Kapal Perusak AS Lintasi Laut Cina Selatan, Ahli Militer Cina Sarankan Serangan Laser Sebagai Peringatan

Meski wabah virus corona sedang merebak hampir di seluruh penjuru dunia, namun rupanya tensi ketegangan di Laut Cina Selatan masih menyisakan bara. Seperti pada 10 Maret lalu, kapal perusak Arleigh Burke-class – USS McCampbell (DDG 85) diketahui melintas di Kepulauan Paracel, wilayah yang disengketakan antara Cina dan Vietnam. Bagi Cina, Perairan di Paracel atau disebut Cina sebagai Xisha, adalah kedaulatan mutlak milik Sang Naga, dan melintasnya USS Campbell jelas menjadi masalah serius.

Baca juga: Laut Cina Selatan Memanas, USS McCampbell Unjuk Gigi di Sarang Naga

Dikutip dari defpost.com (11/3/2020), juru bicara Komando Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA), Kolonel Senior Li Huamin, mengatakan bahwa militer Cina memantau kapal perang AS yang memasuki perairan wilayah Cina tanpa izin dan telah memperingatkannya untuk pergi.

Ia menambahkan, telah ada perintah untuk terus mengawasi dengan cermat perairan dan udara Cina guna mencegah insiden yang dapat membahayakan keamanan dan kedaulatan nasional. Bahkan di GlobalTimes, pihak AL Cina menyebut akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan nasional.

Terkait dengan tindakan yang “diperlukan” dalam konteks merespon kehadiran kapal perang AS, tentu menjadi menarik untuk dicermati, apakah AL Cina benar-benar berani mengambil tindakan nyata pada armada laut Paman Sam?

Pendapat menarik dikemukakan oleh penasihat ahli militer Cina, Song Zhongping yang menyatakan opininya di surat kabar GlobalTimes, bahwa menurutnya penggunaan senjata elektromagnetik, seperti sinar laser dengan energi rendah dapat digunakan untuk mengirimkan ‘peringatan’ keras kepada kapal perang AS. Penggunaan senjata tersebut tidak mematikan, namun dapat melumpuhkan untuk sementara waktu sistem senjata dan kendali di kapal perang tersebut. “Semua dilakukan tanpa terlihat oleh mata telanjang, dan tidak ada konflik yang terlihat secara terbuka,” ujar Song.

Son menambahkan, militer Cina harus mempertimbangkan penggunaan senjata laser yang tidak mematikan untuk mencegah kapal perang AS melintas di Laut Cina Selatan.

Baca juga: Buntut Serangan Laser AL Cina ke P-8 Poseidon, AS: “You Don’t Want to Play Laser Tag With Us”

Penggunaan serangan laser AL Cina pada pesawat intai P-8 Poseidon di Laut Cina Selatan pada 27 Februari 2020, membuat Cina menjadi percaya diri untuk menggunakan senjata tersebut.

Disebutkan serangan laser yang diarahkan dari kapal perusak Type 052D Luyang III Class (Hohhot 161) kepada Poseidon ternyata berpotensi menyebabkan kerusakan serius pada sistem pesawat. Weapon grade laser dipercaya sebagai bagian dari sistem pertahanan udara jarak depat pada kapal perusak tersebut. (Gilang Perdana)

14 Comments