Perusak Kawal Rudal KRI RE Martadinata 331 Telah Lulus Masa Uji Coba
|Setelah memulai serangkaian uji pada 11 Juli lalu, PKR (Perusak Kawal Rudal) KRI Raden Eddy (RE) Martadinata 331 kini telah dinyatakan tuntas melaksanakan semua tahapan uji coba. Mulai dari speed test, crash stop test, dan turning maneuver di perairan Basin dan Laut Jawa telah selesai dilalui. Tuntasnya semua tahapan uji KRI RE Matradinata 331 ini telah diumumkan oleh Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) pada 13 September lalu.
Baca juga: Januari 2017, KRI RE Martadinata 331 Siap Perkuat Satuan Kapal Eskorta TNI AL
Dikutip dari Janes.com (15/8/2016), pihak Damen menyebut bahwa semua sistem telah diuji coba dan dinyatakan berhasil dengan baik di semua aspek. Serangkaian uji pada sesi sea trail mencakup pengujian sistem senjata (kanon OTO Melara 76 mm), sensor, radar, dan kemampuan sonar. Meski begitu disebutkan pula bahwa masih diperlukan modifikasi minor, seperti pada elemen akomodasi dan kompartemen. Kesemuanya diharapkan bisa tuntas menjelang akhir bulan September 2016.
Baca juga: CMS Mandhala – Sistem Manajemen Tempur Laut Kebanggaan Nasional
Sebelum melakukan sea trial di laut lepas, KRI RE Matradinata 331 yang juga populer disebut sebagai SIGMA Class 10514, melangsungkan tahapan uji di fasilitas PT PAL untuk memastikan kinerja sistem penggerak dan keamanan sebelum kapal ‘diajak’ berlayar ke laut lepas. KRI RE Matradinata 331 resmi diluncurkan pada 18 Januari lalu dengan pengukuhan nama sebagai KRI Raden Eddy (RE) Martadinata 331, kapal ini merupakan pesanan pertama Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI ini dijadwalkan akan diserahterimakan ke penggunanya, yakni Satuan Kapal Eskorta (Satkor) TNI AL pada bulan Januari 2017.
Baca juga: Thales Smart-S MK2 – Radar Intai Udara dan Permukaan Andalan KRI RE Martadinata 331
Diharapkan saat diserahterimakan ke pihak TNI AL, KRI RE Martadinata 331 sudah dilengkapi sistem persenjataan secara lengkap. Racikan alutsista untuk frigat ini adalah kanon reaksi cepat OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun, rudal anti kapal MM40 Exocet Block II (two triple launcher), peluncur torpedo Eurotorp B515, kanon CIWS Oerlikon Millenium 35 mm buatan Rheinmetall Defence, dan 12 peluncur rudal anti serangan udara VL-Mica buatan MBDA. Namun sampai saat ini, yang terpasang baru kanon OTO Melara 76 mm. Integrasi beragam sistem senjata di kapal perang ini menggunakan Combat Management System (CMS) Tacticos dari Thales.
Baca juga: MBDA Mica Naval: Generasi SAM VLS Pertama Untuk TNI AL
Merujuk ke spesifikasinya, PKR SIGMA 10514 punya bobot 2.400 ton, panjang 105 meter, dan lebar 14 meter. PKR dapat membawa 120 awak, dengan fasilitas hanggar, flight deck sanggup didarati helikopter seberat 10 ton. Dari segi performance, KRI RE Martadinata 331 mampu melaju sampai kecepatan maksimum 28 knots. Kemampuan jelajahnya maksimum hingga 5.000 nautical miles (setara 9.260 km), hal ini dapat dicapau jika kapal berlayar dengan kecepatan jelajah 14 knots. Bila kecepatan ditingkatkan ke 18 knots, maka jarak jelajahnya melorot ke 4.000 nautical miles (7.408 km). (Haryo Adjie)
Baca juga: Denmark Tawarkan Pembangunan Frigat ‘Plug and Play’ Iver Huitfeldt Class di Indonesia
Min….kok gak jadi pake Exocet MM 40 Block 3?
Mungkin karena blum dikasih sama si empunya rudal
@muzzadi
Gak dikasi sama yang pegang duit kali….
Lha wong kalo mau beli exo blok-3, RI ditawari utk mengupgrade exo blok-2 menjadi blok-3 kok
gile bener mantep ni kapal
mending bikin yg begini yg di banyakin 20 biji
Berharap kapal ini di perbanyak krna kapal ini sangt cocok utuk ngra kpulauan sprti ngra kita ini yg notabenya brperairan dangkal.
cakep bener nih frigate
@admin
Bung admin benda berbentuk spt “lampu meja” yang terletak diatas hanggar (gambar nomer 3), benda apakah gerangan?
