KAI Ungkap Rencana Upgrade FA-50 Fighting Eagle, Bakal Punya Jangkauan Lebih Jauh dan Lebih Mematikan
|Dari ajang Seoul International Aerospace & Defense Exhibition 2021 (ADEX 2021), Korea Aerospace Industries (KAI) telah merilis informasi tentang rencana paket upgrade untuk armada jet tempur FA-50 Fighting Eagle. Saat ini, Angkatan Udara Korea Selatan (RoKAF) mengoperasikan 60 unit FA-50, sementara untuk pasar ekspor, Filipina menjadi satu-satunya pengguna FA-50 di luar Korea Selatan.
Dikutip dari Janes.com (19/10/2021), KAI mengungkapkan rincian lebih lanjut tentang rencananya untuk meningkatkan jangkauan dan kemampuan peswat tempur ringan FA-50. Dimana poin yang diungkapnya mencakup pada meningkatkan jangkauan dan kemampuan tempur platform, seperti pemasangan pesawat dengan tangki bahan bakar 300 galon yang sesuai untuk jarak jelajah yang lebih jauh dan mengintegrasikan platform pod penargetan dan sistem senjata baru, termasuk integrasi rudal udara ke permukaan jarak menengah dan rudal udara-ke-udara jarak jauh (Beyond Visual Range air-to-air Missiles/BVRAAM).
Kandidat potensial untuk adopsi rudal udara ke permukaan jarak menengah, antara lain Kongsberg dan Joint Strike Missile (JSM) dari Raytheon, Stand-Off Missile (SOM) dari Roketsan, dan Taurus KEPD 350K-2 dari Taurus Systems. Selain itu, Agency for Defense Development (ADD) – lembaga litbang pertahanan Korea Selatan juga terlibat dalam program peningkatan program FA-50.

Mengacu ke standar NATO, FA-50 relatif fleksibel untuk dimuati aneka ragam rudal dan bom. Secara umum FA-50 dapat membawa beban senjata hingga 4,5 ton. Racikan senjatannya tak beda jauh dengan F-16, seperti rudal AIM-9 Sidewinder, AGM-65 Maverick, GBU-38 / B Joint Direct Attack Munitions (JDAM), CBU- 105 Sensor Fused Weapon (SFW), Mk82 Low Drag General Purpose (LDGP) bom, Cluster Bomb Unit (CBU), dan peluncur roket Folding-Fin Aerial Rockets (FFAR) LAU-3. FA-50 juga mengusung kanon internal model Gatling M197 20 mm.
Racikan sensor di FA-50 bisa dibilang cukup lumayan untuk kelas jet tempur ringan, seperti adanya Inertial Navigation System/Global Positioning System (INS/GPS), integrated mission computer, identification friend or foe (IFF), radar altimeter, multimode radar, store management system, UHF/VHF radio, tactical data link, data transfer and recording system, Radar Warning Receiver (RWR) and Counter Measure Dispensing System (CMDS).
FA-50 ditenagai mesin tunggal General Electric F404-GE-102 turbofan. Kinerja mesin dikendalikan oleh dual-channel Full Authority Digital Engine Control (FADEC) system. Selain kapasitas bahan bakar dari tangki internal. Pesawat ini dapat membawa 568 liter bahan bakar tambahan dalam external fuel tank. FA-50 yang pengembangannya melibatkan Lockheed Martin dapat mencapai kecepatan maksimum 1.837 km per jam (Mach 1.5). (Gilang Perdana)
ayo indonesia. tambah lagi. biar makin joz gandoz
Tambahin 7 skuadron aja, murah biaya pengadaan, irit bbm, murah biaya perawatan.
Bisa jadi pesawat latih, bisa pula jadi pesawat workhorse.
Sayangnya yang kita miliki hanya T-50i Golden Eagle, bukan F-50 Fighting Eagle ๐
Tapi untuk jenjang pilot pespur kedepan, tidak ada salahnya jika TNI AU membeli F-50 Fighting Eagle, hal tersebut lebih dikarenakan dapat digunakan sebagai tambahan pespur latih sebelum berkarir menjadi pilot F-16 dan IFX.
Persenjataannya dapat terintergrasi dengan F-16 dan IFX.
Karena irit, dapat juga digunakan untuk misi patroli.
Sambil menunggu lini produksi IFX dan pernah di isukan sebagai pengganti F-5 E/F Tiger TNI AU, serta luasnya wilayah Republik Indonesia maka minimal 2 skuadron tidak akan percuma, asalkan bukan keadaan kosongan seperti kita membeli T-50i Golden Eagle.
Bahkan ironisnya ketika diawal TNI AU memiliki T-50i karena tidak ada perangkat radarnya, maka pada bagian dalam hidung pesawat hanya dibekali ballast (pemberat) agar pesawat T-50i Golden Eagle TNI AU itu seimbang.
