Jadi yang Pertama, Sistem Hanud NASAMS Qatar Menggunakan Rudal AMRAAM-ER
|Sebagai salah satu negara terkaya di Dunia yang punya potensi konflik tinggi dengan negara lain di Timur Tengah, adalah wajar bila Qatar menggenjot pengadaan alutsitanya sedimikian pesat. Seperti berita terbaru yang menyebutkan Qatar didapuk sebagai pengguna pertama rudal AIM-120 Air-to-Air Missile-Extended Range (AMRAAM-ER). Hal tersebut dinyatakan secara resmi oleh manufaktur AMRAAM-ER, yaitu Raytheon pada 10 Juli lalu.
Baca juga: Sistem Hanud NASAMS Kini Bisa Luncurkan Rudal AIM-9X Sidewinder
Mengutip dari janes.com (11/7/2019), pengumuman Raytheon dilakukan sehari setelah kunjungan Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani ke Gedung Putih, Washington. Raytheon memang mendapat berkah dari akuisisi AMRAAM-ER yang mencapai niai US$2,2 miliar, dimana kontrak tersebut belum termasuk paket pengadaan rudal Patriot yang juga akan diborong Qatar untuk melindungi obyek vital di negeri gurun tersebut.
Masih dari sumber yang sama, Raytheon kini tengah dalam proses pemberian sertfikasi akhir pada AMRAAM-ER. Pihak Raytheon sejak 2017 telah merilis proyek AMRAAM-ER, dimana rudal dari basis AIM-120 ini memang dirancang khusus untuk peran pertahanan udara (hanud) untuk National Advanced Surface-to-Air Missile System (NASAMS).
Sebagai produk evolusi paling maju dari keluarga AMRAAM, rudal ini dirancang dengan memadukan keunggulan dari produk-produk Raytheon sebelumnya. Sebut saja untuk hulu ledak (forward warhead) dan unit pemandu (guidance unit) mengambil dari sistem rudal udara ke udara AIM-120C8. Sementara sistem motor dan kendali mencomot teknologi RIM-162 Evolved Sea Sparrow Missile (ESSM). RIM-162 ESSM adalah rudal hanud jarak menengah yang populer dipasang di kapal induk, kapal perusak, frigat sampai kapal amfibi armada AS.
Dengan kecepatan Mach 4, AMRAAM-ER disebut-sebut mampu melesat sejauh 50 kilometer dan dapat terbang sampai ketinggian 25 kilometer. Rudal yang punya panjang 3,7 meter dan berat 152 kg ini dilengkapi sistem pemandu inertial guidance dan terminal active radar homing.
Baca juga: Dogfight di Kashmir Usai, Puing Rudal AIM-120C-5 AMRAAM Masih Jadi โMisteriโ
Dirunut dari rintisan keluarga AMRAAM, saat ini varian paling baru untuk segmen udara ke udara adalah AIM-120D yang menawarkan fitur lebih banyak dari AIM-120C7. Namun sejauh ini belum ada kabar bahwa basis AIM-120D akan disesuaikan untuk platform NASAMS. (Haryo Adjie)
Indonesia bagaimana? Sudah tidak usah banyak bermimpi. Tahun ini saya hutang JT + bunga hapir Rp. 700 triliun. Subsidi listrik dan BBM serta BPJS Kesehatan enggak dinaikkan aja udah syukur. Semua harus siap-siap situasi tersulis seperti KRISMON 1997. Dan Semoga enggak ada negara tetangga yang ngelunjak nantinya saat Indonesia mengalami KRISMON dengan memrovokasi TNI kita
NASAM TNI gimana nasib nya nih? Shukoi 35mangkrak, KFX gk jelas, KRI juga masih kurang bertaji hanud nya, sementara vietnam sdh punya fregate gepard, korvet molniya dengan rudal kalibr nya dan sdg mengincar kelas karakurt
Doktrin perang jaman sekarang mengandalkan superioritas udara kalau gk ngikutin perkembangan ya habis unit darat kita di sapu dari atas
sudah kontrak…tinggal nunggu barang datang……
kurang taji bagaimana……….KRI Marthadinata sudah diinstall semua persenjataan komplit…boleh diadu dengan Gepard vietnam…meskipun Gepard vietnam sangar….tapi akurasinya sangat meragukan…berkaca dengan kasus INDIA.
F-16 TNI boleh diadu dengan Sukro Vietnam…radar APG-68 + AIM-120 C7 boleh diadu dengan radar kuno N001VE + RVV-AE vietnam…….saja menjagokan F-16 Win….berkaca kasus INDIA
Apalagi pilot TNI-AU terkenal jago jago
KRI itu baru install VLS nya doang bang hingga akhir 2018 gk ada kontrak pengadaan MICA nya, oerlikon mmg sudah rampung.
