Meski Belum Terpasang VL Mica, Instalasi Millennium Gun Tuntas di KRI I Gusti Ngurah Rai 332
Setelah instalasi sistem persenjataan tuntas pada frigat KRI RE Martadinana 331, kini dikabarkan frigat KRI I Gusti Ngurah Rai 332 telah melewati tahapan instalasi persenjataan kanon CIWS (Close In Weapon System) Rheinmetall Oerlikon 35 mm Millennium Gun pada bagian depan anjungan. Namun operasional penuh kapal perang yang juga disebut Perusak Kawal Rudal (PKR) ini baru akan tercapai pada awal 2021.
Baca juga: Akhirnya! Uji Coba Sistem Senjata di Frigat KRI RE Martadinata 331 Telah Tuntas
Dikutip dari Janes.com (4/2/2020), disebutkan meski kini telah terpasang kanon Rheinmetall Oerlikon 35 mm Millennium Gun, namun KRI I Gusti Ngurah Rai 332 belum memerima sistem senjata lain seperti rudal hanud VL Mica besutan MBDA.
Seperti halnya pengadaan pada KRI RE Martadinata 331, pengadaan KRI I Gusti Ngurah Rai 332 diakuisisi dengan konfigurasi fitted for but not with (FFBNW), terkecuali ada satu jenis senjata yang sudah terpasang saat diluncurkan, yaitu meriam reaksi cepat Leonardo (Oto Melara) 76/62 Super Rapid gun.
Meski kanon Millennium Gun menggunakan jenis laras tunggal, kanon ini nyatanya dapat melontarkan 1.000 proyektil dalam satu menit. Hal tersebut dapat berlangsung berkat adopsi sistem revolver empat kamar. Peluru yang dipasok sabuk memasuki salah satu lubang peluru dari revolver untuk kemudian ditembakkan dari revolver yang terus berputar, menghasilkan kecepatan tembak cukup tinggi tanpa perlu menghambur-hamburkan peluru dibanding kanon multilatras dengan konsep Gatling pada kanon Phalanx.
Dalam hal kecepatan tembak, proyektil Millennium Gun dapat melesat hingga 1.440 meter per detik dengan jangkauan tembak efektif hingga 4 kilometer.
Baca juga: Oerlikon Milleninum 35 mm – Perisai Reaksi Cepat Andalan PKR Martadinata Class TNI AL
Untuk urusan amunisi 35 mm, pihak Rheinmetall Defence meracik AHEAD (Advanced Hit Energy & Destruction). AHEAD merupakan peluru dari tipe airbursting atau pecah di udara. Peluru ini punya dua varian, yaitu ADV (air defence variant) dan IFV untuk menghadapi kendaraan tempur. Khusus untuk peluru ADV, tiap ujung proyktil tersimpan 152 pellet (sub proyektil) berbahan tungsten yang setiap pellet memiliki bobot 3,3 gram.
Bila yang dihadapi sasaran seperti rudal, digunakan AHEAD konvensional dengan 31 sub proyektil yang masing-masing terdiri dari susunan 11 pellet dengan bobot 1,5 gram. (Gilang Perdana)
Related Posts
-
Albatross Class TNI AL: Korvet Beli Gress dari Negeri Pizza
5 Comments | Mar 15, 2015
-
AL Inggris Sukses Uji Pengoperasian Perdana Drone Kargo Twin Engine di Kapal Induk
No Comments | Sep 9, 2023
-
Patriot II 4×4 – Rantis Lapis Baja dengan Sasis Tatra, Salah Satu Maskot di Indo Defence 2022
2 Comments | Nov 15, 2022
-
Lockheed Martin Telah Kirim 800 Unit F-35 Lightning II, Masalah Cacat Produksi Belum Teratasi
10 Comments | Aug 6, 2022
terus foto mbak diatas mau dipasang dimana ?? apakah di jari manisnya sudah terpasang cincin kawin ??
itu sama aja beli pistol tapi tanpa peluru, uat petantang-petenteng doang, ha…ha..
TRADISI BELI BARANG PAKE SKEMA “FIT FOR BUT NOT WITH” alias beli kapal perang (judul nya) tapi polosan, beli jet tempur (judul nya) tapi polosan, rudal nya belakangan. NASAM dari taun kapan, VLS MICA dari taun kapan gk jelas TIME LINE nya, kudunya DEPHAN belajar bikin SCRUM spy keliatan proses nya mulai dari back log, on progress hingga done nya. Jangan jadi pemerintah KAGETAN mentri2 nya dikit dikit kaget, ada negara asing main main di halaman rumah KAGET, klo samoe turun tuh frigate atau destroyer aseng di Natuna kejadian nya bakal kaya kasus F16 di atas Bawean, pesawat canggih ketemu pesawat lawas, pesawat full modern armament vs pesawat minim armament, flight full support vs flight low support. ayo dong BERUBAH sdh berapa puluh tahun kita merdeka, di segerakan gk pakai tapi, namun, jika,andai dll akselerasi nyata perkuat dan Modern kan TNI nya wahai pemerintah
Terlambat sekali penempatan senjatanya, seandainya kita kemaren jadi perang dgn China, berarti kapal PKR kita akan dipersenjatai bambu runcing.
Seharusnya ketika kapal dalam proses pembuatan, sudah dirancang juga dipesan senjata yg akan dipakai nanti. Jadi pada saat yg bersamaan kapal dan senjata sudah jadi dan tinggal dipakai.
Kalau begini terus pemikiran Dephan, saya usul agar kita kembali kejaman Majapahit aja. Dibuat kapal kayu n prajuritnya dibuatin keris.
Kapal kayu anti radar juga loh……