Lama Dinanti, Akhirnya Jet Tempur T-50i TNI AU Bakal Dilengkapi Radar
|Menjelang berakhirnya Minimum Essential Force (MEF) tahap II 2016 – 2019, target untuk melakukan upgrade pada armada jet tempur T-50i Golden Eagle ternyata terus berjalan dan ada telah ada titik terang. Sejak diwartakan pada bulan Juli 2016, memang kemudian tak lagi terdengar kabar pengadaan radar untuk pesawat jet tandem seat buatan Korea Selatan tersebut. Namun, semuanya telah terjawab pada ajang Indo Defence 2018 yang berlangsung awal November 2018.
Baca juga: Kemhan Siap Datangkan 20 Unit Radar Multi Mode Untuk T-50i Golden Eagle TNI AU
Bersamaan dengan kontrak pengadaan tiga unit pesawat latih dasar KT-1B Wong Bee, tercantum paket lengkap untuk instalasi radar dan kanon internal untuk T-50i Golden Eagle yang kini memperkuat Skadron Udara 15. Dengan nilai kontrak mencapai KRW100 miliar (setara US$89 juta), pihak Korea Aerospace Industries (KAI) akan mulai mengirimkan pesawat perdana yang telah di upgrade, terhitung 25 bulan semenjak kontrak pengadaan ditandatangani.
Belum ada penjelesan, dimana proses instalasi radar dan senjata nantinya akan dilakukan pada T-50i Golden Eagle TNI AU yang jumlahnya ada 15 unit (setelah 1 unit mengalami total lost dalam insiden kecelakaan Lanud Adisutjipto, Yogyakarta pada 20 Desember 2015). TNI AU mulai mengoperasikan jet tempur ini pada tahun 2013.
Pemasangan radar sudah sejak lama menjadi isu yang mencuat untuk melengkapi T-50i Golden Eagle, pasalnya predikat jet ini bukan saja sebagai pesawat latih lanjut, melainkan telah diberi label ‘Tempur Taktis.’ Dalam beberapa kesempatan, flight T-50i yang tidak dilengkapi radar justru ditempatkan untuk mengaja wilayah perbatasan, seperti penempatan pesawat ini secara berkala di Lanud Manuhua di Biak, dan Lanud El Tari di Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Bila ada kebutuhan operasi pertahanan udara yang mendesak, T-50i memang masih mampu beraksi dengan panduan dari radar ground control yang akan memandu pilot menuju sasaran. Namun untuk eksekusi tembakan, selanjutnya pilot hanya bisa mengandalkan kemampuan visual mata langsung. Ironisnya, karena tidak adanya perangkat radar, maka saat ini pada bagian dalam hidung pesawat hanya dibekali ballast (pemberat) agar pesawat seimbang.
Dalam list MEF II, Kemhan berencana untuk mendatangkan 20 set radar berikut suku cadangnya untuk T-50i. Pesanan lebih diluar kebutuhan dipercaya akan dipergunakan sebagai unit radar cadangan.
Untuk jenis radar yang bakal digunakan, dari pabrikan pilihannya adalah AN/APG-67 buatan Lockheed Martin. AN/APG-67 masuk ke segmen radar multi mode X band. Radar ini sedari awal sudah menganut sistem serba digital koheren dengan pulsa Doppler.
Baca juga: T-50i Golden Eagle – Pesawat Tempur Taktis Modern Pencetak Pilot Fighter TNI AU
AN/APG-67 mengkonsumsi tenaga 396 watt, memungkinkan radar dapat mendeteksi sasaran berupa jet tempur dari jarak 75 km dalam mode tracking. Bahkan bila menggunakan velocity search, radar sanggup mengendus jet tempur dari jarak 150 km. AN/APG-67 dapat men-track 10 sasaran di udara secara simultan. (Gilang Perdana)
@admin
Min tolong di cek ulang tentang radar yg akan melengkapi TA-50 kita…karena kalo kita pake radar AN/APG-67, kenapa kontrak nya dengan pihak korea, malah bukan dengan amerika?
Setau saya, pihak Lockheed martin telah menggariskan bahwa pesawat TA/FA-50 tidak boleh menggunakan radar aesa supaya tidak merusak pasaran F-16 yg di MLU menjadi sekelas viper dg radar andalan aesa…bahkan komitmen antara KAI&LM telah mencoret radar berteknologi aesa buatan selex, dan menunjuk pada radar mechanical scan buatan ELTA EL/M-2032
Karena kalo kita buka katalog produknya LiG Nex1, disana ditampilkan produk fire control radar EL/M-2032, yang artinya perusahaan ini menjadi distributor produk radar buatan Elta.
Mungkin sebab ini pulalah sehingga dalam gelaran indo defence 2018 kemarin, kita teken kontrak radar untuk T-50i dengan pihak korea…bukan dengan amerika.
Lagipula kalo dibandingkan perfomanya, jangkauan deteksi EL/M-2032 dua kali lipat lebih jauh dibanding radar an/apg-67
https://goo.gl/images/QSMpqT
nanti TNI AU mau make radar yg mn neh,…AN/APG-67 atau yg buatan israel,..EL/M-2032,..krn yg fa-50 standarnya radar israel. Kalo TNI make buatan LM,..T-50 TNI,..secara kualitas sedikit di bawah punyanya pinoy.
Yah memang punya kita kan tipenya TA-50, bukan FA-50…dan mesinnya pun beda.
Kita pake F-404, sedang di sana pake F-414 yg output prosesnya lebih besar.
Tapi apapun itu, tipe FA-50 atau pespur sekelas sepeti Hawk-200 masih tergolong second line fighter
@admin
“OMAEGOT, OMAEGOT…min tolong diinvestigasi link dibawah👇, tentang renstra
3 yg segera menghadirkan konsep NCW 😱😱😱”
https://m.detik.com/news/berita/d-4321096/panglima-puas-atas-hasil-latihan-tempur-tni-di-situbondo
nggak apa2 kalo nggak radar anggap sj pilot TNI AU lat melawan pespur siluman, kan pespur siluman vs pespur siluman sama2 nggak keliatan d radar ujung2nya manuver dog fight & pugachev cobra
T Kan training Pesawat utk belajar, wajar kalau ngga radar, ngga wajar kalau ngga Punya sayap 🙂 kalau sudah beli radar ngga T lagi tapi F atau A atau kedua nya F/A kayak F/A 18 Super Horny!
Meski berlabel training tp fungsinya sebagai tempur taktis, jd punya dua fungsi dlm penggunaan pespur itu. Jd wajar jika dilengkapi dengan radar krn pespur itu mampu menggotong persenjataan jg
Radarnya gak jauh beda sama radar f16 ab
Min apa gak ad pembicaraan utk mengganti 1 T50 yg total lost atau beli FA 50?
botak toh paraaaahhhhhh…..
Selama ini darto ternyata 😴🙊🙉🙈
Jadi selama ini t50 auri masih pake darto
darto itu nama kucing gue, bro 😛