Meskipun irit dan lainnya percuma saja jika diakusisi dalam keadaan kosongan.
Bla bla bla golden eagle
T50i kita sudah dibelikan radar dan sudah bisa gotong rudal jarak dekat sidewinder dan rudal udara ke permukaan maverick.
6 T50i golden eagle tambahan yang kita pesan pasti dari varian FA50 sebab harga akuisisi 6 unit ini hampir 240 juta usd alias hampir usd 40 juta per unitnya. Filipina sendiri beli FA50 12 unit seharga usd 421 juta jadi usd 35 juta per unit di tahun 2013.
Jadi bla bla bla dari seseorang di atas yang bilang kita beli kosongan itu adalah kondisi jadul yang tidak uptodate.
Ini bisa beli TOT-nya gak sih?
Bismillah seharusnya TNI AU memiliki FA 50 dan hawk kembaran sejoli buat patroli
Ngicernya Su 35,Rafale,F 15,F 35 yg jebule F A 50
@Tukang+Ngitung+PhD : Memang pada kenyataannya Indonesia membeli T-50 dalam keadaan kosongan…
Bila ada kebutuhan operasi pertahanan udara yang mendesak, T-50i memang masih mampu beraksi dengan panduan dari radar ground control yang akan memandu pilot menuju sasaran. Namun untuk eksekusi tembakan, selanjutnya pilot hanya bisa mengandalkan kemampuan visual mata langsung. Ironisnya, karena tidak adanya perangkat radar, maka saat ini pada bagian dalam hidung pesawat hanya dibekali ballast (pemberat) agar pesawat seimbang.
https://www.indomiliter.com/lama-dinanti-akhirnya-jet-tempur-t-50i-tni-au-bakal-dilengkapi-radar/
https://www.indomiliter.com/kemhan-siap-datangkan-20-unit-radar-multi-mode-untuk-t-50i-golden-eagle-tni-au/
Masih banyak link lain mengenai pemberitaan mengenai T-50i TNI AU
Bla bla bla…
Ngaku uptodate, kenyataannya tong kosong ๐ ๐ ๐
@Tukang+Ngitung+PhD : Memang pada kenyataannya Indonesia membeli T-50 dalam keadaan kosongan…
Bila ada kebutuhan operasi pertahanan udara yang mendesak, T-50i memang masih mampu beraksi dengan panduan dari radar ground control yang akan memandu pilot menuju sasaran. Namun untuk eksekusi tembakan, selanjutnya pilot hanya bisa mengandalkan kemampuan visual mata langsung. Ironisnya, karena tidak adanya perangkat radar, maka saat ini pada bagian dalam hidung pesawat hanya dibekali ballast (pemberat) agar pesawat seimbang.
https://www.indomiliter.com/lama-dinanti-akhirnya-jet-tempur-t-50i-tni-au-bakal-dilengkapi-radar/
https://www.indomiliter.com/kemhan-siap-datangkan-20-unit-radar-multi-mode-untuk-t-50i-golden-eagle-tni-au/
Masih banyak link lain mengenai pemberitaan mengenai T-50i TNI AU
Bla bla bla…
Ngaku uptodate, kenyataannya tong kosong ๐ ๐ ๐
@Why2021 : Jangan beli F-35
Anggota Senat AS saja terbelah soal pengadaan dan perawatan F-35
Dalam pernyataan penjelasannya, kelompok ini mengatakan program F-35 memiliki tantangan pemeliharaan yang signifikan terutama akibat kegagalan modul daya yang dikombinasikan dengan masalah kapasitas perbaikan depot.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran hanya sedikit F-35 yang tersedia untuk operasi.
Komite meminta tambahan 175 juta USD untuk mendukung kegiatan depot Angkatan Udara, 175 juta USD untuk modul tenaga mesin cadangan F135, dan 185 juta USD untuk pendanaan operasi dan keberlanjutan pemeliharaan.
Komite mengatakan penundaan produksi F-35 akan menyebabkan beberapa pengiriman pesawat terlambat dari jadwal.
Karena itu, komite mengatakan bahwa meskipun mendukung pengadaan lebih banyak pesawat dalam beberapa tahun terakhir, panitia melihat perlunya juga penyesuaian anggaran untuk mendukung pemeliharaan dan keberlanjutan operasionalnya.
Artinya pespur F-35 biaya perawatannya mahal, kalau diibaratkan pespur F-35 adalah emakยฒ sosialita yang butuh banyak dana untuk bolak balik ke salon jika ingin tetap bisa eksis.
Jangan percaya sales abalยฒ yang kelakuannya seperti fans boys oot ๐คฃ
Ayo Indonesia tambah lagi pesawat tempur ringannya tapi dengan sayarat. Adanya ToT, adanya join production, adanya share production, adanya pembayaran 50% pake minyak sawit. Tambah 2 skuadron