Ching Kuo Indigenous Defense Fighter (IDF) – Jet Tempur Multirole ‘Fly By Wire’ Rancangan dan Produksi Taiwan
|Insiden tewasnya personel darat (ground crew) wanita Angkatan Udara Taiwan yang terhisap mesin jet tempur di Pangkalan Angkatan Udara Ching Chuan Kang, Taichung, telah mengingatkan netizen tentang Ching Kuo, jet tempur multirole yang merupakan rancangan dan produksi dalam negeri.
Baca juga: Ground Crew Wanita Angkatan Udara Taiwan Tewas Tersedot Mesin Jet Tempur Ching Kuo
Meski debutnya jarang terdengar netizen, namun Ching Kuo adalah jet tempur yang tergolong canggih di kelasnya. Ching Kuo Indigenous Defense Fighter (IDF) adalah jet tempur multirole yang dirancang untuk memperkuat pertahanan udara Taiwan di tengah ancaman dari Cina.
Pesawat ini dinamai untuk menghormati Presiden Taiwan Chiang Ching Kuo, yang mendorong pengembangan industri pertahanan domestik. Berikut adalah sejarah pengembangan dan informasi penting tentang Ching Kuo IDF.
Latar belakang pengembangan Ching Kuo terjadi pada tahun 1980-an, saat Taiwan menghadapi pembatasan ketat dalam pembelian senjata canggih dari negara-negara asing akibat kebijakan One China Policy yang diberlakukan oleh banyak negara. Taiwan merasa perlu mengembangkan jet tempur sendiri karena Amerika Serikat menolak menjual pesawat tempur generasi baru seperti F-20 Tigershark dan F-16A/B (saat itu).
Pada tahun 1982, pemerintah Taiwan memulai proyek untuk mengembangkan jet tempur domestik melalui perusahaan Aerospace Industrial Development Corporation (AIDC). Proyek ini diberi kode nama “An Hsiang” (Peaceful Flight).
Meskipun Taiwan mengembangkan IDF secara domestik, mereka mendapat dukungan teknologi dari perusahaan-perusahaan AS, seperti General Dynamics yang membantu dalam desain aerodinamika, Garrett AiResearch (sekarang Honeywell) mengembangkan mesin jet TFE1042-70, dan sistem avionik dan radar dibuat dengan bantuan Westinghouse.
Dari aspek desain, pesawat ini memiliki kemiripan dengan F-16 dan F/A-18 Hornet dalam hal penampilan dan konfigurasi. Ching Kuo dibuat untuk melakukan misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat dengan kemampuan manuver tinggi.
Untuk meningkatkan kemampuan manuver, stabilitas, dan efisiensi operasional, Ching Kuo sudah mengadopsi sistem fly by wire 3-kanal digital dengan redundansi triple untuk memastikan keandalan.
Prototipe pertama, Ching Kuo A-1, melakukan penerbangan perdana pada 28 Mei 1989. Setelah pengujian ekstensif, produksi dimulai pada awal 1990-an, dengan pengiriman ke Angkatan Udara Taiwan (ROCAF) dimulai pada tahun 1994.
Ching-Kuo IDF memiliki dua konfigurasi tempat duduk, beberapa varian, dan jumlah produksi yang terbatas karena dibuat untuk memenuhi kebutuhan Angkatan Udara Taiwan. Terdiri dari F-CK-1A – varian kursi tunggal (single-seat) untuk misi tempur operasional. Digunakan untuk misi udara-ke-udara, patroli, dan serangan darat. Kemudian ada F-CK-1B – varian kursi ganda (twin-seat) untuk pelatihan dan misi tertentu.
Total Ching Kuo diproduksi 131 unit, terdiri dari 102 unit F-CK-1A (kursi tunggal) dan 29 unit F-CK-1B (kursi ganda). Seluruh produksi dilakukan oleh Aerospace Industrial Development Corporation (AIDC) di Taiwan.
Bicara aspek persenjataan, F-CK-1 Ching-Kuo dilengkapi dengan kanon internal sebagai bagian dari konfigurasi senjatanya. Selain itu, pesawat ini memiliki kemampuan untuk membawa berbagai jenis senjata untuk misi udara-ke-udara dan udara-ke-darat.
Kanon internalnya adalah M61A1 Vulcan kaliber 20 mm enam laras putar. Kapasitas amunisi yang dibawa sekitar 515 peluru dalam sekali terbang.
Vulcan “Gatling Gun” M61A1 – Kanon Organik Legendaris Keluarga F-16 Fighting Falcon
Secara keseluruhan, Ching Kuo memiliki 9 titik cantelan senjata, terdiri dari 4 cantelan di bawah sayap, 3 cantelan di bawah badan pesawat (termasuk titik tengah untuk tangki bahan bakar eksternal) dan 2 cantelan ujung sayap. Beban (payload) senjata maksimum 3.860 kg, yang mencakup rudal, bom, dan tangki bahan bakar eksternal.
Untuk menghadapi peperangan udara dengan jet tempur Cina, Ching Kuo mengandalkan kombinasi rudal udara ke udara jarak pendek Tien Chien 1 (Sky Sword I) yang profilnya mirip AIM-9 Sidewinder untuk dogfight.
Kemudian ada rudal udara ke udara jarak menengah dengan pemandu radar aktif Tien Chien 2 (Sky Sword II) yang digunakan untuk pertempuran di luar jangkauan visual (BVR), profilnya mirip dengan AIM-120 AMRAAM. (Gilang Perdana)
Taiwan Luncurkan Pengembangan Rudal Tien Chien V – Kemampuan Setara AIM-120C8 AMRAAM
Sudah memiliki total 131 unit F-CK-1 Ching-Kuo, seiring meningkatnya ketegangan dengan Tiongkok di Selat Taiwan apakah Taipe tak berencana memproduksinya lebih banyak lagi?
Teringat dulu saat uji terbang perdana….saat meluncur di runway, jalannya terseok-seok πππ
Tapi akhirnya berjaya π