ALE-147 Countermeasure – Sistem Dispenser Flare/Chaff di Jet Tempur F-16 A/B Block15 Falcon Star eMLU
|Berlangsung sejak 2017, program eMLU (enhanced Mid Life Upgrade) Falcon Star F-16 A/B Block15 OCU (Optional Capability Upgrade), akhirnya telah sukses menuntaskan upgrade pada dua unit F-16. Pada hari Jumat, 28 Agustus 2020, dua unit F-16, masing-masing dengan nomer registrasi TS-1601 dan TS-1610 telah resmi diserahkan dan siap dioperasikan penuh oleh Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi. Sementara sisa unit lainnya, dijawadlkan akan diserahkan pada tahun 2021.
Baca juga: Sukhoi Su-30MK2 TNI AU Sukses Uji Flare dengan APP-50 Dispenser
Dari serangkaian peningkatan fitur pada jet tempur besutan Lockheed Martin ini, disebut-sebut jet tempur single engine TNI AU ini sudah dibekali dengan perangkat ALE-47 countermeasure dispenser system. Bagi TNI AU, countermeasure dispenser system bukan barang baru, pasalnya perangkat dengan fungsi sejenis juga telah hadir di jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30 Skadron Udara 11. ALE-47 persisnya adalah chaff/flare dispenser, dimana perangkat ini berperan untuk melontarkan flare (pengecoh rudal pencari panas) dan chaff (sekam untuk mengecoh rudal berpemandu radar/radio).
Dari cara kerjanya, ALE-47 terintegrasi dengan instrumen lain di pesawat, yaitu terkoneksi langsung dengan radar warning receiver (RWR), missile warning receiver (MWR), laser warning receiver (LWR) dan beragam sensor electronic warfare lainnya. Ketika sensor pesawat mendeteksi adanya ancaman, sistem countermeasure dispenser secara otomatis meluncurkan ‘penanggulangan’ lewat frekuensi radio atau inframerah pada waktu yang optimal, bergantung pada jenis rudal yang menyerang, apakah akan dilawan dengan flare atau chaff.
Bila flare adalah pengecoh panas, lain hanya dengan chaff, satu bundle chaff terdiri dari sekitar 5 hingga 5,6 juta serat yang dipotong untuk memantulkan sinyal radar. Dan ketika dilontarkan dari pesawat, chaff akan membentuk ‘awan’ elektronik yang memecahkan sinyal radar dan untuk sementara dapat menyembunyikan pesawat dari deteksi radar lawan.
Secara arsitektur, ALE-47 terdiri dari cockpit control unit, sequencer unit, countermeasure dispenser dan optional programmer. Cockpit control unit menyediakan antarmuka dengan pilot. Seorang programmer dapat ditambahkan untuk menambahkan fitur tambahan, seperti evaluasi ancaman tingkat lanjut. Sequencer unit mengontrol dispenser dan secara otomatis mampu mendeteksi misfire dan memperbaikinya. Sequencer dipasang ke dalam unit dispenser pada versi sayap putar.
Setiap dispenser dapat menampung lima jenis countermeasures dengan total 30. Seluruh sistem dapat menampung hingga 32 dispenser pada pesawat sayap tetap dan 16 pada pesawat sayap putar (helikopter).
Baca juga: Kadar Stealth Dirasa Kurang Moncer, F-35 Lightning II Dipasangi Chaff Dispenser
Dikutip dari wikipedia.org, ALE-47 disebut merupakan produksi dari BAE Systems. Selain dipasang pada F-16, AN/ALE-47 juga dapat dipasang pada F/A-18 Hornet, pesawat angkut berat C-17 Globemaster, CH-47 Chinook hingga UH-60 Black Hawk. Dikutip dari situs BAE Systems, dikatakan lebih dar 4.000 sistem dispenser AN/ALE-47 telah terpasang pada 38 jenis pesawat/helikopter militer, dan sistem ini telah digunakan oleh 30 negara. (Gilang Perdana)
Wowo gak suka mainan dari rusia , wowo suka eropa barat atau usa
Setahu saya kenapa pada saat itu diputuskan menerima hibah 24 F-16 Block 52ID karena salah satunya sudah support untuk rudal AMRAAM, oleh karena itu kemudian diintegraaikan dengan NASAMS yang juga menggunakan rudal yang sama sehingga lebih strategis bagi TNI AU…
Hanya saja untuk F16 hibah dasarnya adalah Block 25 sehingga sebenarnya belum setara Block 52 aslinya meskipun perangkat yang di cangkok kan adalah untuk Block 52…
Tak apalah penting ada pesawat terbang yg bentuknya seperti pesawat tempur dan bisa terbang
Coba bandingkan radar Su-27SKM dengan F-16 52ID
APG-68v3 mempunyai jangkauan yang sama dengan Su-27SKM/Su-30MK2, sama-sama 300km dengan RCS yang sama
Namun APG-68v3 jauh lebih kecil dan lebih ringan serta lebih efisien dari N001VEP.
