBDA Deutschland GmbH dan Saab Bofors Dynamics ini telah mengerucut pada desain stealth dan konsep modular, sejak beroperasi pada tahun 2005, rudal ini sudah dipersiapkan untuk penambahan beberapa perangkat. Terbang laksana jet yang dilengkap air intake dan sayap lipat, Taurus dengan mesin Williams P8300-15 Turbofan dapat terbang dengan kecepatan Mach 0.80 – Mach 0.95. Melaju di ketinggian low level plus melaju dengan kecepatan hampir Mach 1, menjadikan rudal jelajah ini akan sangat sulit dirontokkan oleh kanon reaksi cepat sekalipun.
Baca juga: Petir – Direvisi dari Rudal Jelajah ke Target Drone
Dari bobotnya yang mencapai 1.400 kg, didalamnya terdapat hulu ledak Mephisto (Multi-Effect Penetrator, HIgh Sophisticated and Target Optimised) dengan berat 480 kg. Mephisto dirancang dapat meledak dengan settingan waktu (beberapa saat) setelah pengenaan pada sasaran, jika sudah begini hulu ledak amat pas guna menghajar sasaran berupa bunker. Meski serba canggih, Kessler menyebut bahwa Taurus tidak dirancang untuk membawa hulu ledak nuklir.
Korea Selatan yang dalam status siaga perang, kini menjadi satu-satunya negara di Asia sebagai pengguna Taurus KEPD 350. Untuk memberi efek getar pada pasukan Kim Jong Un, 170 unit Taurus kini sudah dalam status siap digunakan oleh AU Korea Selatan, dan 90 unit lagi dalam proses pemesanan. Namun pengguna terbesar Taurus adalah Jerman yang setidaknya sampai saat ini punya 600 unit Taurus. Sementara Spanyol hanya punya populasi 43 unit Taurus.
Taurus KEPD 350 pesanan AU Korea Selatan pada dasarnya punya kemampuan lebih canggih disbanding Taurus KEPD milik Jerman dan Spanyol, pasalnya Taurus Korea Selatan sudah dilengkapi Rockwell Collins GPS receiver dengan Selective Availability Anti-Spoofing Module (SAASM) guna mengantipasipasi aksi jamming GPS.
Karena mendapat pesanan khusus dari Korea Selatan, Taurus Systems GmBH yang bermarkas di Jerman, sampai merelakan membuat basis produksi Taurus di Korea Selatan, dan nama perusahaan menjadi Taurus Systems Korea Co, Ltd. Dan bukan Korea namanya bila tak mengembangkan kesaktian Taurus, pada Oktober 2015 Taurus Systems memperkenalkan varian Taurus dengan ukuran yang lebih kecil yang diberi kode 350K-2. Taurus dengan ukuran lebih kecil diharapkan Korea Selatan untuk dipasang pada jet tempur yang lebih kecil, seperti FA-50 Golden Eagle. Karena ukuran lebih kecil, Taurus 350K-2 jarak tembaknya melorot jadi 400 km, dan kecepatan jelajah Mach 0.6 – Mach 0.9.
Dan kabar paling baru, Defense Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan pada Desember 2016 telah menyebut akan membangun platform produksi rudal udara ke darat jarak jauh yang akan dirampungkan pada tahun 2018, dan Taurus telah dirujuk sebagai basis pengembagan. Ada yang menyebut rencana DAPA nantinya adalah menyiapkan rudal jelajah jarak jauh untuk jet tempur KFX yang prototipe-nya akan selesai pada tahun 2020.
Meski sangat kecil kemungkinan diadopsi oleh Indonesia, namun Kessler mengaku siap untuk menawarkan solusi kerjasama untuk Indonesia. Boleh jadi rencana adopsi “Taurus”pada KFX menjadi poin menarik bagi manufaktur, pasalnya Indonesia ikut andil dalam proyek jet tempur masa depan KFX/IFX. (Gilang Perdana)
Spesifikasi Taurus KEPD 350:
– Panjang: 5,1 meter
– Diamater: 1,08 meter
– Hulu ledak: 480 kg
– Wingspan: 2,064 meter
– Mesin: Williams P8300-15 Turbofan
– Jarak luncur: 500 km
Pespur utama RI adalah SU27/30 & yang dalam proses SU35
Jelas rudal yang dibeli adalah seri KH59 dan sodara2nya.
http://www.indomiliter.com/kh-59me-rudal-anti-kapal-andalan-sukhoi-su-30mk2-flanker-tni-au/
@ramses
pspur utama tni au kini dpgang falcon gurun. elektronika lbh canggih, radar lbh powerful, arsenal atawa rudal lbh yahud mmbuat falcon gurun kini menggeser su27/30 sbg pespur utama
justru pmbelian rudal kh-59 menjadikan role sukhoi lbh condong ke maritime strike
Yang bawa taurus enak tuh kayaknyaaa ?
Mumpung lagi hangat SE ?
yup. sang pembunuh sejati kontrak su-35 sdh diapprove sama kongres & senat amriki. akhirnx tni au balik lagi ke opsi pertama yang dulu kita mundur krn kemahalan
Apapun busa terjadu, yang dah dateng aja bisa didebatin ?
Mengerikan!.harganya.
Alah, baru segitu. Masih mahalan SE. Haha
kalo TNI jd beli grippen atau viper,..taurus wajib dibeli neh…
BTW,..bagus mn ama storm shadow/scalp, andalannya rafale?
mungkin kalau kita ambil Gripen atau F-16 V, kita lebih butuh IRIS-T / MICA ( karena PKR pakai misil itu juga ), sama MBDA Meteor kalau long range missile kayak Taurus malah bikin situasi arm race, sekalian juga RBS-15 deh biar pasga jadi AShM, kan dia bisa buat pespur juga platform kapal perang
* pas jadi
IRIS-T & meteor mrupakan rudal2 anti pswat, beda fungsi ama taurus yg mrupakan rudal jelajah utk mnghantam sasaran darat atau kaprang. taurus jg mmliki klebihan dlm soal jarak tempuh, jauh diatas rbs15. soal ada arm race mah biarin aja, normal itu.
oh maaf, saya baca kurang detail padahal udah ada di artikel,selama ini dikira A to A missile rupanya A to S missile