Update Drone KamikazeKlik di Atas

Pengamanan KTT World Water Forum 2024, Denhanud 476 Kopasgat Kerahkan Rudal Hanud Chiron

(Instagram Depo Pemeliharaan 60)

Lazimnya gelaran event berskala international, maka TNI ikut menyiapkan alutsistanya untuk pengamanan yang disesuaikan pada tingkat ancaman. Dengan keunggulan mobiltas, rudal pertahanan udara (hanud) MANPADS (Man Portable Air Defence System) kerap diandalkan untuk pengamanan obyek vital Pam VVIP. Setelah gelar Mistral yang disiapkan saat pengamanan Asian Games 2018, kini MANPADS kembali akan dikerahkan dalam Pam VVIP saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali.

Baca juga: Masuk Pasar Eropa, Rumania Jadi Pengguna Rudal Hanud Chiron Setelah Korea Selatan dan Indonesia

KTT WWF ke-10 di Bali akan dihelat mulai dari tanggal 11 sampai dengan 23 Mei 2024, dan dikutip dari akun Instagram Depo Pemeliharaan 60 TNI AU, disebut bahwa rudal MANPADS Chiron akan dipersiapkan dalam mendukung pengamanan KTT WWF. Dalam postingan diperlihatkan Satuan Pemeliharaan (Sathar) 65 Depo Pemeliharaan (Depohar) 60 telah berhasil dengan baik melaksanakan refreshing latihan simulasi penembakan maupun pemeliharaan rudal Chiron bekerja sama dengan Denhanud 476 Kopasgat TNI AU

Salah satu tugas Sathar 65 adalah melaksanakan pemeliharaan rudal Ground to Air yaitu rudal Chiron. Dalam pelaksanaan pemeliharaan Sathar 65 juga menguasai dalam pengetesan dan pengoperasian penembakan rudal Chiron tersebut. Hal ini bertujuan memastikan rudal dapat bekerja dengan baik dan benar. Kegiatan simulasi menembak Rudal Chiron diberikan sebagai penyegaran tentang pengoperasian rudal chiron agar personel dapat mengoperasikan secara baik dan benar.

Latihan tersebut merupakan hal penting untuk memastikan kesiapan personel dalam menggunakan Alutsista agar pelaksanaan pengamanan KTT menghadapi potensi ancaman dari udara dapat telaksana secara optimal.

Tentang rudal Chiron, masuk dalam kategori VSHORAD (Very Short Range Air Defence). Di negara asalnya (Korea Selatan), rudal hanud ini dikenal dengan label KP-SAM, produksi LIG Nex1. Chiron mirip dengan rudal Mistral buatan MBDA dan Saab RBS-70, yakni diusung menggunakan media tripod. Meski tak begitu populer, Chiron juga dibuat dengan varian multi laucher system yang dikendalikan secara remote.

Rudal Chiron Kopasgat dalam platform tripod).

Bobot Chiron mencapai 14,4 kg, sedangkan berat peluncur dan rudal jika ditotal mencapai 24,3 kg. Meski bisa dioperasikan dengan dipanggul, efektivitasnya akan lebih baik bila dilepaskan dengan tripod untuk menjaga stabilitas saat penembakkan. Dalam gelar tempur, satuan tembak Chiron diawaki oleh tiga orang, masing-masing adalah gunner, loader amunisi, dan observer.

Dengan sokongan solid rocket motor, Chrion dapat menguber target dengan kecepatan 700 meter per detik (setara Mach 2.4). Karena bergelar VSHORAD, jarak uberan rudal ini memang terbatas, hanya 7.000 meter dan jarak ketinggian luncur maksimum 3.500 meter.

Chiron beroperasi dengan pemandu infrared dengan dual mode (IR/UV) sehingga lebih tahan terhadap aksi jamming. Sistem rudal juga dilengkapi interrogator IFF (Identification Friend or Foe) yang dipasok oleh sistem radar pemandu. Pihak LIG Nex1 mengklaim sistem Chiron hanya membutuhkan waktu penembakan kurang dari tiga detik untuk meluncur setelah dipicu.

Rudal Chiron termasuk salah satu rudal generasi terbaru di kelasnya yang dikembangkan lembaga riset selama lebih dari delapan tahun oleh LIG Next1 (anak perusahaan LG Corporation). Pengembangan rudal ini berdekatan dengan proyek rudal Grom dari Polandia. Pada awalnya Korea Selatan merintis pengembangan rudal panggul pada tahun 1995 oleh badan penelitian pertahanan pemerintah dengan anggaran 71 juta dollar dengan nama proyek KP-SAM (Korean Portable Surface-to-Air Missile) Shingung.

Fase produksi rudal Chrion dimulai pada tahun 2004 dan penggelaran operasional dilakukan pada September 2005. Sebagai launch customer, Angkatan Darat Korea Selatan memesan sebanyak dua ribu unit rudal Chiron.

Sebagai komponennya, sensor pengindra inframerah Chiron generasi awal dipasok pabrik LOMO Rusia sedangkan sistem kendali, motor roket dan hulu ledak dikembangkan sendiri oleh Korea Selatan. (Gilang Perdana)

Amankan Asian Games 2018, Tiga Satbak Rudal Mistral dan Satu MCP Lindungi Kawasan GBK

One Comment