F-16 52ID mempunyai kemampuan BVR lebih baik dari Su-27SKM/MK2
Apalagi digandengkan dengan AIM-120C7 yang jangkauannya lebih jauh dari RVV-AE
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo :
“Hal ini merupakan keputusan yang tepat, karena TNI Angkatan Udara mendapat keuntungan besar yaitu peningkatan SDM, khususnya kemandirian para teknisi dalam melaksanakan pemeliharaan hingga tingkat berat dan bahkan hingga factory level,”
Factory Level itu berarti mampu melakukan Perakitan pesawat F-16
Mudah mudahan saja F-16V bisa dirakit di Indonesia, hal itu mungkin bisa menurunkan harga
Sukhoi dimana suaramu ???
Sukhoi kan perakitan selalu di Indonesia??? Pengiriman menggunakan kargo pesawat angkut… Justru F-16 yang biasanya pengiriman utuhan diterbangkan langsung dari USA, dengan harapan perakitan di Indonesia sama saja diharapkan pengiriman menggunakan kargo dan pretelan untuk kemudian dirakit di Indonesia…
Yg merakit tetap teknisi Rusia Bung Yuli, bukan orang Indonesia. Orang yg ngujinya pespur disini juga masih orang Rusia kok. Kalo udah siap baru pilot Indonesia yg make.
Mbah gatol ini gmn cara berpikirnya. Ya iyalah tentu saja yg merakit org Rusia, secara itukan barang baru, berkaitan jg dng masa garansi barang Ya gak mungkinlah teknisi kita bisa ngerakit barang baru dr luar.
Masa hal yg remeh temeh gitu aja diperdebatkan dan hrs dijelaskan. Makin menurun aja kualitas daya pikir ente mbah.
Jngkan Sukhoi, itu F-16 block 15 OCU yg baru seleaai di upgrade aja pilot ujinya msh dr org LM. Gimana toh cara berpikirnya mbah. Semakin tua semakin menurun daya pikirnya ya.
Kl ga salah semua impor alutsista seperti su 35, F 16V, AEE&C, Tanker di batalkan
anggarannya dinaikin tuh..
Kalau gak salah utk memodifikasi 24 F16 CD hibah d 2012 kta bayar $720jt atau $30jt/unit.
Sementara infonya utk modifikasi 1 F16 AB EMLU yg lbh canggih kta hanya keluar $12jt.
Mudah2an pembelian 2-3 ska F16V segera terealisir & kta dpt bonus bbrp ska F16 eks gurun Arizona utk d rakit & modifikasi d Indonesia.
Karena MLU nya dikerjakan di Indonesia….jadi jauh lebih murah…dan tak perlu ada biaya pengiriman yang mahal…ditambah ada kasus.
Lbh worthed eMlu ini meski $12jt perpesawat dibanding yg dr hill Afb $30jt perpesawat msh apg 68 v1 blm bisa pk amraam padahal keluar duit $720jt
Sesat amat nih anak…F-16 block 32+ (52ID) itu pakai APG-68v3..semua keluarga Block 25/30/32 standarnya sudah bisa makai Amraam dan JDAM.
Ini berita bagus soal upgrade F 16 Indonesia berharap saja kedepannya Indonesia bisa memiliki tambahan pespur baru, pesawat tanker & pesawat AEW&C seperti yg dimiliki singapura ataupun australia.