@Pocong Merem, sepertinya itu alat bantu isyarat saat pendaratan Heli di deck
yup, saya pernah lihat alat yg sama di KRI Teluk Banten, sepertinya semacam lampu buat pencahayaan ke area deck.
@pocong merem
Itumah antene satelit…
Biasanya disitu buat penempatan radar navigasi utk memandu heli take off-landing….kalo di sigma class, antene satelitnya ditempatkan ditiang-yg terletak dibelakang cerobong asap
Bukankah ujicoba kapal tanpa muatan lengkap (maksudnya persenjataan) dengan muatan lengkap akan beda hasilnya?
Si Iver pas ujicoba dipasangi dummy Millenium.
Kalo menurut sy memang senjata yg terpasang bukan termasuk yg wah, bahkan klo dibandingkan dgn pny tetangga mgkn masih kalah. Bisa sj ini disengaja krn fokusnya bgmn PAL bs buat kapal sekaligus integrasi sistemnya. Jd kapal inibukan yg nanti jd andalan. Krn semua jeroan kapal ini sdhdiekspos kemana2. Sdhpasti lawan kita akan mudah mengantisipasinya.
Ingat saat kita buat LPD dgn korea, ternyata LPD ke 3 & 4 bedadgn saat belajar dr korea. Ingat jg KS nagabandaclass buatan korea, ternyata yg dibuat PAL beda dgn yg dibuat di korea. Jd sy yakin PKR nantinya akan jauh berbeda dari KRI REM 331 ini.
Enaknya mandiri akan jadi seperti itu
makanya kalau beli Alutsista harus menyertakan ToT
masalahnya para petinggi TNI banyak yang mengabaikan ToT
lebih menyenangi TTS ( Tinggal Terima Sog………………)
@admin
Bung admin kenapa produk kapal2 militer buatan galangan dalam negri tidak pernah melaksanakan “shock trial” seperti diluar negri….bahkan kapal penyapu ranjau yang tonasenya kecil saja tetap melaksanakan shock trial?
apakah cukup percaya saja dengan hasil simulasi komputer?
Mas @TukangNgibul, malah kami belum tahu tentang shock trial. Mungkin ada rekan2 yang bisa bantu share disini? Terima kasih 🙂
@tukang ngibul
Kita mah nggak perlu ikut2an pake shock trial kayak dinegara2 maju…cuma ngabis2in bahan peledak aja.
Cukup pembayaran cicilan kapalnya dikemplang, dijamin yang punya galangan kapal udah shock sendiri….
Kalo kapal perang india bisa diinstal rudal brahmos (rusia n india-blok timur) kombinasi sam barak (israel-nato blok barat) kira2 bisa gak ya kaprang buatan dalam negeri bisa kombinasi instalasi persenjataan dari 2 teknologi yg berbeda? Barang kali bung admin atau sobat indo militer ada bisa kasih pencerahan?!
@ivan
Bisa aja….
Kan sistim pengendaliannya berbeda (antara ashm&sam)…tuh sudah ada contohnya di KRI Owa
Klo bisa si Ashm nya yg juga d lengkapi kemampuan serangan darat terbatas / land attack capability sperti RBS 15 MK3,. Itung2 sbg bantuan serangan presisi terhadap sasaran sekitar area pantai/pesisir. Tuntutan pertempuran kapal sekelas frigat pun utk pertempuran masa depan sgt komplek. Dari low intensity sampe serangan presisi dgn colateral demage yg minim.
Exocet block III pada PKR sudah mendukung sasaran darat
@admin
Mau tanya lagi bung admin….boleh ya?
Disamping kanan-kiri hanggar helikopter masih ada ruangan tersisa cukup lapang…digunakan untuk apa bung?
Kan kalo di KRI.Owa utk penempatan yakhont, dan di M-class belanda utk penempatan VL-rudal essm…
WC umum
@admin
Bung admin, maasih penasaran dimana penempatan peluncur torpedo…kok gak kelihatan?
Kalo di sigma class kan letaknya didepan RHIB
@T Phd.. Bner juga yaa bung, jgn2 ga pke B 515 launcher lg, tapi pke MK 32 MOD 9 biar bisa dari dlm bodi kapal dan lebih Stealth kali yaa.. kn permukaan kapal jd lebih smooth..
Udah ga musim yg model kelihatan mas 🙂
model bagus, posisi belakang sebenar e masih bisa diinstal CIWS Oerlikon atu lg
ngarep rudalnya SS-N-27