F16 AB mmg dapet paket upgrade EMLU Falcon Star jadi bisa pakai JDAM tp utk rudal masih mengandalkan rudal jarak pendek AIM9x, meski raytheon sudah mulai produksi krn dpt green light dari senat AS utk pembelian 36 AIM 120C (jumlah F16 kita brp bang? 10 AB + 24 CD)
Raytheon Missile Co., Tucson, Arizona, telah mendapatkan kontrak insentif dengan harga tetap senilai $ 523,148,647 (P00001) untuk kontrak yang sebelumnya diperoleh dengan kode FA8675-18-C-0003 untuk memproduksi Advanced Medium Range Air to Air Missile (AMRAAM).
“Pekerjaan akan dilakukan di Tucson, Arizona, dan diharapkan akan selesai pada tanggal 31 Januari 2021.”
anggap saja 2023 baru nyampe tu barang di mari
poin nya di sini bukan kritik TNI nya justru kasian TNI nya, harus nya dgn negara se kaya Indonesia yg sumber daya alam nya melimpah, lebih mudah dan besar budget pertahanan nya di banding negri yg kata nya seperti red dote gk punya kekayaan alam tapi punya duit buat pertahanan nya malah PDB nya di atas Indonesia baik kesejahteraan prajurit nya atau pun alutsista nya
Ehem,
Ada yang bilang baru instal VLS doang ?
Lha VLS yang dipakai apa coba ?
VLS Mica khan ? Artinya VLS yang diinstal itu sudah canister berikut rudalnya, sebab Mica memang bisa begitu.
@SGI …..kepo lagi kepo lagi….hhhhh
Kayak orang kebelet pipis aja kamu itu…hhhhh
Hadapi realita saja…jangan bermimpi di siang bolong long…….
Kalau komen itu jangan diulang ulang…panjang bingit…
Yang penting itu kontrak sudah DIKERJAKAN…beres bung
Sukro aja baru dipersenjatai 7 tahun kemudian…….
@konyol Hhhhh….Wkwkwk…santai aja bro, namanya juga diskusi, galak amat ๐๐
Kocak….
ada perangkat rudal testernya bung saat pemasangan vertical launcher MICA
Jadi penasaran NASAM TNI AU pakai rudal apa ya AIM 170 atau AMRAAM ER
TNI-Au sdh kontrak AIM-120 C7…berarti untuk menjaga kompabilitas…TNI akan memesan terus AIM-120 C7……bila pabriknya masih memproduksi…..
aim-120 c7 bisa dipakai untuk NASSAMS namun diperuntukkan untuk pesawat tempur F16 C/D
Ada yang mau saya tanyakan
Mana yg lebih baik antara amraam er, amraam d atau essm gen terbaru
Dgn mengusung nama amraam apa bisa dipake pswt tempur
Lebih canggih AIM120D & ESSM block 2 karena dual active seeker. AMRAAM ER masih single active seeker
Negara-negara Arab tidak masalah mengakuisisi peralatan perang Barat karena Barat butuh minyak mereka. Mereka ini punya daya tawar terhadap Barat, dan pastinya ekonomi yang mapan.
Kalau minyak mereka terkuras habis atau telah berkembang teknologi energi baru, perhatikan bagaimana sikap Barat. Masih bermanis-manis manja atau berpahit-pahit kecut.
Ada gas alam, silikon dan rare earth materials. Negara-negara Arab sudah aware akan hal tersebut
Sampai berapa lama?
Tidak ada barang tambang yang “selamanya”
Silikon dan rare earth materials saja baru mulai. Masalah migas mereka sudah mulai investasi dan eksplorasi ke wilayah lain yang belum terjamah seperti Amerika Latin, Afrika, Australia dan negara pecahan Soviet
Kau itu bukan komentar cerdas tapi ngomel ngawur
joss Gandoss…..ngawur blass orang ini……
Coba kamu baca produsen minyak dunia itu siapa ????
Negara kaya mah bebas ….mw beli ap aja kesampaian…mw spek yg gmn…mw brp bny…
Bila ada tekanan…uanglah yg berbicara…
It’s all about money…
Negara kaya yang masih mau berpikir realistis & logis. Emoh tawaran paket hemat tapi harganya amit-amit
Edan. NASAMS tapi diintegrasikan dengan radar Patriot generasi terbaru (PAC3 MSE) yang sudah AESA dan 2 kali lipat jangkauan radarnya AN/MPQ65 milik PAC3
Terus untuk apa radar Sentinel. Jadinya tidak terpakai dong.
Mungkin pakai sistem anti udara berlapis SAM jarak jauh untuk nembak rudal balistik/jelajah SAM jarak menengah untuk nembak pesawat tempur…
AMRAAM ER memiliki command guidance / CLOS dari ESSM yang artinya agar optimal butuh radar dengan illuminator atau dengan FCS radar. Radar milik Patriot mengadopsi sistem seperti Aegis. Sudah built in illuminator. Radar Sentinel harus diupgrade dulu