Rheinmetall Lanjutkan Pengembangan Meriam dan Amunisi 130mm untuk MBT Next Generation

Bila tiada aral melintang, Jerman untuk pertama kali dalam 50 tahun terakhir akan memproduksi jenis amunisi dengan kaliber baru. Raksasa perusahaan pertahanan Jerman Rheinmetall dilaporkan telah menandatangani kontrak penelitian dan pengembangan beberapa minggu lalu untuk membuat versi produksi meriam dan amunisi di kaliber 130 mm.

Baca juga: Rheinmetall L/44 120 mm – Senjata Pamungkas MBT Leopard 2A4 Revolution TNI AD

Meskipun rincian kontrak tidak diungkapkan, ada spekulasi bahwa Hongaria mungkin terlibat, karena sejauh ini Hongaria adalah satu-satunya negara yang memiliki perjanjian pengembangan untuk Main Battle Tank (MBT) KF51 Panther, yang secara opsional dapat dilengkapi dengan meriam Rheinmetall L/52 gun 130 mm.

MBT KF51 Panther berpotensi dipersenjatai dengan meriam 130 mm baru, meskipun menurut perjanjian dengan Hongaria, varian produksi yang dikenal sebagai Panther EVO diharapkan dilengkapi dengan meriam L/55A1 120 mm. Laporan media menunjukkan bahwa tank tersebut dapat ditawarkan kepada Bundeswehr sebagai solusi sementara menuju sistem tempur darat masa depan yang lebih revolusioner.

Kelak KF51 Panther akan disebut sebagai “Leopard 3” atau “Leopard 2+”, karena model baru ini, meskipun dilengkapi turret baru dan sasis yang ditingkatkan secara signifikan, berasal dari platfortm MBT Leopard 2 yang sudah ada (turret baru juga dapat digunakan untuk mengupgrade tank Leopard 2 yang lebih tua).

 

Rheinmetall saat ini telah meluncurkan prototipe meriam smoothbore 130 mm, yang memberi peningkatan kaliber sebesar 8 persen dan menghasilkan energi kinetik 50 persen lebih banyak dibandingkan meriam 120 mm dari Rheinmetall, yang dipasang di ribuan tank di seluruh dunia.

Pengembangan meriam dan amunisi 130 mm dibiayai sepenuhnya oleh Rheinmetall. Meriam ini memiliki berat lebih dari 3,5 ton, sebagai perbandingan meriam 120 mm yang berbobot sekitar 3 ton, dan menggunakan selongsong dengan berat lebih dari 30 kilogram yang panjangnya sekitar 1,3 meter. Mengingat parameter yang ditingkatkan ini, para insinyur Rheinmetall yakin senjata tersebut hanya dapat digunakan dengan loader otomatis dan desain turret baru pada MBT.

 

 

Untuk saat ini, Rheinmetall sedang menunggu standar terbaru NATO yang akan mengidentifikasi tingkat lapis baja apa yang harus ditembus oleh persenjataan di masa depan. Meskipun para insinyur Rheinmetall berharap untuk menerima standar ini pada akhir tahun ini, mereka kemungkinan harus menghabiskan delapan hingga 10 tahun untuk menyelesaikan pengembangan senjata dan amunisi 130 mm.

Usai peluncuran prototipe, uji coba penembakan meriam 130 mm akan dilakukan. Jika uji coba tersebut berhasil, Rheinmetall dapat menetapkan standar serupa di seluruh dunia untuk meriam 130 mm, seperti yang terjadi pada meriam smoothbore 120 mm, yang dalam versi laras pendeknya juga diproduksi di bawah lisensi oleh Amerika Serikat untuk MBT Abrams. (Gilang Perdana)

Rheinmetall Luncurkan Panther KF51 – MBT Generasi Terbaru dengan Future Gun System