Di Pangkalan Udara Kadena, Jet Tempur Stealth F-22 Raptor ‘Nyungsep’ (Lagi) Saat Ditowing
|Di hari ketiga Lebaran, ada kabar datang dari Okinawa, Jepang, yaitu diwartakan sebuah jet tempur stealth F-22 Raptor milik Angkatan Udara AS mengalami insiden roda hidung (nose gear) di Pangkalan Udara (Lanud) Kadena, yaitu dengan bagian hidung yang mengalami ‘nose down’ alias nyungsep di landasan, mirip dengan insiden nose landing gear collapse yang pernah terjadi pada F-35 Lightning II.
Baca juga: Alami Masalah Kelistrikan, Jet Tempur Stealth F-35B ‘Nyungsep’ Saat Ditowing
Dari informasi yang beredar di media lokal, insiden ini terjadi pada 11 April 2024. Menurut saksi mata dan laporan TV dari Okinawa Television, sekitar pukul 10.30 Waktu Setempat, pesawat mengalami keadaan darurat di landasan, foto menunjukkan pesawat stealth tercanggih andalan Negeri Paman Sam itu sedang ditarik dengan roda hidung yang tampaknya terlipat.
Meskipun belum ada konfirmasi resmi yang diberikan, sepertinya roda hidung pesawat tersebut colaps saat pesawat ditarik keluar dari landasan pacu dengan mesin dimatikan. Mobil pemadam kebakaran dan kendaraan lain bergegas menuju landasan 23L/5R, namun tidak terjadi kebakaran dan terlihat personel sedang memeriksa pesawat.
Ini bukan pertama kalinya F-22 mengalami masalah pada roda pendaratannya. Pada bulan Maret 2022, foto F-22 Raptor dengan kerucut hidungnya terkubur di dalam tanah di Pangkalan Angkatan Udara Eglin, Florida, diposting online setelah pesawat tersebut mengalami kecelakaan pada roda pendaratan. Pernyataan dari Test Wing ke-96 di Eglin membenarkan bahwa insiden itu terjadi saat pendaratan.
Satu tahun sebelumnya, pada 15 Maret 2021, sebuah F-22 Raptor yang ditugaskan di 325th Fighter Wing, mengalami kecelakaan darat di jalur penerbangan di Lanud Eglin, Florida. F-22 mengalami keadaan darurat dalam penerbangan dan mendarat dengan selamat tetapi mengalami kerusakan pada roda hidung di landasan pacu.
Tidak hanya jet tempur F-22 yang mengalami berbagai masalah pada bagian hidungnya. F-35 Lighting II juga memiliki riwayat masalah pada nose gear. Pada tanggal 26 Januari 2024, F-35C Lightning II milik Korps Marinir AS, yang ditugaskan ke Marine Fighter Attack Squadron (VMFA) 311 di Pangkalan Udara Korps Marinir Miramar, California, mengalami kerusakan roda pendarat hidung saat diparkir tak lama setelah misi pelatihan di Pangkalan Udara Angkatan Laut Fallon, Nevada. Dugaan hal inu terjadi karena masalah pada kelistrikan.
Dikutip dari The Avionist.com, foto-foto menunjukkan F-35C yang mengalami kecelakaan, CF-89/170109, berkode “WL-04”, dan nose jatuh di dekat perangkat Electro-Optical Targeting System’s glass fairing. Anomali terjadi setelah pilot mematikan pesawat tanpa masalah, kemudian pilot mulai menuruni tangga ketika roda pendarat hidung mulai ‘menarik’ secara perlahan.
U.S. Air Force F-22 Raptor fighter jet suffered a nose gear issue at Kadena Air Base, Okinawa, Japan.
Images show the stealth aircraft being towed with its nose gear apparently retracted. pic.twitter.com/mteqppfelQ
— Clash Report (@clashreport) April 12, 2024
Sebelumnya, pada 1 Desember 2022, sebuah F-35B Lightning II milik Marine Fighter Attack Squadron (VMFA) 121 ‘Green Knights’ terlibat dalam insiden di darat di Pangkalan Udara Kadena, Okinawa, Jepang: setelah melakukan pendaratan hati-hati di pangkalan karena kemungkinan masalah kelistrikan, pesawat sedang ditarik ketika roda hidung patah.
Insiden F-35B di Kadena pada tahun 2022 sangat mirip dengan insiden lain yang terjadi pada F-35A USAF pada tahun 2018. Dalam peristiwa tersebut, F-35A Lightning II, yang ditugaskan di Skuadron Tempur ke-58, mengalami kecelakaan. -penerbangan darurat dan kembali ke pangkalan. Pesawat mendarat dengan selamat dan parkir ketika roda depan depan colaps. (Gilang Perdana)
Anomali, Insiden Roda Pendarat Hidung F-35C Milik USMC ‘Nyungsep’ Saat Tengah Diparkir
Cuman ada masalah kecil pada sistem kelistrikan roda pesawat, bukan pada sistem komputer secara keseluruhan. Lagian diperbaiki sebentar udah bisa dipake lagi.
Kalo soal Drone gak bisa dibandingkan karena itu buatan pabrikan USA yg mungkin tidak sekuat dan sematang DJI. Toh DJI juga pake GPS. Drone sendiri tidak menjadi senjata utama dalam perang walopun penggunaannya dilakukan secara signifikan.
Nose gearnya jangan-jangan buatan Ch***. Bercyanda. Itu perusahaan pembuat nose gear perlu diaudit dan ditinjau kembali kayaknya.
Baca guys, bahkan drone2nya low quality: Jakarta – Perang drone Ukraina lawan Rusia memaksa kedua belah pihak untuk berinovasi dengan cepat. Namun ternyata, drone buatan Amerika Serikat tidak unggul di medan perang sehingga mendorong Ukraina beralih ke drone buatan China.
Permasalahan yang terdapat pada banyak drone buatan AS, khususnya drone kecil, adalah bahwa drone tersebut sering tak berfungsi seperti yang diiklankan atau direncanakan. Selain itu menurut sumber, mudah mengalami kesalahan ketika diincar jammer Rusia.
Drone AS rupanya rapuh dan rentan terhadap peperangan elektronik. Di sebagian drone AS yang dikirim ke Ukraina, masalahnya termasuk tidak bisa lepas landas, tersesat, tidak kembali atau gagal memenuhi harapan misi.
Awokawokawok, belum perang dah kayak gitu pak bos, menang lawan pesawat pesawat full analog make pesawat full digital digembor² in, eh rupa²nya.. tapi yah secanggih apapun klaim mereka ya nyerang apapun hatus full gruop mental kaleng kerupuk kesana kemari nyari babu² biar ngga kalamg kabut pas lagi meras minyak kayak di irak contohnya
rodanya minta dipijet itu pesawat, dah akik akik soalnya, karena dah tua jadinya ya gitu dech xixixi
LOL rodanya copot wkwkwk
Penjilat barat bakalan tutup mata, produk gagal buatan AS akan tetap dipuja setinggi langit xixixi
Bahan baku pesawat AS terbuat dari tahu…. 😀
buat alusista jangan beli made in amerika, nyawa prajurit lebih berharga dari pada produk busuk buatan AS.
Produk AS Mahal karena kick back/bayar sogokan dpr AS + uang pelicin buat broker dan jendral negara pembeli, sisanya karea biaya kerja disana 10x biaya di indonesia.
Masih lebaran jadi sujud lah sama yang kuasa.
Luar biasa nie pespur.. Ngk perlu ditembak dah nyungsep duluan.. Apakah kekurangan dana untuk maintenance tuh roda